Jisung membuka mata saat sesuatu menyentuh rambut nya.
Ia pun menyerngit dalam tidur saat menghirup aroma parfume segar yang tidak asing di indra nya.
Ia mendongak.
"Muka lo pucet." ucap nya dengan wajah khawatir. Jisung berdecak dan kembali menidurkan kepala nya tapi gagal karna tangan nya lebih dulu di tarik.
"Ayo ke uks."
"Lepas. Gue males." Jisung menarik kembali tangan nya dari genggaman Chenle namun karna Chenle memang sangat keras kepala, ia tetap menarik Jisung agar mengikutinya.
"Nanti lo mimisan lagi Jisung. Ayo~"
"......" Jisung tidak menggerakan tubuhnya dan membiarkan Chenle terus menariknya susah payah hingga menggeram.
"Ayooo~"
"......"
"Jisung ayoo!!"
"......"
Jisung menepis tangan Chenle dan bangkit dari duduknya, Chenle bersorak kecil lalu mengekor dibelakang tubuh Jisung yang kini berjalan menuju uks.
"Ngapain lo ikut?" tanya Jisung dengan wajah jengkel nya. Tapi Chenle membalasnya dengan kekehan kecil.
"Kan lo udah izinin gue buat ikutin lo kemanapun. Lo lupa?"
Oh, ternyata Chenle masih mengingat nya, padahal ia sudah melupakan nya sejak beberapa hari lalu.
"Terserah lo."
Chenle tersenyum menang. Langkah nya jadi terasa lebih ringan karna Jisung sudah mengizinkan nya.
Namun rasa senang nya hanya bertahan beberapa saat karena di menit berikut nya tubuh kecil Chenle jatuh terjerembab ke dalam semak-semak hingga seragam nya kotor terkena air embun dan tanah.
Jisung mendepak kakinya saat berjalan! Chenle jelas merasakan nya tadi.
Tapi bukan nya membantu Chenle bangkit, Jisung malah memilih mengabaikan nya dengan seringai di bibir saat Jisung menolehkan kepala menatap nya.
"Jisung sialan!!?"
===
Chenle meringis memegangi lutut dan siku nya yang memerah karena saat terjatuh siku dan lutut nya mengenai batu.
"Lo kenapa?"
Chenle mendongak dan mendapati Chan menghampiri nya dengan wajah khawatir.
"Jatoh."
"Kok bisa?"
Chan merogoh saku nya lalu berlutut menumpukan lututnya di lantai. Tangan Chenle ditarik dan dibalik perlahan.
Dengan hati-hati Chan memasang plester pada siku dan lutut memerah Chenle.
"Masih sakit?" tanya Chan dan dibalas gelengan oleh Chenle.
"Tapi muka lo kayak mau nangis." ledek Chan saat menatap hidung dan mata Chenle yang memerah.
"Sakit!! Tapi sekarang udah ga terlalu sakit."
Chan menyodorkan permen ke arah Chenle. Chenle cemberut tapi tetap mengambil permen yang Chan ulurkan untuknya.
"Udah gue kasih permen jadi jangan nangis. Malu sama anaknya ibu kantin."
Chenle mengerang saat telapak tangan lelaki itu mengusak surai nya hingga berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange [jichen] END
FanfictionOriginal Story @Ddongie_ Orange [Minsung] Chenle di beri kesempatan kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu. masa depan nya adalah sebuah kehancuran. dan dia tidak ingin hidup dalam bayang kesalahan dan penyesalan. jadi, Chenle melakukan nya...
![Orange [jichen] END](https://img.wattpad.com/cover/243941029-64-k586929.jpg)