P A R T - 1 5

196 35 198
                                    

LET'S SPAM VOMENT! Ara menunggu :3

Itu bintang dipencet, kasian tuh.

____________________________________________________

"Kau yakin, Sol? Aku tak perlu menemani?" tanya Ice yg melihatku tengah bersiap, aku pun menatapnya sekilas & kembali melihat kearah cermin.

"Ya, aku yakin. Aku akan mencoba melawan kalau ada yg mencoba mengganggu, karena aku tau tak mungkin selamanya akan dilindungi."

"Baiklah, meskipun aku tak yakin padamu."

Aku tersenyum padanya. "Tak apa, aku tau kau pasti meragukanku."

Aku membenarkan poni rambutku, huft . . . ini dia. Aku pun segera keluar setelah membuka pintunya, aku tak boleh terlambat.

Naik dari lantai 5 menuju rooftop, aman. Aku pun bernapas lega, tak ada yg mengganggu ku.

Oke, mari kita teruskan. Aku pun segera menuju elevator yg berada di antara dua air terjun replika & naik lagi menuju rooftop tingkat ketiga, tempat rooftop bar berada.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan gadis beriris honeygold tersebut.

Ia memang duduk dipojok, disana tidak menarik perhatian. Lebih privasi dibandingkan dengan tempat lain.

Aku pun menghampirinya & segera duduk di kursi kosong yg tersisa. "Ada apa?" tanyaku to the point.

Gempa pun menatap diriku sekilas, lalu meminum matcha tea yg telah ia pesan sebelumnya.

"Ceritakan padaku semuanya."

"Maksudmu?"

"Semua yg terjadi di hari itu, bodoh."

Aku pun tersentak, seakan gadis dihadapan ku ini bukan Gempa. Tatapannya begitu dingin, seakan bukan Gempa yg ada disana.

Aku pun menarik napasku. "Baiklah, akan kuberi tahu yg sebenarnya."

"Hari itu, kami, tim drama sedang berlatih. Saat hendak berlatih salah satu adegan, Halilintar tak sengaja tersandung & jatuh menimpahku. Dan saat itulah kau datang," jelasku.

"Lalu, kenapa kau tak hadir saat pertunjukan utama?"

"Aku disekap di gudang peralatan olahraga, tapi aku juga tidak tau siapa pelakunya."

Tiba2 Gempa tersenyum, aku pun menatapnya heran. Ada apa?

"Aku sudah tau semua itu."

"Lalu, kenapa kau bertanya padaku?"

"Karena, aku ingin mendengarnya langsung darimu."

Tiba2 ia memelukku, aku pun terkejut dengan perlakuannya barusan. Namun tak lama, aku membalas pelukan darinya.

"Maaf, aku sudah salah sangka. Hiks. . . a-aku seharusnya tak pernah memercayai Thorn," ucapnya sambil terisak pelan saat memelukku.

Aku pun tersenyum. "Tak apa, Gem. Aku bisa mewajari hal tersebut."

Ia pun melepaskan pelukannya & menyeka air matanya. Lalu, senyum khasnya pun terbit di bibir gadis itu.

"Terima kasih, Sol."

Aku tersenyum, namun langsung luntur saat ingat sesuatu. "Oh ya, Gem? Apa . . . kau tak ingin memperbaiki kembali hubunganmu dengan Halilintar?" tanya ku.

SCHOOL FOR THE RICHEST [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang