Original Story @Ddongie_ Orange [Minsung]
Chenle di beri kesempatan kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu.
masa depan nya adalah sebuah kehancuran. dan dia tidak ingin hidup dalam bayang kesalahan dan penyesalan.
jadi, Chenle melakukan nya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana di dalam mobil terasa canggung.
Tidak!! Hanya Chenle sih yang merasa gugup sementara Jisung mengendarai mobil nya dengan santai.
"Jisung. Bisa ubah jalur ga? Gimana kalo kita ke taman deket air mancur aja."
Jisung tidak membalas, ia hanya mengangguk dan berbelok ke arah lain sesuai arahan Chenle yang ingin pergi ke taman.
"Jadi, atas dasar apa lo ngajak gue keluar berdua."
Chenle menunduk dalam-dalam. Benar juga, ia tadi hanya asal bicara karena sebenarnya Chenle ingin lebih lama bersama dengan Jisung.
"Ada yang mau gue ceritain sih-"
"Kita udah sampai. Ayo turun." Jisung memarkirkan mobil nya dekat ke arah taman yang Chenle ingin kan.
Chenle melepas seat belt dan berlari kecil ke arah Jisung.
Jisung mengambil nafas sejenak lalu menghembuskan nya perlahan. Ia menatap sekitaran taman yang sepi namun terlihat indah dan menenangkan.
Chenle manarik pergelangan Jisung untuk duduk di kursi taman. Jisung mengikuti dan duduk di samping lelaki mungil tersebut.
"Um- kalo gue cerita. Lo mau percaya ga sama gue?"
Jisung menaikan sebelah alisnya bingung. Apa maksud dari kalimat Chenle sebenar nya?
"Maksud lo?"
"Cerita gue ini kayanya terdengar aneh dan ga masuk akal. Mungkin lo juga bakal ngira kalo cerita gue cuma cerita biasa tanpa ada makna di dalam nya."
Jisung menggeleng kecil. Ia melipat kakinya dan bersandar.
"Lo belum cerita tapi udah nyimpulin pendapat gue. Cerita dulu, baru gue kasih tanggapan."
"Tapi... Jangan ketawain gue ya."
Jisung mengangguk kecil. Chenle menghela nafas terlebih dahulu sebelum memulai cerita.
"Gue lupa kapan, tapi ada di satu malam gue mimpi. Mimpi nya aneh tapi itu kerasa nyata banget..
Di mimpi itu gue bangun dari tidur dan ngeliat diri gue yang lainnya berdiri di deket jendela kamar. Dia jalan ke arah gue dan duduk di samping kasur.
Wajah nya manis dan... Lebih tirus. Dia ngaku kalo dia itu 'Chenle dari masa depan' gue kaget, tapi gue masih yakin kalo itu mimpi jadi gue iya in aja.
Dia cerita ke gue tentang lo. Sikap nakal lo yang dulu sering ganggu gue sampai nangis dan semacam nya dan gue ngeiyain kalo sikap lo emang kaya gitu.
Tapi di akhir kalimat dia minta tolong sama gue Ji. Dan gue ga tau harus apa karena rasanya apa yang dia minta itu aneh."
Chenle meneguk saliva nya saat tau jika Jisung ternyata menyimak cerita nya dengan wajah serius. Chenle jadi ragu apakah ia harus menceritakan semua nya?
Tapi..
"Terus? Apa yang dia minta?"
Jisung meminta nya untuk melanjutkan cerita, walau sebenarnya Chenle merasa ragu.
"Dia minta gue buat jaga lo."
Wajah Jisung berubah tepat saat mendengar penjelasan Chenle.
Chenle mulai tidak enak hati apalagi saat melihat perubahan wajah Jisung.
Tapi ia harus melanjutkan cerita nya agar Jisung tidak salah paham padanya.
"Gue ga tau harus jaga lo dari apa. Tapi... Gue nganggukin kepala dan nerima permintaan dia buat jaga lo.
Lo bahkan jauh lebih kuat dari gue tapi kenapa dia minta gue buat jaga lo? Dan ada satu hal lagi yang harus lo tau.
Itu juga adalah salah satu alasan gue terima permintaan dia Ji."
Jisung mengangguk ingin mendengar lebih jauh cerita Chenle yang sial nya sangat menarik untuk dia dengar.
"Wajah dia sedih banget. Waktu pertama kali gue liat, mata nya sembab kaya habis nangis lama. Bibir nya pucet dan gemeter waktu minta tolong ke gue buat jaga lo.
Gue ngerasa hancur liat diri gue sendiri di masa depan bakal jadi semenyedihkan itu... Dia juga keliatan bener-bener frustasi waktu liat dan nyoba yakinin gue.
Jadi yah... Gue ngeiyain apa yang dia mau walau gue ga tau bakal berhasil atau engga."
Jisung menunduk dan tidak lagi menatap ke arah Chenle. Ia memilih menatap ke depan, atau lebih tepat nya ke arah pancuran air di tengah taman.
Mata nya seperti menerawang sesuatu tapi Chenle tidak tau apa.
"Dan.. Gue berhasil deket sama lo. G-gue ga tau apa yang bakal terjadi di masa depan tentang kita...
Tapi waktu gue liat diri gue sesedih itu saat nyebut nama lo, gue tau kalo masa depan gue ga baik-baik aja.
Gue... Gue ga mau ada penyesalan Ji."
Kalimat Chenle terdengar lirih saat di akhir dan Jisung jelas merasakan itu. Ia pun merasa ada desiran aneh di dalam dirinya saat mendengar semua cerita Chenle.
Apa yang Chenle ceritakan bisa saja sebuah kenyataan. Masa depan mereka mungkin tidak akan baik-baik saja tapi Jisung seperti yakin akan satu hal.
Dirinya lah yang akan membuat Chenle menangis.
"Maaf kalo cerita gue bikin lo bad mood Ji. Jujur gue juga bingung harus cerita ke siapa lagi. Gue bingung apa yang harus gue lakuin, gue ga tau harus percaya atau engga tapi--"
Chenle menghela nafas dan ikut menunduk tanpa melihat ke arah lawan bicara nya lagi.
Jisung mendengus kecil dan menepuk pundak Chenle perlahan.
"Sekarang giliran gue yang cerita. Lo mau denger?" ucap Jisung sambil memaku pandangan pada Chenle.
Chenle menoleh dan mengangguk mantap membuat Jisung menatik ujung bibir nya.