20.

9.2K 1.2K 286
                                    


Jungkook menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi kebesarannya sembari melonggarkan dasi begitu kasar. Ia nampak begitu lelah, rambut yang biasanya tertata rapih kini sedikit berantakan. Berjam—jam ia lewati hanya untuk meeting dadakan dengan salah satu client yang bahkan kualitas kerjanya saja tidak profesional.

Tok ... Tok ... Tok ....

“Masuk,”

Menggunakan gerakan pelan, Mina memasuki ruangan Bossnya itu dengan raut takut-takut, wanita dengan pakaian yang tak terlalu ketat tersebut berhenti tepat dihadapan Jungkook.

“Gimana?” tanya Jungkook saat tatapan tajamnya tak mendapati keberadaan seorang gadis disisi Mina, biasanya Mina selalu bisa mengerjakan tugas yang ia beri, namun kini tidak.

Mina menarik nafas dalam, kemudian memberanikan diri untuk memandang wajah pria dihadapannya ini. “Dia gak mau ikut saya, Pak.”

Jungkook menegakan punggungnya, “Kenapa?”

Mina memejamkan matanya kuat, menghela nafas kesal sebab sikap tak peka dari Bossnya ini, setelah mengatur nafas sebisa mungkin, ia kembali membuka mata kemudian memaksakan diri untuk tersenyum. “Maaf pak, saya rasa pak Jungkook harus bertanya pada diri sendiri.”

“Maksud kamu?”

Mina mengulum bibirnya gemas. “Semua perempuan pasti marah, Pak. kalo udah dikasih janji tapi gak ditepati.”

Mendengar penyataan Mina membuat Jungkook sedikit terkejut, lelaki itu tertegun cukup lama, Mina yang melihatnya semakin jengah, beruntung lelaki yang bertunangan dengannya bukanlah lelaki tak peka seperti Jungkook.

“Maaf, tapi, kalau saya yang menjadi Lisa, saya mungkin gak bisa maafin Pak Jungkook gitu aja.” ujar Mina sekilas kemudian berbalik dan melangkah hendak keluar ruangan.

“Mina?” panggil Jungkook lagi, membuat wanita itu menghentikan langkahnya, berbalik kemudian tersenyum ke arah sang Boss.

“Kita jemput Kookie sekarang.”

***

“HUWAAA! AWAS YA BAPAK JUNGKOOK PRADIPTA! GUE BAKAL BUAT LO JATUH CINTA KE GUE!” pekik Lisa yang kini sudah tak karuan, jalannya sempoyongan membuat Jennie dan Yerin yang tengah memapahnya semakin kewalahan.

“DASAR OM-OM KAKU! GUE PELET JUGA LO!” pekiknya lagi yang semakin detik semakin menjadi, ia tertawa aneh, kesadarannya sudah diambang batas, gadis itu tak henti-hentinya bergerak gelisah.

“Lisa sialan! Yang lain pada mabok alkohol, mabok judi, mabok janda. Elo malah mabok tape!” gerutu Jennie yang sudah sangat lelah mengendalikan sahabatnya ini.

Gadis itu memberi isyarat pada Yerin untuk segera menghempaskan tubuh Lisa ke atas tempat tidur miliknya. “Aneh lo, Sa. Belum apa-apa udah kacau gini. Kalo Om Hyunjoon tau mungkin kita udah dilarang temenan lagi sama lo.”

“Gue bawain air.” ujar Yerin sekilas kemudian beringsut menuju dapur untuk mengambil se—baskom air.

Dahyun yang sudah mengekor sedari tadi bersama Yuqi hanya menundukan kepalanya takut kala Jennie melemparinya tatapan bingung. “Sorry, Jenn. Cake yang dimakan Lisa dirumah gue tadi ternyata ada alkoholnya.”

Jennie bangkit dari posisi duduknya, tangannya bergerak untuk menjambak rambut pirang Dahyun membuat gadis itu memekik kesakitan. “Lo kenapa ngebiarin Lisa makan?!”

Dahyun mengusap kepalanya. “Gue juga gak tau kalo Cake itu ada alkoholnya, soalnya Cake itu juga pesanan orang.”

Yerin yang baru kembali dari dapur hanya mengedikan bahunya acuh saat melihat perdebatan antara Jennie dan Dahyun, gadis itu membawa baskom berisi air dingin ditangannya sembari berjalan menghampiri Lisa, ia menaruh baskom tersebut ke atas nakas kemudian menarik lengan Lisa membuat Lisa mendudukan tubuhnya.

Material Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang