06

9.2K 1.2K 85
                                    

Jungkook memberhentikan mobilnya tepat didepan kediaman yang entah milik siapa, yang pastinya kediaman ini bukanlah kediaman keluarga dari seorang gadis yang duduk disampingnya ini. Lisa sendiri hanya tersenyum canggung, ia sengaja tak mau diantar sampai rumah oleh Jungkook, ia justru memberi alamat rumah Jennie pada lelaki itu.

Bukannya tak mau Jungkook mengetahui alamat rumahnya yang sesungguhnya, hanya saja jika keluarganya tau ia di antar oleh seorang lelaki maka tamatlah riwayat cewek itu, Hyunjoon dan Shuhua sih tidak terlalu perduli dengan siapa ia di antar. Hanya saja, Abang serta Giana––Mamanya pasti akan heboh, Lisa belum siap memperkenalkan Jungkook pada keluarganya, pertemuan mereka bahkan masih bisa dihitung jari.

Lisa membungkuk untuk melihat Jungkook melalui jendela mobil. "Saya masuk ya, Pak, eh, Mas, eh, Om." Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lidahnya masih keluh untuk menyebut nama lelaki dihadapannya ini, rasanya kurang sopan saja menyebut nama lelaki yang lebih tua darinya ini.

"Saya 'kan sudah bilang, manggil nama aja."

"Eh iya … J-Jungkook." ujarnya terbata, Jungkook mengangguk pelan kemudian meluruskan pandangannya kedepan. Lisa kemudian beralih menatap Kookie yang tengah menahan tangis didekat Jungkook.

"Kookie, Kaka pulang dulu. Kookie cepet tidur  ya, biar gak ngantuk lagi."

Kookie tak menjawab, matanya berkaca-kaca sembari mengucek hidung mungilnya. "Kookie gak bakal ketemu cama Kaka lagi?"

Lisa tersenyum lembut. "Pasti ketemu lagi kok. Kookie jadi anak yang baik ya sayang, jangan nyusahin Papa sama Oma."

"Kookie pingin baleng Kaka telus, gak bica ya?"

Lisa tak menjawab, ia melirik Jungkook sekilas, bingung harus memberi jawaban apa pada Kookie, ia sayang pada Kookie, meski mereka baru bertemu beberapa hari ini tapi Lisa sudah terlanjur sayang pada bocah tersebut. Ia tak tega melihat Kookie yang tengah menahan tangis seperti ini, namun ia juga tak enak pada sang Ayah, ia tak mungkin mengambil keputusan diluar haknya.

"Kaka gak jawab, Kookie gak bica ketemu cama Kaka lagi ya?" tanya Kookie lagi.

"Bukan git–"

"Bisa Kookie, besok ketemu sama Kaka Incess kamu ini lagi kok. Jangan nangis, anak cowok gak boleh nangis." potong Jungkook sebelum Lisa menyelesaikan ucapannya, pandangannya masih setia didepan sana, suaranya pun masih sama tegasnya, tak ada lembut-lembutnya sama sekali.

Lisa yang tak percaya akan pernyataan Jungkook tentunya tak berkata apa-apalagi selain. "Iya, besok ketemu lagi kok."

Besok ia ada jadwal ekskul dance. Tapi, Ini menyangkut masa depannya, masa depan rumah tangga maksudnya. Absent sehari saja tidak apa-apa 'kan?

"Saya jemput besok. Kamu ada waktu?"

Lisa berpikir sejenak. "Pulang sekolah, jam empat sore bisa deh Pak, eh?"

Kan, lidahnya masih canggung untuk menyebut nama lelaki ini. Untungnya Jungkook tak mempermasalahkannya, lelaki itu acuh saja sembari mengangguk-angguk.

"Kookie, jangan sedih lagi ya. Besok kita ketemu lagi kok."

Kookie mengembangkan senyumnya, ia mendekat ke arah Jungkook, kemudian menyembulkan kepalanya keluar jendela agar bisa lebih dekat dengan Lisa.

"Kaka cepet tidul, bial gak antuk lagi." ujarnya sekilas kemudian melayangkan satu kecupan dipipi Lisa.

Lisa tersenyum girang saat Kookie tak lagi menunjukan raut kesedihannya, bocah itu bahkan terlihat bahagia saat mengetahui mereka akan bertemu lagi besok.

Lisa menjauh dari mobil Jungkook, membiarkan mereka untuk berlalu dari sana.

"Bye, Kookie!"

Ia terdiam sejenak untuk memastikan bahwa mobil mereka benar-benar menjauh dari sana.

Material Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang