SILENCE MEANS INTELLIGENCE?

113 42 3
                                    


HY AUTHOR BACK, JANAGN LUPA VOMMENT YA 

SELAMAT MEMBACA

.

.

.

"bukankah aku sudah memberitahumu tadi pagi agar kau tidak ikut campur pada urusan kami?"

"aku pantas menerima hukuman mu Tuan" kata ku pada Tuan Kim yang sudah marah karena aku mempertemukan putrinya dengan mantan istrinya itu.

"aku pikir kau adalah gadis terhormat dan berpendidikan tinggi mengingat kau Sarjanawan dari Negara Britania"

"sekali lagi maafkan aku Tuan"

"kau ku pecat"

"tapi Tuan aku baru 2 hari bekerja disini"

"seharusnya kau memikirkannya"

Lihatlah betapa angkuhnya dia, dia memecat ku padahal aku sudah meminta maaf bahkan aku sudah sujud didepannya

"aku akan melamar kembali disini"

"akan kupastikan kau tidak diterima"

"bahkan jika aku menjadi seorang office girl" kataku dengan suara gemetar, sampai kapanpun aku tidak ingin keluar dari perusahaan ini jika bukan kemauanku.

Sebenarnya aku tidak ingin bekerja disini, mengingat aku memiliki nilai yang baik dan lulus dari Manchaster University, tapi karena kemauan mendiang ibu agar aku bekerja pada perusahaan terbesar di Korea aku harus melakukannya, lagipula aku tidak mungkin mengecewakan oppa.

"kalau begitu tidak usah melamar, sekarang kau sudah bisa bekerja sesuai kemauan mu" kata nya, wah ternyata dia adalah orang yang tidak memiliki hati. Derajat ku sungguh turun.

"baik. Saya permisi Tuan" kata ku dan pergi meninggalkan ruangan Tuan Kim dan menuju ruangan para pelayan, namun langkah ku terhenti saat dia berkata

"buatkan aku Thai Tea"

"baik Tuan"

"wahh lihat siapa ini, wanita angkuh menjadi seorang pelayan padahal masih 2 hari bekerja"

"apa kau keberatan?" Tanya ku

"tidak, aku hanya terkejut dan merasa senang" katanya

"sebegitu rendahnya kah selera mu? Melihat orang susah dan kau senang. Lalu bagaimana bila kau melihat orang senang? Apa kau akan susah?" tanyaku

"jaga bicara mu, aku ini atasan mu"

"selama bukan uang mu yang digunakan untuk meng-gaji ku, kau hanyalah kotoran dimata ku" kata ku sambil membawa Thai Tea yang sudah kubuat ke ruangan Tuan Kim

"dasar jalang" gumannya yang masih bisa kudengar. Tentu saja dia adalah HRD Jisoo yang sangat tidak waras


"silahkan diminum Tuan"

"Hara?"

"apa kau juga mau teh?" Tanya ku

"sopanlah, walau dia sahabat mu dia tetap Tuan untuk mu" katanya tanpa mengalihakan pandangannya dari laptopnya

"maaf Tuan Jimin, apa Tuan ingin minum teh?" Tanya ku sekali lagi dengan embel-embel Tuan

"Hara-ya kau tidak perlu seperti ini" kata Jimin pada ku sambil mengambil nampan yang kupegang


"HYUNG!!!!..."

"Hara? Mengapa bajumu seperti itu?" tanyanya yang melihat kostum ku berbeda dari biasanya

"dia melamar pekerjaan itu" kata Tuan Kim

"ahh sayang sekali, orang sepintar diri mu harus menjadi pelayan perusahaan, padahal kau mampu mengolah data sangat baik. Hei wanita besi meski kau menjengkelkan kuakui kau sangat jenius" katanya sambil menaruh siku tangan kanannya dipundak kiri ku

"kau berlebihan Jung.. maksudku Tuan Jungkook" sambil melirik Tuan Kim yang ternyata masih sibuk dengan laptop nya dengan ekor mata ku.

"ada apa dengan matamu?" Tanya Tuan Kim

"maaf, saya akan kembali bekerja" kata ku dan pergi meninggalkan mereka menuju dapur


"tak pernah berubah" Jimin

"siapa?" Jungkook

"tentu saja Hara, dia selalu pergi untuk menyelesaikan pembicaraan yang membuatnya tak nyaman" Jimin

"pasti karena dia wanita cerdas. Sayang sekali bila dia tidak menjadi sekretaris. Jimin hyung apa kau tahu Hara sangat cerdas" kata Jungkook pada Jimin

"memang, dia selalu mendapat ranking 1 umum dari SMP, bahkan kata oppa nya dia menjadi mahasiswi dengan nilai terbaik nomor 1 pada saat kelulusan S1 nya" Jimin

"bukankah sebuah penghinaan dia bekerja disini, terlebih dia menjadi office girl" Jungkook

"apa menurutmu aku menghinanya?" Tanya Kim Seokjin

"kau menguping?" Jungkook

"tidak, kau membicarakannya didepan ku jadi aku tidak menguping" Seokjin

"alasan, baiklah aku akan kembali keruangan ku" Jimin

"eoh, ngomong-ngomong tentang oppanya Hara, ternyata dia satu sekolah dengan kita sewaktu Menengah Atas, namanya Jung Heosok" kata Jimin lalu pergi dari ruangan Seokjin

"ya hyung, apa kau mengenalnya? Sepertinya itu tidak asing bagi ku" Jungkook

"apa yang membatmu kemari?" Tanya sang petinggi

"eoh, aku mau meminta tanda tanganmu"

"aku pergi" kata Jungkook setelah Seokjin menandatanganinya

"Jung Heosok? Jung Hara? Apa jangan-jangan mereka anak dari paman Jung Sinnhwa? Sahabat ayah yang sudah meninggal. Tapi bukankah paman Sinhwa memiliki perusahaaan juga? Seharusnya wanita itu bekerja di perusahaannya. Sepertinya menjadikannya office girl bukan pilihan yang salah, dia pasti adalah penyusup yang mencoba untuk menjatuhkan perusahaan ku. Kupikir kau adalah wanita cerdas seperti yang dikatakan Jimin dan Jungkook Hara.." guman Seokjin dan diakhiri senyum miring.


"permisi apa kau karyawan baru disini?"

"seperti yang kau lihat" kata ku

"jangan seperti itu, aku hanya ingin berteman dengan mu, kenalkan aku Oh Jinsa, kau bisa memanggilku Jinsa"

"senang berkenalan dengan mu Jinsa" kata ku yang masih belum memalingkan perhatianku dari keramik yang kupijak

"apa kau memiliki kesulitan? Sepertinya kau tidak terbiasa membersihkan lantai" Tanya Jinsa

"aku akan berusaha" kata ku

"tidak apa-apa, biar aku saja" katanya sambil mengambil alih tongkat pembersih lantai dari tanganku.

"maaf sudah merepotkan, aku akan berusaha semampu ku" kata ku

"iya, sewaktu aku menjadi anak baru disini banyak senior yang membantu aku. Itulah gunanya teman saling membantu jadi jangan sungkan ya. oh iya nama mu siapa?" Tanya Jinsa

"aku Hara, Jung Hara"

"Jung Hara?" Jinsa



kalian kok baca tapi gak vomment sih?

sedih aku tuh

see you

Strengths in Weakness (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang