BE MY WIFE?

64 14 0
                                    

HAY AKU BALIK LAGI..

MUMPUNG LAGI WAKTU LIBURAN, AKU MAU UPDATE SESERING MUNGKIN..

AKU KAN PENULIS PEMULA, BAHKAN WORK INI BELUM ADA 1TAHUN, JADI PARA PEMBACA BANTU AKU DENGAN CARA VOTE + COMMENT YA..

VOTE SAMA COMMENT KALIA BIKIN AKU JADI SEMANGAT BUAT NGERJAIN HOBBY AKU INI..

SELAMAT MEMBACA YA MANTEMAN

.

.

19.30 KST

Tepat dijam itu suara bel pintu berbunyi. Haruskah pintu dibukakan? Tentu, namanya juga tamu.. tapi masalahnya pemilk rumah baru saja melakukan kegiatan makan malamnya. Oh iya hampir lupa, mereka kan punya banyak pelayan. Apa gunanya mereka?


"saya ingin bertemu dengan Tuan Kim" ucap pria itu dengan lantang saat pintu sudah dibuka.

"maaf tapi Tuan baru saja makan malam. Anda bisa menunggu didalam. Silahkan masuk" ucapan pelayan itu yang diangguki oleh pria tersebut.




***

"oppa haruskah kita membawa ibu ke psikiater seperti yang dikatakan Hanbin?" tanya Hara pada Heosok sambil memeluk tangan ibunya. Memang tingkah ibunya tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Tapi.. apa boleh kalau dikatakan sakit mental? Ibunya kan hanya sedikit trauma, dia mengalami tindakan kekerasan dan kurungan selama bertahun-tahun.


"apa menurut mu seperti itu?" tanya Heosok ragu. Sebenarnya dia tak ragu, hanya saja ada hal yang membuatnya sulit memastikan.

"jangan pikirkan biayanya" yah itu masalahnya. UANG. Menjadi seorang badut ditaman hiburan tidaklah memiliki penghasilan yang banyak.


"kau memiliki simpanan?" tanya Heosok yang diangguki oleh Hara.

Sungguh kepedihan ekonomi membuat Heosok menjadi orang yang sangat waspada. Menjadi badut ditaman hiburan sejak SMA, setelah dikabarkan ayah dan ibunya meninggal dunia, diusir dari rumahnya dan harta kedua orangtuanya yang lenyap entah kemana.

Hal itu membuat Heosok tak mungkin memiliki pendidikan yang tinggi. Belum lagi Hanbin yang sudah menjadi keluarga angkatnya. Namun Hanbin masih bisa membantu perekonomian sejak dulu. Tak seberapa, menjadi loker koran juga tak banyak gajinya. Yang terpenting hari ini bisa makan dan besok bisa bertenaga. Dan memenuhi kebutuhan rumah juga pastinya. Itu pikiran mereka.


"baiklah kalau begitu"

Beruntungnya Hara dan Hanbin bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi dengan bantuan beasiswa.




+++

"maaf anda siapa?"

"saya dari kepolisian" pria itu menunjukkan kartu identitasnya

"saya ditugaskan untuk membawa Tuan kekantor polisi" lanjut nya lagi, sambil memperlihatkan surat penangkapan resmi dari kepolisian.

"tapi ada apa? Saya tidak melakukan kejahatan sama sekali"

Sepertinya ayahnya Seokjin ini mencoba untuk membela diirinya. Tidak boleh dibiarkan. Intel itu pun mengambil benda pipih dari kantung celananya. Berkutak dangannya lalu menelpon seseorang. Tak lama kemudian datanglah 3orang temannya dan yang satu memegang borgol.


"akan kami jelaskan dikantor polisi Tuan" sialnya Presdir Kim itu memilih untuk melarikan diri.

"aku tak salah" teriaknya, namun dengan bahasa isyarat Intel itu menyuruh rekan kerjanya untuk menarik paksa Tuan Kim itu menuju mobil polisi. Istrinya yang melihat itu hanya bisa tunduk melemah sambil menangis.




09.00 KST

Seokjin baru saja tiba dikantornya dengan memegang kotak yang berisikan cincin berlian. Sangat indah visualnya, berharap pujaan hatinya bisa menerimanya tanpa ada embel-embel pacaran. Dia sudah tua tidak perlu bertingkah seperti remaja kan?

Tapi memang tak perlu pacaran pikirnya. Dia sudah pernah terluka dan gagal dalam rumah tangga. Tapi semenjak kehadiran Hara, semuanya berbeda. Memang terlalu cepat, tapi hatinya sudah mantap.


"ehm.. Jungkook dimana Hara?"

Jungkook menoleh kearah bos nya itu. Ya mana dia tahu, memangnya dia pengawal Hara?!


"entah" singkat, padat dan jelas.

Seokjin memilih untuk menunggu Hara diruangan Hara. Melihat seisi ruangan itu, terdapat foto Seorin yang sangat mendominasi dimeja Hara. Ternyata dia memang tak salah pilih calon istri kan?

Tak lama pintu ruangan itu terbuka.


"oppa kau disini?" Seokjin mengangguk menjawab pertanyaan Hara.

"kau dari mana?"

"Toilet" lagi Seokjin mengangguk. Seokjin berdiri dari kursi Hara. Menuntun Hara untuk duduk dikursi miliknya. Hanya ada satu kursi didalam ruangan itu. Maklum, dia hanya sekretaris.


"Hara, aku tahu aku bukan pria romantis. Aku juga tahu kalau ini terlalu cepat. Aku tahu kalau kita tak memiliki hubungan apapun, tapi aku bersama mu dan kau bersama ku adalah sebuah kebiasaan. Bahkan keterbiasaan itu menjadikan aku dan putriku mencintai mu dan bergantung pada mu"

Tak tahu sejak kapan Seokjin menggemgam tangan Hara. Tapi Hara tak mau melepasnya, dia juga tak tahu harus bagaimana bereaksi.

Seokjin merogoh saku jasnya dan mengambil kotak cincin itu.


"will you be my future wife and be mom for my kids?" SUKSES!!!!! Sukses membuat Hara meneteskan air matanya. TERHARU!!!!! Ternyata cintanya terbalas.

Tapi entahlah apa dia boleh menerimanya atau tidak, mengingat kehancuran keluarga Hara disebabkan oleh ayahnya Seokjin. Dan Hara dendam akan hal itu. Tidak, lebih tepatnya SANGAT DENDAM.


woi woi woi.. jangan lupa vote nya ya bung

see you :))

tbc

Strengths in Weakness (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang