🕊9🕊

8.6K 1.2K 73
                                        

"Perhatian anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru.. Nak kemari lah."

Jisung menghentikan gerak tangan nya yang semula sibuk menulis.

Ia menatap seorang lelaki dengan perawakan tinggi dan berwajah asing masuk ke dalam kelas.

Beberapa siswi bersorak melihat rupa murid baru tersebut apalagi saat sosok nya tersenyum.

Jisung memutar mata nya malas dan memilih lanjut menulis dibanding memperhatikan perkenalan di depan nya.

"Christopher Bang tapi kalian bisa memanggilku Chan. Senang bertemu dengan kalian dan mohon bantuan nya."

Sebentar lagi ujian. Tapi kenapa bisa sekolahnya menerima murid baru?




===




Jam istirahat Jisung gunakan untuk bermain di kelas. Ia terlalu malas pergi ke kantin untuk membeli makanan.

Teman-teman nya pun masih sibuk berlatih dan meninggalkan nya sendiri.

Jisung mem-pause game nya. Ia menatap ke arah pintu untuk yang kesekian kali.

Dahi nya menyerngit. Tidak biasanya Chenle tidak mengunjungi nya, biasanya lelaki itu akan datang beberapa menit setelah bell berdering.

"Jisung~!!"

Kan. Baru dibicarakan, sosoknya datang dengan suara berisik yang berisik memeka telinga.

Beberapa teman nya menatap Chenle kaget tapi Chenle yang memang sepertinya sudah tebal muka tidak memperdulikan nya sama sekali.

"Bantuin gue kerjain ini!! Gue semaleman ga tidur dan ga istirahat-"

"Yang juara satu kan lo. Kenapa minta tolong gue?"

Chenle menatap Jisung tidak percaya. Apa Jisung setega itu membiarkan nya kesulitan?

"Aaa~ please gue ga paham WSS."

Jisung mem-play lagi game nya. Sebenarnya ia bisa mengerjakan nya tapi melihat Chenle merengek dan memohon terdengar lucu di telinga nya jadi ia memilih untuk mengabaikan nya dulu.

"Jisung~ lo ga kasian sama gue apa?"

Chenle mencicit dengan nada kecil dan lirih. Ia bahkan menidurkan kepala nya dia atas meja dengan wajah yang memelas yang sial nya membuat Jisung meremat ponsel nya tanpa sadar.

"Sini coba gue-"

"Hallo? Maaf ganggu, tapi bisa gue liat soal nya? Kali aja gue bisa bantu."

Chenle menoleh saat sosok asing yang tidak pernah dilihat nya datang menghampiri dengan wajah yang luar biasa manis.

"O-oh.. Ini bukunya." Chenle menegakan tubuh dan memberikan buku catatan nya pada murid baru tersebut -Chan.

"Emm. Jelas gue paham, kebetulan gue dari aussie."

Ucap nya dan dibalas dengan reaksi Chenle yang berlebihan namun menggemaskan bagi siapapun yang melihat nya.

"B-berarti lo bisa ajarin gue dong?"

Chan mengangguk diikuti kekehan khas nya. Chenle bersorak senang.

"Sini ke meja gue, biar ga ganggu temen lo."

Chenle mengangguk dan bangkit dari hadapan Jisung lalu mengekor ke arah pojok kelas dimana Chan duduk.

Sementara bagaimana dengan Jisung?

Lelaki itu melanjutkan game nya dengan wajah yang... Kesal?

Jisung pun tidak mengerti tapi ia kesal diabaikan begitu saja.

"Jisung."

Jisung tidak menjawab panggilan Chenle dan malah lanjut memasang earphone. Namun sebelum earphone nya terpasang, Chenle sudah ada dihadapan nya.

"Apaan lagi-"

"Ini buat lo. Gue tau lo males ngantin."

Jisung menatap roti dan jus kotak di atas meja yang Chenle beri untuk nya. Kemudian Chenle kembali ke meja si anak baru tanpa berucap apapun lagi.

Oh sial. Kenapa hatinya menghangat.





===





Chenle manatap hasil pekerjaan nya yang dibantu teman baru nya -Chan.

Chan mengajari nya dengan sangat sabar dan menyenangkan, membuat Chenle mudah menyerap penjelasan nya.

"Jisung yang ajarin?" tanya Jeongin dan di balas gelengan oleh Chenle. Keduanya sedang berjalan di koridor dengan tas di punggung karena jam pelajaran sudah usai.

"Enggak. Anak baru di kelas Jisung yang ajarin gue, namanya Chan."

Jeongin mengangguk ia pun tau jika ada murid pindahan dari aussie.

Di tengah perjalanan Jeongin pamit dan berbelok arah karena jemputan nya sudah hadir di depan gerbang dengan motor besar nya.

Chenle berbelok ke arah lain tapi langkah nya terhenti saat melihat sosok yang membantu nya tadi siang.

"Chan!!"

Yang dipanggil menoleh lalu tersenyum saat melihat Chenle melambai untuk nya. Chenle berlari dengan senyum di wajah.

Tanpa sadar jika ia baru saja melewati Jisung.

Jisung mendengus dan melanjutkan langkah nya menuju mobil. Mood nya memburuk drastis.

"Makasih buat yang siang hehe."

"No. Ga apa-apa, gue seneng bisa bantu temen di hari pertama gue masuk."

Chenle manatap Chan yang hanya diam seorang diri di dekat mading.

"Jadi lo nunggu apa disini?" tanya Chenle lalu Chan menunnuk sesuatu dalam mading. Map

"Gue lagi nyari letak ruang bahasa buat ngasih form ini ke guru."

Chenle menepuk jidat nya. Tanpa rasa malu ia merangkul pundak Chan yang sebenarnya lebih tinggi darinya.

"Sini deh gue anterin lo sebagai ucapan terimakasih gue."

Chan mengulum senyum nya tipis lalu membalas rangkulan Chenle.

"Anak baru di kelas gue tuh. Namanya Chan tapi di hari pertama udah deket aja sama Chenle. Jadi iri."

"Hm. Saingan nya berat kalo sama Chenle."

Kurang lebih begitu lah bisikan-bisikan beberapa murid yang kebetulan melihat kebersamaan Chenle dan Chan yang sangat dekat padahal baru beberapa jam bertemu.















Tbc

Orange [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang