🕊12🕊

8.6K 1.3K 40
                                        

Chenle duduk di hadapan Jisung. Lelaki itu terus saja sibuk membaca buku, walau sesekali menatap Chenle yang asik mengunyah makanan.

"Gila." ucap Jisung saat melihat Chenle terus tersenyum sambil mengunyah roti nya.

Padahal bukan itu yang sedang Chenle pikirkan.

Chenle hanya merasa senang karena saat Chenle datang ke kelas Jisung dan mendudukan tubuh, Jisung tidak lagi mengusirnya lalu saat Chenle bangkit ingin membeli sesuatu di kantin-

Tiba-tiba Jisung menahannya dan bertanya.

'Mau kemana lo?'

'Kantin.'

'Oh. Bakal balik lagi?'

'Eum.'

'Oke.'

Chenle tidak ingin terlalu percaya diri tapi entah kenapa ia sangat merasa senang. Bukan kah artinya Jisung tidak ingin ditinggalkan?

Iya kan?

"Jisung berhenti dong baca buku nya. Lo ga makan?"

Jisung menggeleng kecil lalu meletakkan buku nya di atas meja. Ia beralih bermain dengan ponsel nya membuat Chenle cemberut dalam diam.

Sementara itu Jisung menyerngit saat melihat laman instagram nya.

Zh.Chenle like your photo.

Chenle melihat postingan nya? Jisung menatap lelaki di hadapan nya dengan hati-hati, kemudian terkekeh kecil melihat bagaimana kedua pipi Chenle mengembung besar.

"Jisung besok jemput gue ya. Lo tau kan alamat nya?"

Chenle dan Jisung menoleh bersamaan saat seorang wanita dengan rambut panjang menghampiri nya.

"O-oh. Iya, nanti gue kabarin." balas Jisung yang entah kenapa sedikit gugup.

Pandangan Chaeryeong beralih pada Chenle yang duduk di hadapan Jisung.

"Eh Chenle? Malam ini berangkat sama siapa Le?"

Chenle menunjuk seseorang lainnya yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Sama Chan." ucap nya santai tanpa sadar jika Jisung mengubah ekspresi nya.

"Wah. Kalian baru kenal tapi udah akrab banget, kok bisa sih." kalimat Chaeryeong membuat Chenle kebingungan menjawab nya.

"Kalo lo deketin, nanti juga kalian bakal cepet akrab kok." balas Chenle sekena nya namun Chaeryeong menggeleng lagi.

"Enggak ada yang bisa sedeket itu ke dia kecuali lo Le. Kayanya lo spesial deh."

Chenle mendengus geli. Saat ia hendak membuka mulut, sebuah tangan menepuk bahu nya.

"Le ada yang mau gue tanyain, bisa ikut gue sebentar?"

Itu Chan. Chenle mengangguk dan beranjak meninggalkan Jisung dan Chaeryeong agar dapat kembali melanjutkan percakapan.

Jisung tetap bersikap biasa saja dengan wajah santai. Namun ia menghela nafas nya cukup panjang saat melihat kepergian Chenle dan Chan.

Sementara di tempat lain, Chan mendudukan dirinya di pinggir lapangan lalu diikuti Chenle yang duduk di samping nya.

"Kenapa Chan?"

Chan menunjukan sesuatu pada Chenle.

"Menurut lo bagusan yang mana."

Chenle memutar matanya malas. Ia kira Chan akan bertanya akan hal serius, ternyata hanya memilih baju.

"Lo yang pake masa nanya gue."

"Ck, pilih aja. Kira-kira mana yang matching sama baju yang bakal lo pakai nanti?"

"Chan? Kita ga perlu matchingan buat masuk ke sana-"

"Biar enak diliat aja. Cepet pilih menurut lo yang mana bagus nya?"

Chenle menghela nafas. Ia menunjuk pakaian modis di sebelah kanan.

Karena menurut nya ini adalah acara tahunan santai. Jadi tidak perlu sampai memakai jas atau tuxedo.

"Gue bakal pake oversize sweeter baby blue, jeans biru sama sneakers biasa."

Chan mengangguk dan mengklik baju pilihan Chenle.

Chenle memilih baju yang simple dan nyaman di pakai, Chan bersyukur karena dirinya tidak harus memakai baju formal yang akan terasa panas di tubuh.

"Oh iya. Balik dari acara sekolah, lo ada kegiatan lain ga? Atau semacam nya?"

Chenle membalas nya dengan gelengan kepala membuat Chan tersenyum tipis.

"Kenapa?"

"Gue mau ajak lo ke suatu tempat abis selesai acara. Lo ada waktu?"

Chenle mengusak dagunya, menimang-nimang apakah ia harus menerima tawaran Chan atau tidak.

"Hm, ga tau sih. Tapi kayanya sih besok gue kosong." balas Chenle yang di balas anggukan oleh Chan.

Sesekali lelaki itu terkekeh tanpa Chenle tau alasan nya.

"Gue jemput jam 7 ya, jangan lama-lama dandan nya. Lo udah cukup manis tanpa pakai make up sekalipun."

Ugh--Chenle ingin menepuk bibir Chan yang begitu mudah dalam berucap. Tapi pada akhirnya ia ikut tertawa karena ia tau Chan hanya membercandai nya.






===






Bell pertanda berakhirnya sekolah sudah berdenting beberapa menit lalu. Dan Chenle sedang berdiri di ruang depan menunggu jemputan nya yang tak juga datang.

Padahal sebentar lagi akan turun hujan, tapi mobil nya belum juga sampai.

"Belom balik? Nunggu jemputan?"

Chenle terdiam saat seseorang di samping nya mengajak bicara. Oke--jujur saja. Chenle terkejut sekarang karena Jisung baru saja bertanya padanya.

Dan yang memulai pertanyaan adalah Jisung sendiri.

Tentu saja itu aneh bagi Chenle.

"Iya. Sopir terlambat lagi."

Chenle berharap Jisung memberi nya tumpangan namun nyatanya Jisung beranjak mendahului nya tanpa menawarkan tumpangan.

"Sorry gue ga bisa nawarin lo tumpangan karena gue juga ada urusan. Jangan sampai kehujanan dan jangan sampai telat ke acara. Bye-"

... Hah. Jisung tadi baru saja mengusak surai hitam nya kan?

Tunggu--

Jisung menyentuhnya!! Dan juga apa-apaan tadi? Jisung mengkhawatirkan nya..

Chenle memerah padam. Ia menutup wajah nya yang terasa hangat.

"Ugh---gue malu." bisiknya



















Tbc

Aku up jam segini kemaleman ga sih?

Orange [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang