20 : Bagaimana Meluruskan Kesalahpahaman

342 76 22
                                    


"Gue bakal jelasin ke dia kalau gue udah siap."


Jadi sebenarnya, Nala menjaga jarak gara-gara Nathan?

Sejak kemarin asumsi seperti itu tak mau enyah dari pikiran Ata. Membuat tidurnya, bahkan belajarnya pun jadi terganggu. Ia belum pernah mengalami patah hati sebelumnya. Serius, baru kali ini.

Sampai-sampai berita perihal kemalangannya itu jadi topik utama yang dibahas oleh selusin cogan malam ini.

"Jadi gebetannya balikan lagi sama mantannya?" Naufal bertanya demikian sekembalinya ia dari dapur rumah Angga.

Dilihatnya Ata yang masih mengenakan seragam sekolah tengah tengkurap di sofa seraya menelungkupkan kepalanya pada bantal. Miris, terlihat menyedihkan.

Karena itu pula ia bertanya pada Samudra dengan suara yang begitu lirih, nyaris berbisik.

"Katanya gitu." Bukan Samudra, Falah yang menjawab demikian. Sementara Naufal hanya membalas dengan anggukan paham.

"Itu kan kata dia sendiri," sahut Samudra kemudian. Diliriknya Ata yang masih berada di posisi awal. "Kaya nggak tau aja Ata anaknya gimana. Dia kan suka ngambil kesimpulan sendiri, belum tentu juga yang dia bilang bener, kan?"

Usai Samudra berkata demikian, Ata yang sejak tadi dikira tengah tertidur oleh yang lain tiba-tiba terbangun dari posisi tengkurapnya dan lekas mendudukkan badan dengan tampang yang sudah pasti acak-acakan.

"Jadi, belum tentu bener?"

Naufal, Samudra, Falah, dan yang lainnya kontan menatap nanar ke arahnya.

"Yang lo lihat belum tentu sesuai sama kenyataannya, bege. Udah lu tanya belum mereka ngapain disana?"

Untuk menjawab pertanyaan Jevin barusan, Ata hanya menggeleng dengan polosnya. Kontan saja membuat teman-temannya yang tengah menyimak pembicaraan mereka serentak menghela napas kecewa.

"Ya gitu emang, ganteng-ganteng somplak." Juno yang sedang mabar dengan Jiel tepat di bawah AC sana ikut menyahuti.

"Dia belum pengalaman, Juki," timpal Jiel kemudian.

"Iya, nggak kaya elo."

Dan adu mulut di antara keduanya sukses membuat yang lain geleng-geleng kepala.

"Seinget gue, kak Nathan itu satu divisi sama Nala di kepanitiaan serah terima jabatan." Haidar lantas membuka suara. "Lo tau kan pasbantara mau ada acara sertijab?"

Ata terdiam untuk beberapa saat, hingga akhirnya begitu teringat akan hebohnya Haidar karena lolos menjadi anggota tetap pasbantara tempo hari, anak itu lantas mengangguk sebagai jawaban.

"Nah tuh, siapa tahu mereka emang lagi ada urusan," timpal Chio kemudian.

"Terus kapan hari tu, bukannya lo bilang kak Nathan pernah ngapelin Putri ke kelas lo?" Falah ikut berbicara. "Ya lo pikir aja masa iya Nala mau diduain?"

Lantas cowok yang paling muda di antara mereka itu kontan melempar sorot mata sengit pada Jevin yang refleks memukul keras bahunya setelah ucapannya yang demikian.

"Lagian lo ngaca geh, Ta." Kemudian, Samudra ikut menasihati Ata. "Disitu lo juga lagi sama Anya, lo pikir Nala nggak cemburu?"

"Si Nala pasti mikir lo tarik ulur."

"Pake gandengan tangan lagi, lo mah ganteng-ganteng rada bego emang, Ta."

"Tau tuh, pake bawa-bawa Anya lagi," imbuh Haidar. Dan karena sahutannya barusan, Falah kontan menoleh ke arahnya seraya melempar tatapan heran. "Nada bicara lo kaya cemburu gitu, Dar?" tanyanya.

[1] Tiramisu CheesecakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang