P A R T - 2 5

187 26 238
                                    

Kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kegelapan.

Kegelapan adalah hal yg paling aku benci selama hidupku. Namun, kini aku terjebak dengan kegelapan itu sendiri.

Aku tak dapat melihat apapun, hanya warna hitam pekat yg mengelilingi diriku.

Reflek, aku menutup mataku karena tiba2 saja ada cahaya yg amat terang muncul dihadapanku.

"Apa terlalu terang? Maaf, aku tidak sengaja."

Suara ini . . . aku amat mengenalinya.

"Ka-kau??" Ia tersenyum.

"Sudah kuduga, kita pasti bertemu lagi dalam waktu dekat."

"Bagaimana kau tau?"

Bukannya menjawab, ia malah menendang kakiku. "Ish . . . apa maksudmu, hey?!" protesku.

"Kau lupa? Kita ini satu orang yg sama, dasar pikun."

"Mengataiku sama saja mengatai dirimu sendiri, bodoh!"

"Berarti kau juga bodoh!"

"Aku tidak bodoh!"

"Ah, sudahlah! Berdebat denganmu tak akan ada akhirnya!" Akhirnya, diriku dari masa lalu menyerah juga.

"Jadi . . . kenapa kita bertemu?"

"Kurasa, kau akan berubah pikiran saat melihat ini."

Seketika suasana yg awalnya hitam pekat berubah menjadi sebuah ruangan, butuh waktu sejenak untuk menyesuaikan intensitas cahaya yg masuk ke mataku.

Ini . . . ruang kesehatan sekolah.

"Bagaimana?"

Aku berdecih kesal begitu menyadari apa yg 'diriku' tunjukkan. Ayahku---bukan, lord Amato berada disebelah diriku yg masih pingsan.

"Lalu, apa?"

Ia menghela nafas. "Perhatikan ayah, dia terlihat amat menyesal dengan perbuatannya. Apa kau tak ingin memaafkannya? "

"Tentu saja, tidak."

"Huh, coba kau perhatikan ia dari dekat."

Aku pun berjalan mendekati Amato & nampak ia tengah tersedu sambil menggenggam tangan ku.

Nampak jelas kantung mata miliknya, juga guratan-guratan kekhawatiran. Apa ia benar2 menyesal? Ah tidak, kurasa tidak.

"Solar . . . maafkan ayah. Ayah benar2 menyesal telah mencampakkanmu, ayah harap kau cepat bangun & kita bisa bersama seperti dulu."

Bersama seperti dulu? Cih, dasar pak tua menyebalkan. Apa ia lupa? Ia sudah memiliki keluarga baru?

"Apa apaan ia? Lalu, kenapa ia tidak menemui kami dari lama?" cibirku, yg tentu saja tak dapat didengar oleh beliau.

SCHOOL FOR THE RICHEST [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang