10.

9K 1.2K 109
                                    

"Kookie, sini sayang!"

Kookie berlari girang menghampiri Sandara yang tengah berjongkok dengan tangan yang merentang ke udara. Jungkook sendiri hanya melempar senyum tipis kala keduanya saling berpeluk untuk melepas rindu yang tertahan beberapa hari ini. Lelaki itu berjalan ke arah sofa yang menghadap langsung ke area taman yang terlihat indah dengan bantuan kerlap-kerlip lampu dimalam hari.

Sandara menyusul Jungkook, ikut mendudukan tubuhnya ke samping anak pertamanya itu sembari memangku tubuh berat Kookie dipahanya. "Kookie udah makan?"

"Dah."

"Ya ... padahal Oma udah buatin kue kesukaan Kookie lho."

Kookie mengedipkan matanya dua kali, menatap sang Oma dengan tangan yang memainkan rambut panjang wanita tersebut. "Oma, kuenya di cimpan aja dulu, nanti kalo Kookie lapel pasti kuenya dimakan kok."

Sandara menyorot Kookie dengan tatapan tak percaya, tak biasanya Kookie menolak makanan yang telah ia buatkan, bahkan jika sudah makan pun bocah itu masih sanggup jika ditawari makanan sekali lagi. Terkecuali, ketika bocah itu sudah makan dua kali, dilanjutkan lagi saat malam tiba.

Sandara mengalihkan pandangannya pada Jungkook yang tetap acuh sembari melempar pandang kedepan. "Kok, tumben?"

Jungkook melirik Mamanya itu sekilas, kemudian mengedikan bahunya sebagai jawaban bahwa ia tak tahu. Melihat sikap Jungkook yang teramat cuek membuat Sandara jadi lelah sendiri, wanita cantik itu kembali menengok ke arah sang cucu.

"Kookie udah makan dua kali ya?"

Kookie menganggukan kepalanya lucu sebagai jawaban.

"Siapa yang ngasih makan?"

"Kaka Incess."

Sandara kembali melempar sorotan kebingungan ke arah Jungkook. "Kaka Incess, siapa?"

"Lisa."

Mendengar jawaban teramat santai dari Jungkook membuat Sandara mengulum senyumnya, menatap sang anak dengan kerlingan jahil. "Oh, jadi seharian ini Lisa bareng kamu sama Kookie?"

"Hm," jawab Jungkook, terdengar cetus.

Sandara semakin menjadi, ingin mencari tahu lebih dalam lagi, seberapa jauh hubungan antara anaknya itu bersama seorang gadis bernama Lisa.

"Jungkook gak ada hubungan apa-apa sama dia."

Sandara mendengus kesal, belum sempat ia bertanya, namun pertanyaan dipikirannya itu sudah dijawab terlebih dahulu oleh Jungkook. Terkadang, anaknya ini memang menyebalkan, bukan terkadang lagi, tapi sering. Wajar saja jika banyak wanita memilih menyerah untuk mendekati lelaki itu, auranya saja sudah seperti hantu, pasti banyak yang takut.

Jika saja Jungkook ini bukan anaknya, Sandara juga pasti memilih menjauh.

"Heran deh Mama sama kamu, kamu ini laki-laki tulen gak sih? Masih normal gak sih?"

Jungkook mendengus kesal mendengar pertanyaan Sandara yang seakan sedang menyindirnya. "Pertanyaan Mama itu gak berguna."

"Lama-lama Mama kutuk juga kamu! Jadi badut aja sekalian, biar bisa senyum dikit!" balas Sandara, tak mau kalah.

Jungkook menarik sudut bibirnya, tersenyum tanpa disadari oleh Sandara. "Mama pasti tau alasan kenapa Jungkook gak kayak dulu lagi."

Sandara menghela nafas cukup panjang, menurunkan Kookie dari pangkuannya, membiarkan bocah tersebut berlari untuk menghampiri mainannya di atas karpet.

"Mau sampai kapan sih kamu seperti ini?"

"Ma ...." Jungkook menatap Sandara dengan wajah memelas.

"Kookie butuh sosok Ibu, Jungkook!"

Material Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang