NAH AKU BALIK LAGI KAN..
LAGI MASA RAJIN-RAJINNYA NI..
JANGAN LUPA VOMMENT YA :)
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
Malam yang dinantikan telah tiba. Malam kebahagiaan untuk siapapun kecuali Irene dan Heosok. Tentu, karena Heosok tak ingin memiliki ipar seperti Seokjin. Anak dari pembunuh ayahnya. Irene? Irene hanya tak ingin kehilangan perhatian dari putrinya.
"paman, mama sangat cantik kan?" tanya Seorin pada Heosok. Yang ditanya tersenyum dan mengangguk sambil mengelus pucuk kepala gadis yang sebentar lagi akan menjadi ponakannya itu.
"Seorin?"
"mama? Mama datang juga keacara pertunangan mama Hara dan papa?" tanya Seorin pada Irene yang baru saja menghampiri mereka.
"ya, mama Hara mengundang mama. Tapi jangan bilang papa ya" ucap Irene pada Seorin.
"kenapa?" tanya Heosok pada wanita itu.
"Seokjin sangat membenci ku, juga keluarga ku"
"mungkin membenci adalah cara yang tepat untuk melupakan kenangan indah. Sama seperti ku saat dulu"
Irene menunduk mendengar perkataan Heosok. Dia tahu betul kearah mana perkataan pria tersebut. Hubungan masa lalu antara Irene dan Heosok. Hubungan yang terjadi sejak masa SMA, sampai Irene kuliah dulu.
"aku harap kau tak membahasnya jika kita bertemu lagi" pinta Irene pada Seokjin, sambil sesekali mengelus kepala Seorin. Seorin sendiri sangat fokus melihat kearah panggung tempat berlangsungnya pertunangan.
"Entahlah, tapi aku harap kita tak akan pernah bertemu lagi" ucap Heosok lalu pergi meninggalkan Irene bersama Seorin.
Irene hanya menatap nanar punggung Heosok. Heosok adalah kesayangannya setelah Seorin saat ini. Entah kenapa mereka bisa bertemu kembali. Kalau ditanya apa Irene mencintai Seokjin? Tidak. Lalu kenapa sangat perhatian pada Seokjin? Karena mereka berteman dulunya. Dan saat menjadi istri Seokjin, bukankah Irene tetap harus menjalankan kewajibannya? Tulus atau tidaknya, hanya dia yang tahu.
========
"ahhhh kenapa hatiku sangat hancur?!" wanita ini sesekali memasukkan kue dengan potongan yang sangat besar kemulutnya. Berharap bisa melampiaskan kekesalannya.
"siapa yang menghancurkan hati mu?"
"kenapa kau lagi, kau lagi? Apa dunia sesempit ini? Apa semesta sangat membenci ku?" teriaknya sambil menangis. Yang dibentak melirik kearah kanan-kiri. Beberapa tamu undangan menatap kearah mereka ternyata.
"Jisoo-ssi berhenti menangis, orang akan berpikir kalau aku yang membuat mu seperti ini"
"aaaa, Hanbin-ssi.. hati ku sangat sakit" ucap Jisoo sambil menangis dan memeluk Hanbin. Tentu saja Hanbin terkejut, dengan perasaan ragu dia membalas pelukan Jisoo dan mengelus punggungnya untuk menenangkan Jisoo.
"siapa yang membuat mu seperti ini?"
"Seokjin oppa" Hanbin terkejut mendengar jawaban Jisoo. Kenapa Seokjin setega itu pada wanita aneh ini, pikir Hanbin.
"setelah dia yang tidak peka dengan perasaan ku, menolak cinta ku, dia malah bertunangan dengan Hara. Lebih parahnya lagi ternyata sekarang Hara adalah pimpinan utama sementara diperusahaan. Aku sangat membenci Hara. Aku benci karena dia adalah wanita yang mampu merebut perhatian Seokjin oppa. Aku benci karena terlalu bekerja keras agar Seokjin oppa melihat ku, tapi ternyata aku gagal"
ucap Jisoo dengan panjang lebar, masih dalam posisi sama. Memeluk Hanbin ternyata tak ada buruknya.
"jangan seperti ini Jisoo-ssi, kau harus mencintai seseorang dengan sederhana, agar sederhana juga kau merebut perhatian orang itu. Sekarang Seokjin hyung sudah milik Hara. Jangan ditangisi lagi"
Ucap Hanbin yang membuat Jisoo berhenti dari tangisannya. Jisoo mendongak untuk melihat wajah Haanbin.
"jangan menangis, make-up mu jadi luntur. Wajah asli mu yang jelek itu jadi terlihat dengan jelas"
1 kalimat yang membuat Jisoo menjadi jengkel bukan sedih lagi.
"bisa tidak kalau bertemu dengan ku, jangan membuat ku jengkel!" tanya nya yang terdengar seperti perintah.
"baiklah, aku akan bersikap ramah pada mu. Apa kau tak ingin melepas pelukan mu? Orang akan berpikir kalau yang bertunangan itu kita, bukan Hara dan Seokjin hyung"
Jisoo tersadar kalau dia memang sedang memeluk Hanbin dengan sangat erat. Seketika langsung melepas pelukannya. Hanbin tersenyum melihat Jisoo yang salah tingkah.
++++++++
"pulang kerumah ku saja ya?"
"kita baru saja bertunangan, bukan menikah. Kenapa oppa menyuruhku pulang kerumah mu?" tanya Hara yang kebingungan.
"aku sangat merindukan mu. Akhir-akhir ini kita jarang bertemu. Menginap saja ya? lagipula baju mu yang waktu itu masih ada dilemari ku" melas Seokjin pada Hara. Melihat wajahnya yang menggemaskan, Hara hanya bisa menurut.
Tunangan serasa istri. Apa ini adalah sifat Seokjin? Menyuruh dengan wajah melas menjadi jurusnya?
tbc
vote dan comment, kalo bisa di follow
hargai aku biar aku semangat..
see you :))
![](https://img.wattpad.com/cover/219057688-288-k792969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strengths in Weakness (TAMAT)
Romantizm(TAMAT) bagaimana jika kau saling mencintai dengan pengusaha muda, kaya namun dia adalah seorang duda? sedangkan mantan istrinya masih menginginkan untuk hidup bersama pria tersebut, dan akankah kau akan menjalani hidup dengan pria tersebut yang nya...