JANGAN LUPA VOMMENT YA
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
"Jungkook-ah" paanggil Seokjin, yang dipanggil hanya menatap intens pada lawannya. Sementara lawannya masih tak lepas dari pandangannya yang masih membuat hatinya panas.
"bagaimana cara melepas gelang dari tangan seseorang, tanpa ketahuan oleh sang pemiliknya?" Tanya Seokjin pada Jungkook
"pinjam saja, lalu jangan kembalikan" ucap Jungkook dengan acuhnya. Urusan criminal, Jungkook adalah ahlinya. Bahkan para sahabatnya menjulukinya sebagai 'evil maknae' karena kelakuannya yan selalu membully para sahabatnya yang nyatanya jauh lebih tua darinya.
Omongannya hanya dibalas anggukan dengan Seokjin, membuat Jungkook terheran, gelang siapa yang dimaksud dengan Seokjin. Jungkook ini bukan orang yang peka. Dipikirannya hanyalah bagaimana caranya agar dia bertahan hidup dengan tidak kelaparan.
_________
Waktu menunjukkan pukul 17.00 KST. Sudah waktunya kantor ditutup dan para karyawan pulang kerumah masing-masing. Namun tidak bagi Hara, dia harus merasakan lembur untuk menyusun jadwal atasannya selama 2 minggu kedepan.
"Hara, aku akan pulang terlebih dahulu. Maaf karena membuat mu banyak melakukan tugas. Bisakah kau mengantar berkas-berkas ku kerumah orangtua ku? Karena aku akan ada disana mala mini" kata Seokjin yang mendekati meja Hara.
"tak apa oppa, ini sudah menjadi tugas ku. Aku akan mengantarkan berkasnya ke rumah Presdir jika sudah selesai" ucap Hara dengan senyuman tulus yang terpancar dibibirnya.
***
Hara membuka email melalui smartphone nya. Membaca pesan yang dikirim kan Seokjin untuk Hara. Ya, itu adalah alamat rumah orangtuanya Seokjin, sesudah pekerjaannya selesai Hara langsung memesan taxi dan pergi menuju alamat itu.
Selama perjalanan Hara terbayang wajah imutnya Seorin, akankah Seorin berada dirumah nenek dan kakeknya itu juga? Belum penuh 24jam lamanya Hara tak melihat wajah Seorin, namun dia sudah merasakan rindu yang besar pada anak itu.
Ada 1 hal yang mejanggal dihati Hara, seperti ada sesuatu yang diingatnya, namun dia tak mampu untuk mendeskripsikannya. Tibalah Hara dialamat yang dituju, menampilkan mansion mewah yang sangat tidak asing menurutnya.
"Tuan, apa benar ini alamatnya?" Tanya Hara pada supir taxi itu. Supir itu melihat Hara yang sedang membaca sesuatu diponselnya, mungkin ada keraguan dan kebingungan pada Hara. Begitu pikir supir itu.
"benar nona. Rumah megah disana adalah alamat yang anda berikan tadi pada ku" jawab si supir. Mendengar itu, Hara langsung memberikan uang sesuai tarif yang tertera pada argometer. Setelah itu keluar dari taxi dan melihat mobil itu yang sudah meninggalkannya dihalaman mansion.
Entah kenapa mata Hara berkaca-kaca, sebisa mungkin Hara tidak ingin mengeluarkan air matanya. Menahannya dan sesekali mengadahkan kepalanya. Berharap, kecurigaannya dan juga mimpi burunya tak menjadi kenyataan.
"ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya seorang penjaga pintu gerbang rumah itu. Pria paruh baya itu berhasil membuyarkan pikiran Hara yang berkalang kabut.
Mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah kartu pengenal dari Perusahaan tempatnya bekerja. Lalu menunjukkannya pada penjaga gerbang itu.
"nama saya Jung Hara, saya adalah sekretaris Tn. Kim. Saya diperintahkan Tn. Kim datang kemari untuk memberikan berkas ini padanya. Apa saya bisa menemuinya?" Tanya Hara dengan sangat hati-hati. Hara adalah orang berpendidikan moral yang tinggi. Sopan santun sudah menjadi ciri khasnya. Mulut seperti harimau dan wajah yang indah sudah mendarah daging pada dirinya.
"sebentar saya mengkonfirmasikan dulu pada Tuan muda Kim" jawab sang penjaga gerbang.
Tak heran memang dia harus memastikan dulu, mana tahu Hara berbohong bukan? Karena yang tinggal disana adalah orang berpengaruh dan memiliki musuh yang banyak tak ayal penjagaan di mansion itu sangat ketat. Tuan muda, itulah panggilan Seokjin jika sedang berada dirumah orangtuanya. Dan Tn. Kim jika sedang berada diistananya, kantor dan rekan kerjanya.
Sesekali terdengar suara helaan napas panjang dari Hara. Mengulangnya berkali-kali. Kenapa Hara segugup itu?
"nona, silahkan masuk. Tuan sudah menunggu mu" ternyata tanpa disadari penjaga gerbang itu sudah kembali. Tak menjawab, Hara masuk begitu saja dan membungkuk pada pria paruh baya itu. Jalan yang sangat panjang dari gerbang menuju pintu mansion itu. Langkahnya sangat berat, dan terhenti ketika dia berdiri didepan para maid.
Sepertinya mereka sudah mengetahui siapa Hara, para maid tetap membungkukkan badan dan membuka pintu mansion. Berjalan memasuki mansion itu dan menemukan seorang pria paruh baya yang sedang tersenyum padanya. Dari gaya pakaiannya bisa dipastikan bahwa dia adalah Presdir Kim.
"selamat malam. Saya Jung Hara" ucap Hara sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormatnya, dan menahan air mata yag mungkin akan segera menetes. Kenapa sejak tadi Hara sangat mudah menangis?
"ya, Seokjin sudah banyak menceritakan diri mu pada kami" ucap sang Presdir yang membuat Hara kebingungan.
"Duduk lah, aku akan memanggil Seokjin untuk mu" tambahnya lagi dengan senyumannya.
Tarikan napas panjang yang kasar terdengar ditelinga Presdir itu "lama tak jumpa paman Kim. Ternyata kau sudah menjadi seseorang yang kaya raya dan berpengaruh di Asia ini" ucap Hara tanpa memandang kearah Presdirya itu dan berhasil membuat langkah Presdir itu berhenti.
see you!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Strengths in Weakness (TAMAT)
Romantik(TAMAT) bagaimana jika kau saling mencintai dengan pengusaha muda, kaya namun dia adalah seorang duda? sedangkan mantan istrinya masih menginginkan untuk hidup bersama pria tersebut, dan akankah kau akan menjalani hidup dengan pria tersebut yang nya...