11.

8.6K 1.2K 100
                                    

Setelah mengucap salam, pintu besar bercat putih tersebut terbuka, menampakan seorang wanita cantik dengan perut membuncit nampak girang menyambut sang suami yang baru pulang setelah sebulan disibukkan oleh pekerjaannya diluar kota.

Jungkook tersenyum, merentangkan kedua tangannya ke udara, mempersilahkan wanita dihadapannya ini untuk memeluknya. Hellen dengan senang hati memeluk tubuh kekar yang amat dirindukannya ini, sembari menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Jungkook juga menikmati belaian lembut disurai panjangnya.

"Kamu udah makan?" tanya Jungkook sembari menghirup aroma rambut wanitanya ini.

Hellen menggeleng membuat Jungkook mengernyitkan dahinya heran, wanita cantik itu kemudian mendongak guna menatap wajah tegas milik Jungkook. "Kok gak ngabarin sih kalo mau pulang sekarang, 'kan bisa aku jemput di bandara," ujarnya manja.

Jungkook terkekeh gemas. "Aku gak mau kamu capek. Kamu udah masak 'kan? Aku rindu sama masakan kamu."

"Kebetulan, aku sama Bi Yani baru selesai masak, sekalian kita makan bareng, yuk." Hellen menarik tangan Jungkook antusias, ia sedikit berlari meski kesusahan dengan berat badannya yang tak seringan dulu lagi.

Kedua pasutri tersebut sampai diruang makan, dimana Bi Yani nampak memberi tataan rapih piring-piring makanan ke atas meja, wanita paruh baya dengan celemek biru tersebut tersenyum saat menyadari kedatangan tuan mudanya.

"Bi Yani, makan bareng aja sekalian bareng kita," ajak Hellen, namun hanya dijawab gelengan kepala pelan oleh wanita yang sudah dianggapnya Ibu kedua itu.

"Saya udah makan, non. Mending non Hellen makan berdua bareng den Jungkook aja." Bi Yani membungkuk pelan, kemudian pamit untuk kembali ke dapur. Ini bukan pertama kalinya Bi Yani di ajak makan bersama oleh Hellen, setiap kali bahkan wanita tersebut menemani Hellen makan malam jika Jungkook sedang tak ada dirumah.

Sebab mengerti situasi, Bi Yani sengaja agar pasangan tersebut dapat makan berdua saja tanpa gangguan darinya.

Jungkook melingkarkan tangan kekarnya dibahu sang istri. "Masak apa nih?"

"Aku sama Bi Yani baru buat Bakwang kesukaan kamu, terus, ada tumis kangkung juga, ada ayam kecap juga lho."

"Ayam kecap kesukaan kamu, sayang."

Hellen terkikik geli, membiarkan Jungkook mengambil posisi duduk di kursi andalannya, kemudian membuatkan nasi serta lauk pauk ke atas piring suaminya itu.

Mereka berdua mulai melakukan aktifitas makan, keduanya sibuk dengan makanan masing-masing, hanya ada suara sendok dan piring yang tengah beradu. Jungkook tidak suka jika sedang makan lalu di ajak bicara, menurutnya, itu tidak sopan. Begitupula Hellen, yang memang dari dasarnya adalah istri pengertian dan penurut.

Namun, mengingat kejadian kemarin membuat perasaan Hellen mendadak terbebani, pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan dipikirannya . Ia ingin bertanya namun, terlalu ragu untuk melayangkan pertanyaan tersebut, selain takut, ia juga tak mau merusak moment kebersamaannya dengan sang suami yang sudah sebulan ini tidak ditemuinya.

Hellen menginggit bibir bawahnya kuat, tanpa sadar darah mengalir derasnya dari sana, cengkraman disendoknya semakin mengerat diseperkian detiknya. Membuat Jungkook yang menyadari perubahan sikap istrinya itu menyerngit kebingungan.

"Jung ...."

Jungkook mengukir senyum tipis sembari menatap dalam manik mata Hellen. "Hm?"

Hellen menelan salivanya kasar, kemudian kembali berujar. "Selama ini … kamu, gak ada wanita lain dibelakang aku, 'kan?"

Jungkook terbangun dari tidurnya kala tangisan terdengar kencang dari luar kamarnya, terdengar pula suara Sandara yang tengah memanggil-manggil namanya. Sebelum itu, lelaki tersebut memijit pangkal hidungnya pelan.

Material Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang