•
•"Udah tau kan harus ngelakuin apa?"
•
•Sama seperti biasanya, Bu Ira mengantarkan dua cup tiramisu cheesecake ke bangku kantin yang ditempati anak-anak omega. Nampak Falah dan Haidar berdua di sana.
"Ata-nya belum dateng, Bu."
Bu Ira mengernyit heran karena informasi Haidar barusan. Yang beliau tahu, Haidar dan Ata memang kemana-mana selalu bersama. Namun sekarang, hanya Haidar yang ada, tidak dengan Ata. "Kemana, Mas?"
Haidar mengendikkan bahunya. "Nyamperin Anya kali, Bu."
"Lah, gebetannya Nala kenapa nyamperinnya Anya?" Falah menyahut. Haidar kontan berdecak kesal. "Lo kaya nggak tau Ata aja, Fal. Dia kan gampang banget nggak enakan. Kemaren aja nganterin Anya pulang nggak mau gue gantiin."
Bu Ira semakin bingung, apalagi menyimak pembicaraan kedua anak laki-laki di hadapannya kini yang hanya setengah-setengah. "Emang Mas Ata sama Mbak Anya kenapa, Mas?"
"Biasalah, Bu, insiden kecil di lapangan basket. Kepala Anya kehantam bola basketnya Ata."
"Astaghfirullah, terus gimana itu, Mas?" Bu Ira nampak terkejut sekaligus khawatir, membuat Ata yang baru saja datang terkekeh geli.
"Baik-baik aja kok, Bu. Cuma pingsan aja kemarin, sekarang Anya udah kaya biasa, kok," sahut Ata yang kemudian diikuti helaan napas lega Bu Ira.
"Makanya kalau main tuh hati-hati, Mas, jangan asal lempar." Bu Ira berlalu seraya menepuk pelan pundak Ata, membuat anak itu tertawa dan mengangguk paham. "Iya, Bu Ira. Makasih tiramisu-nya, Bu!"
"Dari mana lo?"
"Ngecek Anya, gue kira nggak masuk, ternyata udah baik-baik aja."
Falah mengernyitkan alis heran. "Khawatir banget lo sama Anya, sebenernya gebetan lo Nala apa Anya, sih?"
Pertanyaan Falah yang terkesan sarkas barusan membuat Ata jadi menatapnya sedikit berang. "Maksud lo apaan? Denger ya, gue kaya gini sama Anya sebagai bentuk pertanggungjawaban gue karena udah bikin dia pingsan kemarin. Bukan perihal siapa gebetan gue, tapi sebagai cowok gue tahu gimana harusnya gue bertindak."
Merasa suasananya sedikit tegang, Haidar-pun maju menengahi. "Udah-udah, napa jadi ngegas dah?"
Ata dan Falah pun sama-sama membuang muka.
"Lagian lo nggak nyadar apa gimana, Ta?"
Seruan Haidar barusan, membuat Ata berbalik seraya mengernyit bingung. "Apaan?"
Anehnya, Haidar merasa bersalah kemudian. Haruskah ia mengatakannya sekarang? Lagipula sudah terlanjur kelepasan. Ata juga terlihat begitu penasaran. Tapi bagaimana kalau nanti Anya marah padanya?
Anak itu menarik napas panjang sebelum akhirnya dihembuskan perlahan, seolah menenangkan perasaannya yang kini tak tentu arah. Tatapan Ata padanya kali ini mengisyaratkan tak ada candaan dalam pembicaraan mereka. "Apaan, woy?"
"Anya.."
"Kenapa Anya?"
Haidar mendengus kasar. "Anya itu suka sama lo," ujarnya kemudian.
Falah yang tadinya enggan menanggapi kontan melebarkan matanya kaget. "Serius lo?" tanyanya. Haidar pun mengangguk pelan sebagai jawaban. Sementara Ata justru terdiam seraya mengerutkan alis samar tidak percaya.
"Tau dari mana lo?"
Lagi-lagi Haidar menghela napas kasar. "Lo tau gimana deketnya gue sama Anya, kan? Dia curhat apa-apa ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Tiramisu Cheesecake
ФанфикHanansya Atarafka Madani sukses menghebohkan siswa siswi seantero sekolah setelah aksinya di pentas seni MOS angkatannya lewat popping dance yang berakhir dengan kedipan sebelah mata. Bisa ditebak setelah itu, siapa yang tidak kenal dengan seorang A...