•
•"Jangan dimasukin hati, serius cuma bercanda kok."
•
•Tepat pukul empat lebih sepuluh ketika Samudra memasuki kamarnya seraya menenteng nampan berisi tiga gelas jus, setoples kacang atom, dan sepiring risoles buatan mamanya.
Untuk siapa lagi kalau bukan budak-budak tukang keluyuran dulu sebelum pulang ke rumah macam Atarafka dan Falah.
Hari ini, Haidar absen. Sudah tentu karena embel-embel, "Sorry, Haidar yang kerennya menyamai Oh Sehun ini lagi sibuk, jadi nggak bisa ikutan. Maklum, orang penting," Yang kontan mengundang tatapan horor dari tiga lainnya siang tadi.
Begitu selesai menaruh nampan di hadapan Falah, atensi Samudra beralih pada Atarafka yang tengah duduk bersila di pinggiran kasur. "Lo nggak latihan basket, Ta?" tanyanya sembari melepas kancing seragamnya satu persatu.
Yang ditanya hanya menggeleng pelan. Setelah mendengus kasar, anak itu melempar ponselnya ke nakas terdekat, lantas merebahkan tubuhnya ke kasur Samudra dengan menggunakan lengan sebagai bantal.
Karena ulahnya menyebabkan timbulnya suara keras, Falah yang tengah bersantai di karpet kontan mendongak, lantas bertemu pandang dengan manik kelam milik Samudra. Keduanya sama-sama heran, sehingga membuat alis mereka mengerut samar.
"Kenapa lu?" tanya Falah akhirnya. "Jangan sok sadboy gitu, Ta, nggak pantes."
Spontan saja setelah itu bantal milik Samudra melayang mengenai kepalanya. Tentu Atarafka pelakunya. Membuat Samudra yang tengah berganti kaus polos di depan almari itu justru terkikik geli.
"Ceritalah wahai tuan Atarafka, sekiranya Samudra yang bijak ini bisa membantu tuan."
Selepas mendengar menye-menye khas Samudra itu, Falah bergidik geli. Membuatnya dengan tega melemparkan beberapa biji kacang atom ke arah sahabatnya itu. "Geli, anjir."
"Sok sok-an membantu, asmara lu sendiri noh buruan selesaiin, gajelas," lanjut anak itu kemudian.
Satu decakan pun lolos dari bibir seorang Samudra Bagaskara. "Apaan sih, gausah dibahas," elaknya.
Agaknya justru menarik perhatian Ata yang kini terlihat beranjak dari kasur Samudra dan meraih gitar di samping nakas. "Heran gue, lo double date sebenernya pasangan lo si Anin apa si Diana, sih?" sindirnya kemudian.
Membuat Falah kontan bertepuk tangan meriah. "Nahloh, jawab Sam, nggak jawab pki."
Dari tempat duduknya, Samudra lantas meraih sebuah botol parfum kosong di meja belajar, dilayangkannya benda itu pada Falah yang justru tergelak karena ulahnya. "Nggak nyambung, bege."
Ata yang berusaha fokus dengan gitar di pangkuannya cukup tersenyum miring, melirik kedua sahabatnya itu sampai geleng-geleng kepala.
"Udah tau bakal sakit hati, malah dilanjut double date-nya," ujar Falah.
"Mana bawa-bawa Diana lagi, kasian banget tu anak," timpal Ata kemudian.
Ocehan keduanya terbukti sukses membuat suasana hati Samudra kacau balau. "Berisik. Perasaan tadi topiknya Ata, kenapa jadi gue dah?" gerutunya pasrah. Sementara Ata dan Falah hanya menanggapinya dengan gelak tawa tak henti-hentinya.
Beberapa saat kemudian, hening menyelimuti ketiganya. Falah yang kembali fokus pada ponselnya, Samudra yang tengah menyalin susunan panitia OSIS untuk kegiatan class meeting beberapa minggu ke depan, dan Ata yang menatap kosong ke langit-langit dengan tangannya yang menggonjreng gitar asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Tiramisu Cheesecake
FanfictionHanansya Atarafka Madani sukses menghebohkan siswa siswi seantero sekolah setelah aksinya di pentas seni MOS angkatannya lewat popping dance yang berakhir dengan kedipan sebelah mata. Bisa ditebak setelah itu, siapa yang tidak kenal dengan seorang A...