17.

9K 1.3K 133
                                    


“Kookie!” panggil Jungkook sembari melangkahkan kakinya menyusuri ruang keluarga yang sangat luas ini, mencari keberadaan sang anak yang entah sedang berada dimana bocah itu, Jungkook merogoh saku celananya, mengambil benda pipih disana guna menghubungi sosok gadis yang baru ditelponnya beberapa jam yang lalu.

Niat menelpon Lisa untuk memberitahu gadis itu bahwa ia dan Kookie akan berkunjung ke rumahnya, tetapi tak tertunai, sebab seseorang yang ingin dihubunginya itu belum juga mengangkat telepon darinya. Jungkook menghela nafas sejenak, menaruh kembali ponselnya kedalam saku, biar nanti saja ia kembali menghubungi Lisa.

“Kookie!” panggilnya lagi, namun bocah yang tengah dicarinya itu belum juga menyahut.

“Ada apa sih, Jungkook? dari tadi teriak-teriak mulu.” Sandara datang menghampiri Jungkook dengan secangkir teh ditangannya, ia menaruh mug tersebut ke atas meja kemudian duduk disofa sembari menatap Jungkook yang sedang hilir mudik dihadapannya ini.

“Kookie mana, Ma?”

“Tumben kamu nyariin dia,” ujar Sandara dengan satu alis terangkat.

“Emang salah?” tanya Jungkook begitu cetus.

Sandara memutar bola matanya malas. “Gak salah sih, cuman tumben aja gitu, tiba-tiba kamu nyariin dia, bukannya kamu gila kerja ya, ‘kan udah lupa sama anak sendiri?” sindirnya membuat Jungkook mendengus kesal.

“Tinggal jawab aja, Ma. Kookie mana?”

“Ada, lagi ditaman dia.”

Jungkook menganggukan kepalanya, dilangkahkan kakinya meninggalkan ruang keluarga menuju taman, tak cukup waktu lama, ia sudah berhenti tepat ditengah-tengah taman sembari melempar pandangannya guna mencari keberadaan sang anak.

Hingga tatapan jatuh pada sosok bocah yang tengah berjongkok sembari memainkan mobil-mobilnya diatas rumput.

“Kookie!”

Kookie menoleh ke arah sumber suara, nampak Jungkook yang tengah berjalan menghampirinya. “Papa! Jangan diinjak!”

Jungkook menghentikan langkahnya kala kakinya menapaki sebuah mobil-mobilan kecil, ia berjongkok kemudian menggapai mainan tersebut.

“Yaaa ... mobil Kookie dah lucak gala-gala kaki Papa!” ujar Kookie dengan wajah murungnya.

“Gak papah, nanti bisa beli yang baru,” jawab Jungkook begitu santainya.

“Gak mau yang balu!”

Jungkook menyerngit. “Nanti Papa beliin yang lebih bagus,”

“Kookie maunya ini doang.” Kookie menggelengkan kepalanya lucu, membuat lelaki dihadapannya ini menatapnya keheranan kemudian berjongkok agar tinggi badan mereka setara.

“Kenapa?”

“Kalena, ini dali Bi Umi.”

“Dari Bi Sumi doang? Papa bisa kok beliin Kookie yang baru, yang lebih bagus,” rayu Jungkook.

“Bi Umi belinya pake uang juga Papa, kata Kaka Incess, Kookie halus halgain pembelian olang lain.”

Jungkook menarik sudut bibirnya, tersenyum bangga dengan apa yang baru dikatakan oleh sang anak, lelaki itu mengelus pelan kepala Kookie. “Ya udah, nanti Papa perbaikin buat Kookie.”

Kookie menggangguk semangat.

“Kookie rindu gak sama Kaka Incess?”

“Lindu banget, Papa!” jawab Kookie cepat.

Jungkook terkekeh, lalu membawa Kookie kedalam gendongannya, mereka kemudian berjalan meninggalkan taman tersebut.

***

Material Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang