Original Story @Ddongie_ Orange [Minsung]
Chenle di beri kesempatan kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu.
masa depan nya adalah sebuah kehancuran. dan dia tidak ingin hidup dalam bayang kesalahan dan penyesalan.
jadi, Chenle melakukan nya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama denger katanya kalian temenan baik udah lama ya? Wah Jisung malah baru ajak kamu ke sini baru-baru ini. Kenapa ga dari dulu aja Jisung ajak nya ya."
Chenle hanya dapat tertawa hambar. Berteman sejak dulu? Jelas-jelas putra kurang ajar nya ini sering membully nya tanpa alasan.
Tapi Chenle tidak mungkin mengatakan nya. Bisa-bisa Jisung menendang nya keluar.
"Gimana sikap Jisung kalo di sekolah?" tanya mama Jisung, Chenle gelagapan, apa yang harus ia jawab?
Chenle menatap Jisung meminta bantuan. Namun lelaki itu mengabaikan nya dan malah asik dengan makanan nya.
"Jisung... Anak yang baik, dia punya banyak temen dan. Dia rajin belajar di perpustakaan hehe.."
Mama Jisung tersenyum dengan senyum sangat manis. Percis seperti Jisung.
Chenle terdiam. Ia jarang melihat Jisung tersenyum apalagi tertawa, terakhir ia melihat nya adalah saat mereka berkencan.
"Um- kalian... Pacaran?" tanya mama Jisung dan pertanyaan itu malah membuat Chenle tersedak sendiri.
"U-uh.." Chenle menggaruk belakang kepala nya. Sepertinya ini bukan pertanyaan yang pantas ia jawab, jadi Chenle memilih untuk menyenggol Jisung agar menghentikan acara makan nya sejenak.
"Oh. Iya."
Hah?! Semudah itu Jisung menjawab nya? Tapi--
"Ah mama seneng denger nya. Chenle anak yang manis banget sih. Bahkan bisa bikin Jisung yang keras kepala ini mau nurut lagi."
Chenle mengangguk kecil. Ia bersyukur jika orang tua Jisung menyetujui hubungan nya. Ia kira mama Jisung tidak akan menyetujui nya.
"Mama berterimakasih banget sama kamu. Jisung ini anak nya bebal, setengah tahun ga lanjutin pengobatan padahal dia bisa sekarat kapan aja dan mungkin bisa lebih parah."
Mama Park mengenggam pergelangan tangan Chenle dan mengusap nya lembut. Chenle jadi merasa sedih sekaligus senang.
"Tetap sama Jisung ya. Dia mungkin keliatan kuat di luar, tapi sebenernya dia ga kaya gitu. Dia itu lemah banget, apalagi hatinya-"
Chenle tercenung. Itu adalah kalimat yang pernah diucapkan Chenle di masa depan.
Dua orang mengatakan hal yang sama. Apakah Jisung memang selemah itu?
"Mah. Chenle mau makan jangan di ganggu dulu."
Jisung meletakan gelas nya dan menarik pelan tangan Chenle agar mama nya tidak lagi mengajak Chenle bicara.
"E-enggak apa-apa Ji. Tadi makanan nya udah gue makan kok." ucap Chenle yang dibalas gedikan bahu oleh Jisung.
Chenle terdiam sejenak saat melihat pergelangan tangan Jisung.