•
•"Pacarnya emang suka posesif ya, mbak?"
•
•Nala tengah mematut penampilannya di depan cermin ketika Bagas dengan seenak jidatnya menyelonong masuk ke dalam kamar gadis itu.
"Ketuk pintu dulu kek, salam kek, kebiasaan!" sungutnya kesal. Pasalnya, karena ulah Bagas barusan, gadis itu terkesiap sehingga kepangan rambut sisi kirinya terlepas begitu saja sebelum berhasil diikat. "Jadi lepas kan kepangnya."
Karena yang digerutui adalah Bagas, jadi bisa dipastikan anak itu sama sekali tak menghiraukan ocehan Nala. Terbukti dengan aksinya yang sekarang justru bersedekap seraya menyenderkan badannya di ambang pintu kamar sang sepupu.
Manik hitam kelamnya menatap tajam ke arah Nala, sementara alisnya mengerut samar. "Mau kemana lo?" tanyanya sinis.
"Pergi, sama Ata."
Mendengar jawaban Nala, Bagas kontan menghela napas gusar. "Lo jadian sama dia?"
Nala yang tengah merapikan hasil kepangannya refleks menoleh, menatap nanar sepupunya itu. Baru setelah bibirnya melepas tawa geli, gadis itu menggeleng kuat.
Begitu menghadap ke cermin kembali, ia melirik Bagas yang masih menatapnya berang. "Kenapa sih, Gas?" tanyanya kemudian, "Kayanya lo nggak suka gitu kalau gue deket sama Ata."
Kedua bola mata Bagas kontan berputar malas. Sembari bergegas pergi meninggalkan Nala, anak itu berujar lirih. "Kaya nggak tau aja gue gimana."
Namun nyatanya suaranya masih bisa tertangkap oleh indra pendengaran Nala, membuat gadis itu terkikik geli, hapal sudah dengan kebiasaan Bagas.
Fakta bahwa Nala adalah gadis yatim piatu sejak usia enam tahun, membuat Bagas yang notabene adalah sepupunya merasa bahwa gadis itu kini menjadi tanggung jawabnya. Sekalipun ia membiarkan Nala melakukan sesuatu semaunya, tapi ia selalu berusaha agar gadis itu tak jauh dari pengawasannya.
Urusan cowok-cowok yang mendekati Nala, tentu saja tak luput dari perhatian Bagas. Karena menurutnya, bukan hanya fisik, tapi juga perasaan gadis itu yang harus dijaganya.
Sembari meraih totebag denimnya, Nala terkekeh sendiri, mengingat bagaimana kocaknya Bagas yang selalu melempar tatapan tajam pada setiap anak cowok yang main ke rumah. Padahal Nala tahu mereka yang datang hanya sekedar meminjam catatan, atau paling-paling berniat untuk kerja kelompok.
Nala tak pernah keberatan dengan sikap Bagas yang seperti itu. Hanya saja, gadis itu takut kalau lama-lama tak punya teman cowok lagi hanya karena sikap dingin Bagas pada mereka.
Apalagi menurutnya, kebiasaan sepupunya itu tak akan pernah berubah seiring berjalannya waktu.
Buktinya, seperti yang terjadi sekarang. Ata tengah berdiri kikuk di samping motornya gara-gara Bagas yang berdiri di ambang pintu seraya melempar tatapan sinis padanya.
"Mau lo ajak kemana?" tanyanya ketus.
Karena merasa terintimidasi, Ata tersenyum kecut, lantas mengusap tengkuknya canggung. "Main doang, cuma bentar kok," balasnya.
Dari dalam sana, diam-diam Nala mengintip, menertawakan gelagat lucu Ata yang terkesan takut pada Bagas. Baru setelah merasa iba, gadis itu keluar. Menyambut kedatangan Ata dengan senyum manisnya setelah sebelumnya meninju pelan lengan Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Tiramisu Cheesecake
FanficHanansya Atarafka Madani sukses menghebohkan siswa siswi seantero sekolah setelah aksinya di pentas seni MOS angkatannya lewat popping dance yang berakhir dengan kedipan sebelah mata. Bisa ditebak setelah itu, siapa yang tidak kenal dengan seorang A...