🕊16🕊

7.7K 1.2K 100
                                    

.

Malam itu berlalu dengan cepat. Kini Chenle kembali pada rutinitas harian nya. Sekolah.

Sepanjang hari pun ia menghabiskan waktu nya di kelas Jisung. Menganggu nya membaca dan mengerjakan tugas.

Tapi respon yang Jisung beri berbeda di banding sebelumnya. Biasanya lelaki itu hanya akan diam dan cuek.

Kali ini Jisung lebih sering merespon nya. Bertanya dan menjawab ucapan Chenle sekalipun pertanyaan Chenle terdengar kekanakan.

Di jam istirahat pun Jisung memilih pergi ke kantin dengan Chenle di banding dengan teman nya.

Aneh kan? Perubahan nya terasa sangat drastis bagi Chenle, tapi tak dapat di pungkiri jika Chenle menyukai nya.

"Chenle..."

Keduanya sedang menyantap menu makan siang bersama di meja terujung karena Jisung tidak terlalu suka keramaian.

Chenle menoleh dan berdehem seadanya untuk menjawab panggilan Jisung.

"Boleh gue cium lo lagi?"

UHUK-

Chenle minum nya dengan rakus. Tenggorokan nya sakit karena tersedak, ada apa dengan Jisung sebernarnya?!!

Tiba-tiba bicara hal memalukan di depan Chenle.

"L-lo apa-apaan sih. Cepet abisin makanan nya--"

".... Gue mau cium lo lagi."

Chenle merona padam. Ia menunduk menatap piring di banding Jisung. Sungguh ia merasa sangat malu.

"Ini tempat umum. Lo gila?"

"Jawab aja iya atau enggak, gua ga bakal lakuin itu disini.. Bodoh."

Chenle menggigit bibir nya kecil lalu mengangguk malu-malu. Nyatanya ia pun menginginkan nya.

Sensasi nya terasa gila bagi Chenle. Saat bibir dingin Jisung menyentuhnya, ia seperti tersengat dan rasanya menyenangkan nya.

Ini pertama kali nya bagi Chenle jadi wajar saja Chenle merasa ketagihan. Apalagi yang meminta nya Jisung sendiri, ia jadi tidak perlu terlalu malu kan?

Lagipula. Chenle ingin berciuman dengan tangan mengalung seperti di film-film yang tonton nya.

BLUSH-

Jisung tertawa kecil. Chenle memerah dan bertingkah aneh, di mata Jisung, Chenle sangat lucu saat salah tingkah.

"J-jangan ketawa lo!!"




===




Jisung berdiri di ambang pintu kelas Chenle, menunggu lelaki kecil itu selesai dengan acara bersih-bersih nya.

"Ngapain?" tanya Chenle. Jisung berdecak dan menarik tangan kurus Chenle agar segera mengikutinya ke parkiran sekolah dimana mobil nya di simpan.

"L-lo bawa mobil?" tanya Chenle karena seingat nya murid tidak boleh membawa kendaraan roda empat ke sekolah.

"Pengecualian buat hari ini. Gue udah izin sama sekolah karena kita bakal ke rumah sakit."

Chenle membelalakan matanya saat mereka sudah masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat.

"Siapa yang sakit Ji? Lo sakit?"

Jisung menatap Chenle malas.

"Kan lo kemarin udah janji bakal temenin gue berobat?"

"O-oh.. Iya juga ya gue lupa." ucap Chenle. Jisung menoleh lagi untuk menatap Chenle yang masih bingung.

"Jadi lo ga mau anter gue? Lo mau batalin aja janji kita semalem--"

"Enggak!! Enggak gitu maksud gue Ji!! U-udah deh kita berangkat aja sekarang cepet!!"

Jisung menarik ujung bibirnya membentuk senyuman tipis.

Ia menginjak gas nya lalu berlalu meninggalkan parkiran sekolah.

Mengabaikan tatapan-tatapan siswa siswi yang membicarakan kedekatan nya dengan Chenle.



===




Chenle ikut meringis melihat Jisung memejamkan matanya kuat-kuat saat jarum suntik menembus arteri nya dengan perlahan.

"Shhh"

Chenle mencengkram genggaman Jisung di atas paha nya saat darah berhasil di ambil oleh dokter.

Lalu kemudian jarum lain nya kembali di masukan ke dalam tubuh Jisung dengan selang kecil yang menjuntai.

"Kita infus dulu ya. Kalau udah selesai nanti saya jelasin beberapa hal. Permisi."

Chenle menatap kepergian dokter tersebut keluar, lalu menatap Jisung yang masih terdiam di tempat nya tanpa berucap sesuatu.

"J-jisung? Sakit ya?" tanya Chenle dengan kedua alis bertaut penuh simpati. Jisung menggeleng kecil.

"Ini cuma sebagian kecil. Tapi ya sakit sih, mungkin karna udah lama juga gue ga berobat jadi gue sedikit kaget sama rasa sakit nya."

Chenle melengkungkan bibirnya. Jelas rasanya pasti sakit tapi Jisung menahan nya dengan sangat baik.

"Rasanya pasti sakit, tapi gue yakin suatu saat lo bakal bersyukur karena bakal hidup lebih lama. Lo tau? Kebahagiaan yang belum lo temuin lagi nunggu di depan sana, jadi tetep semangat walau pengobatan nya sakit banget."

Jisung mengangguk mendengar ucapan Chenle yang berusaha menyemangati nya.

Ia mengangguk lalu mengusak surai Chenle gemas.

Jisung mengambil ponsel nya sementara Chenle yang melihat Jisung fokus pada ponsel ikut mengambil ponsel nya juga.

Ia harus mengabari ibu nya jika ia akan pulang terlambat.

Tanpa Chenle sadari jika sejak tadi dirinya sedang dibidik oleh kamera ponsel Jisung.

Jisung tersenyum kecil saat berhasil mendapat foto Chenle tanpa di ketahui pemilik nya sama sekali.

Jisung kembali mengantongi ponsel nya dan fokus memandang Chenle yang sibuk mengetik pesan.









Tbc

Orange [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang