Chenle tidak tau jika selama ini Jisung menyembunyikan hal besar dari nya.
Komplikasi nya menyebar ke seluruh tubuh. Membuat nafas sang kekasih memendek di tiap waktu.
Hingga pada akhirnya Jisung menghembuskan nafas terakhir hidup nya. Dengan tangan yang semula saling menggenggam.
Kini genggaman nya hanya terasa erat di satu sisi saja.
Chenle menangis. Beberapa jam yang lalu Jisung mengusap perut nya, bicara pada baby jika lahir kelak haruslah menjadi anak pemberani.
Chenle menutup wajah. Tidak ada yang lebih hancur melihat sebagian hidup mu telah pergi.
Apalagi kondisi Chenle yang masih mengandung baby Ji Woo.
Chenle berjalan mundur, mempersilahkan para tim medis mengurus tubuh kaku Jisung yang tak lagi bernyawa.
Segala kenangan nya memenuhi kepala hingga rasanya pening. Tapi Chenle harus kuat. Ada kehidupan lain di dalam tubuh nya.
Chenle harus bisa jauh lebih kuat. Agar baby nya baik-baik saja, agar Jisung pun tenang di alam sana.
Salah Jisung karena memendam penyakit nya sejak lama.
Tanpa memberi tau Chenle sama sekali. Chenle pun merasa gagal menjadi pendamping Jisung karena tidak bisa lebih teliti pada kondisi sang suami.
Jika saja Chenle lebih peka saat Jisung mengalami lebam di punggung. Jika saja Chenle bisa lebih peka saat Jisung mengeluh karena dada dan kepala nya nyeri si tiap malam.
Jika saja Chenle lebih peka akan itu semua. Mungkin Jisung tidak akan meninggalkan nya.
Sekarang semua nya terlambat. Chenle berbalik badan, keluar dari ruangan serba putih itu.
Pikiran nya kacau. Ia kalut, tangis nya membuat dirinya merasa sesak.
Chenle berlari. Entah kemana tujuan nya ia pun tak tau. Tanpa alas kaki, Chenle berlari di sepanjang trotoar.
Ada satu hal di dalam ingatan nya.
Taman.
Jisung pernah mengubur sesuatu di dalam sana, tepat di salah satu pohon yang tidak jauh dari air mancur.
Saat itu Chenle bertanya, apa yang Jisung kubur? Tapi Jisung menjawab
"Lo bakal tau kalo saat nya tepat."
Tapi sepertinya waktu itu tidak akan pernah terjadi. Jisung sudah lebih dulu pergi meninggalkan nya.
Jadi tidak ada alasan bagi Chenle untuk menunggu waktu yang tepat.
"Hiks"
Chenle menjatuhkan tubuh nya. Dengan tangan kosong ia menggali tepat di mana Jisung mengubur sesuatu itu.
Tidak berapa lama, Chenle menemukan nya. Sebuah kotak persegi yang kotor karena tanah.
Chenle membuka nya. Ada sesuatu di sana.
Sebuah gelang dengan liontin bunga daisy. Itu gelang pemberian Jisung untuk nya, namun tidak bertahan lama karena di minggu berikut nya gelang itu rusak.
Lalu ada secarik kertas. Chenle mengambil nya.
'Park Chenle sayang. Gue ngerasa aneh sama surat yang bakal gue buat kali ini.
Tapi gue tau kenapa gue pengen tulis ini buat lo.
Chenle. Gue tau kayanya lo bakal bosen denger gue ungkapin perasaan gue. Tapi lo harus tau, gue ga main-main tentang rasa cinta gue sama lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange [jichen] END
Hayran KurguOriginal Story @Ddongie_ Orange [Minsung] Chenle di beri kesempatan kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu. masa depan nya adalah sebuah kehancuran. dan dia tidak ingin hidup dalam bayang kesalahan dan penyesalan. jadi, Chenle melakukan nya...