B O N U S # 1

219 23 102
                                    

[Set diambil sebelum Gempa putus dengan Halilintar]

Note : Avan/nama panggilan Halilintar dari Gempa hanya berlaku saat mereka berduaan.

Funfact : justru bagian inilah awal dari kenapa Ara punya ide buat bikin cerita ini, tapi malah dia yg ngga dapet tempat di main story :'V

____________________________________________________

Solar sedang membaca buku dengan santainya sambil berbaring diatas kasurnya, saat ini tak ada kegiatan apapun.

Jadi daripada membuang waktu percuma, lebih baik ia menuntaskan bacaannya yang ntah keberapa itu.

BRAKK!!!

Gadis kelahiran Jerman itu pun terkejut, ia menatap bingung rekan sekamarnya yg menjadi pelaku pembantingan pintu barusan.

"Kau ini kenapa?"

"Aku kesal dengan Gempa! Masa dia menghukumku?! Padahal jelas ini salah Halilintar!"

Solar menyerngit heran. 'Memang ada apa?'  batinnya.

"Bisa kau jelaskan, Ice? Aku bingung ada apa sebenarnya," ucap Solar, Ice pun menghela napas.

"Fine, jadi begini . . . ."

- $ $ $ -

Hari Senin minggu pertama adalah hari yg cukup disukai sekaligus dibenci oleh nona pertama dari keluarga Axel ini.

Alasan?

Pertama, hari ini adalah jadwal berjaganya di UKS pada jam istirahat. Jadi, ia bisa tidur disana dengan damai.

Kedua, hari ini ada kelas Attitude, Ia benci kelas itu. Merepotkan sekali menurutnya.

Setelah melewati pelajaran terkutuk tersebut, Ice pun bernafas lega. Akhirnya bisa tidur juga, pikirnya.

Tanpa basa-basi lagi, ia segera pergi menuju ruang UKS & merebahkan dirinya diatas salah satu brangkar.

"Nah . . . inilah yang bisa kau bilang sebagai surga dunia~" Ia pun langsung bertolak ke negri mimpi.

Selang beberapa menit kemudian, nampaklah seorang remaja berambut raven memasuki ruang UKS.

Tujuannya ialah membangunkan gadis cantik ini dari mimpinya karena salah satu guru memanggilnya.

"Ice,"  panggil pemuda itu sembari menggoyangkan kaki Ice, namun gadis itu tak bergeming sedikit pun.

Pemuda itu berdecih, ia tahu gadis ini jika sudah tidur maka sudah sama persis seperti batu.

Diam membisu dan tak bergerak.

"Icelynn Giovanni Axel, mrs. Rin memanggilmu," ucapnya.

"Hmm," sahut Ice malas sembari menendang tangan pemuda itu yang sedari tadi mengganggu tidurnya.

"Ish, anak ini . . . ."

"Enghhh~ Boboiboy~" racau Ice dalam tidurnya, lain hal dengan Fang yang terdiam mendengar racauan mirip desahan tersebut.

Hal itu membuatnya berfikir yang bukan-bukan.

Pemuda mesum itu juga merasa sakit karena gadis yang ia cintai itu malah menyukai orang lain, bukan dirinya.

Bagaimana kalau ia memberikan sedikit pelajaran pada gadis ini? Fang pun tersenyum sinis.

Tangan Fang pun bergerak untuk memainkan helaian rambut panjang milik Ice, namun langsung terhenti begitu tangannya ditahan oleh seseorang.

SCHOOL FOR THE RICHEST [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang