🕊6🕊

7.8K 1.2K 66
                                    

Hari demi hari berlalu normal. Sebenarnya Chenle aneh sih karena tidak biasanya harinya berjalan normal.

Tidak ada lagi gangguan dari Jisung. Ia pun jarang melihat Jisung pergi ke kantin dengan teman nya.

"Kenapa ya?" bisik Chenle pada dirinya sendiri. Karena penasaran akhirnya ia bangkit dan berjalan keluar dari kelas nya.

Jeongin sedang ada urusan di kantor jadi Chenle sangat bosan di kelas tanpa melakukan apapun.

Sepanjang lorong ia menolehkan kepala ke kanan dan kiri.

Dimana Jisung sekarang? Biasanya lelaki itu sedang berkumpul di kantin belakang tapi saat Chenle lihat di kantin hanya ada kawanan Jisung saja.

Aneh juga rasanya karena harinya terasa sangat damai.

Chenle menghentikan langkah saat melihat target nya -Jisung- berjalan keluar dari arah kamar mandi.

Wajah nya cuek seperti biasa. Sejauh ini tidak ada yang aneh dan mencurigakan.

Tapi kenapa Jisung tidak menganggu nya ya? Bahkan loker nya bersih padahal biasanya akan ada banyak sampah.

Chenle berjalan mengikuti kemana Jisung pergi.

Lelaki itu berbelok dan naik ke lantai dua, Chenle tetap mengekor dari belakang.

Di tengah anak tangga Jisung berhenti dan berbalik membuat Chenle kaget dan terdiam.

"Ngapain ngikutin!" tanya Jisung dengan wajah jengah nya.

"E-enggak tau.. Kaki gue yang jalanin."

"Bego. Pergi lo-"

Kemudian Jisung berbalik dan melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Chenle mendengus kesal ia tetap mengikuti langkah Jisung dengan langkah yang ia hentak.

Jisung berhenti lagi saat tubuhnya sudah ada diatas sementara Chenle masih tertinggal di bawah.

"Jangan ikutin gue. Paham ga sih lo?"

"Dilantai dua banyak setan nya Ji. Lo bisa kesu-"

"Iya. Lo setan nya, sekarang pergi ga lo atau gue dorong sampai jatuh ke bawah."

Chenle menyeringai kecil. Ia melipat tangan di dada dan mendongakkan wajah nya menantang Jisung.

Memangnya Jisung berani melakukan hal seperti itu?

"Maksudnya apa? Lo nantangin gue?"

Chenle mengangguk, bukan nya takut tapi Chenle malah melangkah naik membuat Jisung mendesah kesal dan berjalan menuruni tangga untuk menghampiri Chenle.

Chenle panik dan ia menunduk takut-takut.

"G-gue bercanda!! Oke gue balik!!"

Jisung menghentikan langkah saat Chenle lebih dulu berlari menjauhinya. Ia tertawa kecil.

"Bodoh banget. Heran gue."





===




Chenle menerima buku dari ketua kelas nya. Kelas nya disuruh memeriksa jawaban dari kelas lain untuk nilai uji harian.

"Gue dapet punya musuh lo nih, Jisung."

Chenle menoleh ke arah Jeongin. Jeongin mendapat bagian Jisung untuk diperiksa.

"Tukeran!!" Chenle segera menukar buku nya dengan milik Jeongin. Jeongin menyerngit aneh.

"Tumben? Gue kira lo ga bakal sudi koreksi buku Jisung."

Chenle tidak menjawab, ia hanya mengedikan bahu dan membuka lembar demi lembar kertas tersebut.

Tulisan Jisung sangat rapi. Nilai di dalam nya pun tidak ada yang mengecewakan, selalu di atas nilai rata-rata.

Ya, Jisung memang pemegang juara tiga umum di angkatan nya sih jadi tidak aneh bagi nya.

"Tetep pinteran gue sih."

Jika Jisung pemegang peringkat tiga umum sementara Chenle pemegang peringkat ke satu umum secara berturut-turut.

Wajar jika Chenle merasa bangga dengan dirinya sendiri karena memang kenyataan nya seperti itu.

Chenle segera mengoreksi buku milik Jisung yang sialnya benar semua. Ia menyerahkan nya pada guru untuk diberi nilai agar cepat selesai dan dirinya bisa langsung pulang.

"Ehh Chenle mau dikemanain bukunya?" tanya gurunya karena Chenle tidak balik mengumpulkan nya.

"Nanti saya kasihin langsung pak." ucap Chenle dan dibalas anggukan saja oleh sang guru.

Chenle mengambil tas dan jaket nya lalu pergi keluar kelas karena tugas nya sudah selesai semua.

Lalu tujuan berikutnya adalah Jisung. Ia harus menemui Jisung untuk mengembalikan buku tulis nya.

Tepat saat Chenle berbelok, ia melihat Jisung berjalan di lorong seorang diri. Lagi-lagi sendiri tanpa di temani gabungan nya.

Aneh.

"Jisung!!!"

Chenle berlari untuk mengejar nya karena ia tau walau ia memanggil nya sekeras apapun, Jisung tidak akan menoleh untuk nya.

"Buku lo!!"

Dengan senyum cerah ia berikan buku di tangan nya pada sang pemilik. Jisung hendak mengambilnya tapi Chenle segera menarik buku nya ke arah lain.

"Eits- makasih dulu dong udah gue koreksiin."

Jisung hanya diam. Sebenarnya ia kesal dengan sikap Chenle yang terus mengganggu nya.

Tidak biasanya Chenle seperti ini. Dan itu membuat Jisung semakin kesal.

"Ck- balikin buku nya."

Chenle menggeleng. Bukan nya mengembalikan buku nya pada sang pemilik, Chenle malah menyodorkan kelingking nya.

"Apaan sih." rutuk Jisung menepis kelingking di hadapan nya.

"Temenan dulu sama gue!!"

"Ga sudi."

"Temenan!!"

Jisung menggeram kesal. Sebenarnya Chenle salah makan apa? Bisa-bisanya mengajak Jisung berteman setelah keributan yang mereka lalui selama ini?

"Ga jelas. Balikin buku gue cepet!"

Chenle menggeleng. Kedua nya sama-sama keras kepala.

"Temenan?"

"Ga."

"Temenan?!!"

"Ga."

"Ayo temenan."

"G."

"Jisung cepet sebelum jemputan gue dateng."

"Ga."

Chenle mengembungkan pipinya, tangan lainnya yang memegang buku milik Jisung mulai ia remat karena kesal.

Jisung yang melihat benda miliknya hampir dihancurkan hanya bisa berdecak jengkel sejengkel-jengkelnya oleh sikap aneh Chenle.

"Ck-, terserah."

"Temenan?!!!"

"...........hm"

Chenle tersenyum lalu buku di tangan nya di rampas begitu saja oleh Jisung dengan paksa.

Sebenarnya Chenle tidak paham dengan dirinya. Kenapa ia semakin gencar mendekati Jisung padahal Jisung bisa melakukan apapun yang dia mau.








Tbc

Orange [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang