🕊29🕊

10.8K 1K 406
                                    

Jisung sudah rapih dengan pakaian hangat nya. Menyisir surai kelam ke arah belakang, tampan. Dirinya sudah sempurna.

"Da~da~"

"Ji Woo.. Kemari sayang."

Baby Ji Woo merangkak lalu mendudukan tubuh nya tepat di hadapan Jisung. Merentangkan tangan minta gendong sang papa.

Ji Woo tak kalah menawan. Wajah manis nya dibingkai topi rajut bewarna baby blue.

"Da~" bayi manis nya terkekeh saat tubuhnya di bawa ke dalam gendongan sang papa yang sudah rapih dan tampan.

"Ayo sarapan."

Jisung membuka pintu kamar nya. Berjalan turun menuju ruang makan karena dirinya belum sarapan, begitupun dengan baby.

Jisung mendudukan tubuh putra nya di kursi bayi. Membiarkan Ji Woo bermain dengan mainan nya yang menggantung di meja.

Kaki nya melangkah menuju wastafel untuk menyimpan gelas kotor.

"Jisung, jangan di cuci. Biar aku yang cuci nanti."

Jisung menulikan pendengaran. Ia mencuci lalu meletakan nya di tempat kering.

"Apa. Bilang apa barusan? Kan aku udah bilang jangan kerjain pekerjaan rumah untuk beberapa bulan kedepan hm."

Ia lingkarkan tangan nya pada tubuh sang istri. Mendekat nya lembut tanpa menekan tubuh yang lebih kecil.

CUP

CUP

Sesekali bibir kecup-kecup pundak kesayangan nya yang terekspose karena pakaian rajut baby blue nya sedikit longgar.

"Jisung~ diam sebentar. Aku lagi buat makanan buat Ji Woo."

Jisung menoleh ke belakang. Baby nya masih asik bermain dan mengoceh dengan air liur turun membasahi dagu.

Ia kembali memutar kepala. Fokus pada lelaki mungil dalam dekapan, sudah lama dirinya tidak cuddle.

Semenjak kelahiran Ji Woo, istrinya lebih fokus mengurus Ji Woo dibanding dirinya.

"I miss you, Chenle."

"Aku ga kemana-mana. Kangen kenapa?"

Jisung tertawa kecil, Chenle mengikuti. Ia tau apa yang Jisung maksud tapi berpura-pura tidak paham akan maksud terselubung Jisung yang berucap rindu.

"Kalo Ji Woo punya adik gimana? Emang kamu ga kapok nangis karena takut aku tinggal hm?"

Chenle usak surai sang suami yang masih setia mendusel pada tengkuk nya. Ia mendengar helaan nafas berat, seperti beban saat tau jika Jisung tidak bisa melakukannya dengan Chenle.

"Aku takut. Jangan hamil lagi." gumam nya membuat Chenle tergelak.

"Kan aku udah janji ga bakal pergi kemana-mana."

"Berisik. Ga bakal pergi, tapi koma selama tiga hari. Hm, bagus sekali Park Chenle."

Chenle membalik tubuhnya. Menatap Jisung dengan senyum sementara Jisung menatap sang istri dengan pandangan dongkol.

"Makasih udah bantu aku bangun dari koma." Chenle mengalungkang tangan nya pada pundak Jisung. Menatap lamat lelaki hebat di hadapan nya penuh cinta.

Jadi. Setelah Chenle berhasil melewati persalinan, ada komplikasi tubuh yang membuat nya hampir meninggal saat itu.

Berkat Jisung. Lelaki itu terus mengoceh di hadapan nya, ditambah usapan lembut baby Ji Woo membuat Chenle sadar.

Belum saatnya ia pergi meninggalkan dua manusia kesayangan nya.

Orange [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang