25.

8.7K 1.3K 170
                                    


Setelah menidurkan tubuh Kookie didalam kamarnya, Jungkook langsung saja membersihkan tubuh serta berganti pakaian dengan busana yang lebih santai, lelaki itu nampak begitu segar, kini ia tengah berdiri didepan cermin full body yang terletak didinding kamar sembari mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk berwarna putih.

Sekilas ingatan tentang Lisa kembali terlintas dipikirannya, lelaki itu menghentikan pergerakan, menatap kosong bayangannya sendiri didepan cermin, ia memejamkan mata lembut, membayangkan wajah menahan malu milik Lisa saat kejadian dimobil tadi, lelaki itu terkekeh kecil saat kembali teringat akan ekspresi lucu milik gadis remaja yang berhasil membuatnya luluh itu.

Jungkook beringsut dari kamar, berniat ke dapur untuk membuat teh, namun pandangannya langsung mendapati Sandara, ia kemudian berjalan menghampiri Sandara yang tengah duduk diruang keluarga sembari membaca majalah ditangannya, Jungkook langsung saja ikut mendudukkan tubuhnya ke samping wanita itu.

“Tumben kamu nginap dirumah, biasanya juga diApartemen.” ujar Sandara tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari majalah ditangannya ini.

“Kookie katanya pengen tidur bareng Oma nya,” jawab Jungkook seadanya.

Sandara mengangguk-angguk paham, kemudian melirik Jungkook sekilas melalui ekor matanya. “Umur Kookie udah dua tahun, kamu gak ada niat buat masukin dia ke taman kanak-kanak gitu?”

“Hm,”

“Kapan?” tanya Sandara cetus.

“Nanti,”

Sandara mendengus sebal, menatap anak pertamanya itu dengan wajah datar, “Minggu depan Liya bareng tunangannya bakal dateng ke sini buat nentuin tanggal pernikahan.”

Mendengar nama sang adik yang disebut dari mulut Sandara tak membuat Jungkook menyahut, lelaki itu justru mengambil secangkir teh milik Sandara kemudian menyeruputnya tanpa rasa bersalah.

“Adik kamu udah mau nikah lho, Jung. kamu gak ada niat buat nikah lagi gitu?”

Jungkook menarik sudut bibirnya, tersenyum samar-samar saat bayangan Lisa kembali melintas dipikirannya. “Nanti.”

Sandara menaikkan satu alis ke atas. “Tumben jawaban kamu beda.”

“Beda?”

“Iya, beda. Maksud Mama, biasanya kamu jawabnya belum ada yang cocok mulu.”

“Emang waktu itu belum ada yang cocok,” jawab Jungkook tanpa pikir panjang, sontak saja membuat Sandara menegakkan punggungnya dengan wajah cengo sembari menatap lelaki itu dengan sorot tak percaya.

“Jadi, sekarang kamu udah dapat yang cocok?”

Lagi-lagi Jungkook tak memberi jawaban, lelaki itu justru menunjukan senyum aneh sembari menyandarkan punggungnya ke sofa dengan mata terpejam, membuat Sandara menatapnya dengan dahi mengerut keheranan.

“Siapa? Kamu udah dapet calon istri plus Mama yang baik buat Kookie, ‘kan?”

“Nanti juga Mama tau.”

Sandara berdecak pelan, namun ia juga merasa senang diwaktu bersamaan, setidaknya Jungkook sudah menemukan pengganti Hellen sekaligus sosok Ibu yang cocok untuk Kookie. Menunggu waktu saja, maka Sandara dapat mengetahui sosok siapa yang berhasil membuat Jungkook luluh.

“Mama jadi keinget Papa kamu, kalo dia disini, pasti dia juga senang pas tau kamu udah dapat calon istri yang baik.” tatapan mata Sandara berubah sendu membuat Jungkook menatapnya bingung. “Akhir-akhir ini, Mama sering mimpiin Papa kamu,”

Jungkook menurunkan kedua bahunya, tangan kanan miliknya bergerak, mengelus lembut punggung sang Mama guna menenangkan wanita itu yang kini terlarut dalam kesedihan mendalam sebab teringat akan sosok ayahnya.

Material Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang