CCTV

58 14 2
                                    


HAY HAY HAY AKU BALIK LAGI

MAKASI YANG MASIH SETIA

SELAMAT MEMBACA

.

.

"kenapa lagi?" tanya Seokjin pada pria dihadapannya. Wajahnya sangat berkerut, terlihat tua dibandingkan orang seusianya. Menyenderkan badannya disofa ruangan Seokjin dan mengadahkan kepalanya namun dengan mata tertutup.

Ada jeda beberapa saat sampai dia menjawab.


"Hara menolak ku" jawabnya dengan singkat. Tolong! Bukannya Seokjin bahagia diatas penderitaan Jimin, tapi dia benar-benar tidak bisa menahan senyumnya.


"hyung, kau mau kemana?" tanya Jimin saat Seokjin berjalan menuju pintu.

"menjemput Seorin" alasan yang sangat klasik, aneh nya manusia pendek yang satu itu sangat mempercayainya.






***

"kenapa kau menolak Jimin?"

"apa?"

"aku tanya, kenapa kau menolak Jimin?"

"maksudmu?"

Seokjin menghela napas, sekretarisnya ini memang wanita yang sangat cerdas, tapi sesekali dia memang sulit untuk mencerna ucapan seseorang.


"aku bertanya, kenapa kau menolak cinta Jimin?"

Hara mengangguk paham, dia paham betul kemana arah pertanyaan Seokjin.


"ada seseorang yang kucinta" jawab Hara yang membuat Seokjin mengalihkan pandangannya dari gerbang sekolah putrinya ke wajah Hara.

"siapa dia?" tanya Seokjin, ada jeda beberapa saat. Sepertinya Hara tidak ingin memberi tahunya, tapi untuk apa ditahan juga?

"apa aku bersalah kalau aku mencintai semua yang ada pada diri Seokjin oppa? Dan berharap menjadi ibu sambung Seorin?" tanya Hara dengan hati-hati. Tentu saja Seokjin terkejut.

Bukankah Hara terlalu lancang berbicara seperti itu pada Seokjin?


TUK TUK TUK

Seokjin mengalihkan pandangannya pada pelaku yang mengetuk kaca mobilnya. Memencet tombol dipintunya dan seketika kaca mobil pun turun begitu saja. Itu bukan sulap, sihir. Bukan juga sebuah magic. Hahaha


"kenapa kalian saling terpesona satu sama lain? Bisakah kau buka kunci pitunya agar aku bisa masuk? Aku sudah kepanasan. Kalau aku hitam bagaimana?" ocehnya pada Seokjin.

"ahh dasar anak ini, kenapa dia meniru sifat ibu ku yang cerewet" kata Seokjin sambil membuka kunci mobilnya dan membuat Hara tersenyum.


"Seorin, bagaimana hari mu?"tanya Hara sambil melirik kebelakang. Anak itu sepertinya lelah karena dia langsung memejamkan matanya.

"seperti biasa, tak ada yang spesial dan ini bertambah buruk sampai teman ku bertanya pada ku kenapa mama tidak tinggal bersama kami" ucap Seorin yang masih memejamkan matanya dan membuat Hara juga Seokjin terkejut.


"Seorin –" ucapan Hara terpotong oleh Seorin.

"ya, aku paham. Aku juga tidak mengerti apa kalian memiliki hubungan spesial atau tidak seperti kata teman ku. Lagi pula aku berharap agar papa dan mama Irene bisa berdamai"

Hara merasa kecewa dengan perkataan Seorin, padahal dia berharap bisa menjadi ibu sambungnya. Melihat raut wajah Hara yang memelas dan menunduk Seokjin pun berusaha untuk berbicara pada putrinya itu.


"Seorin—" lagi-lagi Seorin memutus omongan orangtua nya. Bukan Hara tapi Seokjin.

"aku hanya berharap kalian bisa berdamai, bukan kembali menjalin hubungan. Aku sangat menghargai kebahagiaan kalian. Aku juga berharap papa bisa menghargai mama kandung ku" jelas Seorin pada mereka.

"mungkin dimata mu aku hanyalah anak yang seharusnya masih kelas 3SD namun duduk dibangku kelas 5SD. Ketahuilah, kesibukan dan keegoisan kalian membuat ku mau tidak mau harus bersikap dewasa. Tolong antar aku kerumah nenek"

Tak ada jawaban dari Seokjin dan Hara. Sesampainya dikediaman Tn/Ny.Kim, Seorin langsung turun dari mobilnya dan disusul oleh Hara.


"Seorin bisa bicara sebentar?"

Seorin menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Hara.


"apapun yang terjadi berpikirlah positif bahwa semuanya akan baik-baik saja. mama, papa, juga mama Irene sudah pasti sangat menyayangi Seorin nak" yakin Hara dengan senyuman pada Seorin. Seorin memeluk erat pinggang Hara dan berkata..

"aku juga sayang mama" lalu Seorin melepas pelukannya dan melambai pada Hara yang pergi menuju mobil dan berlalu kekantor.






+++

"paman Hanbin, kau masih bergelut dengan CCTV?" tanya Seorin yang tak sengaja berlalu didepan ruangan CCTV. Tak ada balasan dari Hanbin kecuali anggukan. Seorin berjalan menuju Hanbin.


"aku sudah paham bagaimana cara cepat melihat rekamannya" Seorin mengambil alih mouse dari tangan Hanbin. Sesekali tangannya bergerak cepat diatas keyboard.

"tunggu sebentar, ini rekaman yang aku cari" kata Hanbin saat melihat rekaman dimalam hari yang sangat menjanggal.


masih ada feel nya?

jangan lupa vomment nya yaa

see you :))

Strengths in Weakness (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang