🕊2🕊

9.5K 1.3K 187
                                    

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===


"Jisung.. Lo bisa gak sih sehari aja jangan ganggu gue? Mau lo apa?"

Chenle dengan wajah memerah menahan tangis menghampiri Jisung yang saat itu sedang duduk di kantin dengan kawanan nya.

Jisung hanya abai membiarkan Chenle terus mengoceh sampai kemudian Chenle menarik kerah seragam yang Jisung pakai.

SRAK-

DUGH-

Jisung balas mendorong tubuh Chenle yang lebih kecil dibanding dirinya hingga jatuh.

Seluruh pasang mata dikantin menatap takut-takut. Pemandangan seperti ini memang sering terjadi di antara Jisung dan Chenle.

Tapi walau begitu sebenarnya mereka pun merasa kasihan pada Chenle.

Tapi mau bagimana lagi? Jika mereka membantu Chenle, bagaimana jika target bully dalam list Jisung bertambah?

"Apa ya yang gue mau hmm.. Gue mau lo nangis."

Chenle yang awalnya akan menangis jadi menahan tangis nya. Jisung akan semakin senang jika melihat dirinya menangis kan? Jadi ia menahan nya.

"Muka lo jelek banget sih kalo nangis. Gue juga kesel liat lo banyak tebar pesona kalo turun dari mobil!"

Alasan macam apa itu?!! Chenle benar-benar muak dengan apa yang Jisung lakukan hari ini.

Kursi nya di rusak. Buku biologi miliknya dimasukan ke dalam gudang hingga Chenle di hukum karna di anggap tidak membawa tugas.

Dan sekarang menu makan siang nya di campur daun kering oleh Jisung.

Habis sudah kesabaran Chenle.

"Bisa gak sih lo cari target bully lainnya selain gue hiks- gue capek lo mainin terus tau gak!! Hiks huu.."

Jisung tertawa puas begitu pun rekan lainnya. Melihat Chenle menangis entah kenapa membuat Jisung senang.

Tidak lama kemudian bel berdering pertanda habisnya waktu istirahat. Jisung meninggalkan Chenle tanpa membantu nya bangun sama sekali.

Membiarkan Chenle menangis sesegukan di lantai kantin seorang diri.

"Chenle udah ya jangan nangis. Ayo bangun, bel udah bunyi."

Dengan langkah lambat Chenle bangkit dibantu teman lainnya. Chenle tidak kenal tapi ia menerima uluran tangan itu untuk membantu nya.

Chenle bersyukur masih ada yang mau membantu nya. Yah walau telah sih.

Tentang Jisung..

Tidak ada yang tau kenapa Jisung begitu senang membully Chenle padahal Chenle bukan siswa yang lemah atau miskin. Justru sebaliknya..

Chenle anak dari orang terpandang, hidup penuh kemewahan dan kasih sayang tak terbatas. Memiliki banyak teman dan penggemar.

Tapi tidak ada yang tau jelas alasan Jisung menetapkan target nya pada Chenle.

Saat di tanya teman nya pun Jisung hanya menjawab

'Gue gak suka aja liatnya.'

Sekeras apapun teman nya memint alasan, Jisung tidak akan menjawab nya dengan jawaban lain. Pasti hanya seperti itu.

Sementara bagaimana dengan Jisung?

Jisung pun lahir dari keluarga terpandang, siswa berprestasi dan banyak dibanggakan guru.

Memiliki visual tampan yang tak dapat di pungkiri jika sosok nya banyak disukai.

Bagi siapapun yang melihat sosok nya pasti mereka akan menjawab jika Jisung adalah sosok pangeran sempurna!!

Tapi mungkin ada satu hal yang menjadi kekurangan nya yang banyak dibicarakan oleh kebanyakan orang.

Jisung benci olahraga.

Biasanya kebanyakan siswa populer dengan visual tak main-main pasti sangat menyukai olahraga namun tidak bagi Jisung.

Lelaki itu sangat benci pada pelajaran olahraga. Apapun jenis nya ia tidak menyukai nya.

Alasan nya?

'Capek. Bikin badan keringet dan gue benci badan gue basah sama keringat.'

Oke- terserah bagaimana maunya seorang Park Jisung.

===

BRAK-

Chenle membanting pintu kamar nya dan melempar tubuhnya ke atas ranjang.

Hari nya sangat buruk setiap hari. Jisung tidak pernah membiarkan dirinya menjalani hari dengan tenang.

Setiap hari selalu saja ada masalah yang menghampiri nya hingga membuat Chenle lelah.

"Jisung sialan hiks-"

Sekuat apapun Chenle berusaha menahan tangis tapi tetap saja dirinya tidak bisa. Padahal Jisung malah akan semakin membully nya jika menangis.

Tapi bagaimana lagi? Ia tidak bisa menahan nya saking lelah nya dipermainkan.

Chenle bangkit dan melepaskan seragam nya. Ia duduk di kursi belajar hanya dengan kaus putih tanpa lengan.

Bibirnya melengkung kebawah menatap secarik kertas kosong diatas meja.

'Untuk saat ini, Jisung memang anak yang nakal dan kurang ajar, dia pasti banyak bikin kamu sedih ya. Tapi dia sebenarnya anak yang baik dan sama cengeng nya kaya kamu kok.'

'Chenle manis bisa janji sama aku kan? Tolong ya.. Jaga Jisung.'

Chenle mengerutkan kening nya saat ingatan nya kembali pada mimpi malam itu..

Bagaimana bisa ia melihat dirinya sendiri di masa depan? Mustahil dan terdengar aneh.

Tapi..

Entah kenapa hatinya seperti hancur saat melihat raut penuh kesedihan terpancar dari sosok dirinya di masa depan.

"Janji ya.."

Chenle manatap jemari nya. Di dalam mimpi dia berjanji untuk menjaga Jisung walau ia pun tidak yakin bisa melakukannya.

Chenle sebenarnya tidak ingin menganggap serius mimpi aneh nya malam itu. Tapi ada perasaan kuat di dalam dirinya untuk mengabulkan janji tersebut.

"Harus banget gue lakuin ini? Tapi kenapa?"

Chenle menggigit bibir bawahnya karna bingung. Tangan nya mengambil pena dan menggores sesuatu di dalam lembaran kosong di atas meja.

"Gue gak tau ke depan nya bakal gimana tapi.. Gue penasaran kalo gue ngerubah sikap gue buat Jisung, apa yang bakal Jisung lakuin ya?"

Karena sejujurnya Chenle pun penasaran. Atas dasar apa Jisubg membully nya? Apa alasan yang sebenarnya? Kenapa Jisung tidak pernah merasa puas dan-

Ia pun tidakingin melihat dirinya di masa depan terpuruk dan bersedih seperti Chenle yang ia temui di mimpi nya malam itu.

"Oke Chenle, lo bisa!!"

Chapter 3 ada di antara Chap 17-18 ya, kalo mau lanjut kalian scroll dulu.. Maaf yaa kalo jadi acak



Tbc


Orange [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang