FIRST AGAIN

96 20 2
                                    


AKU BALIK NIH, SIAPA YANG NUNGGUIN? SIAPA YANG KANGEN? OK KAGAK ADA

YAUDIN DARI PADA KELAMAAN BASA-BASI MENDING LANGSUNG BACA AJA YA

SELAMAT MEMBACA

.

.

.


Atmosphere dari suatu ruangan yang bertemakan Sophia the First dari Disneyland itu sukses membuat kedua insan yang sedang sedang merebahkan diri dan dipisahkan oleh seorang gadis kecil itu menjadi canggung.


"hmm, aku masih belum paham dengan tujuannya merpati" kata Seorin secara tiba-tiba. Sangat membingungkan, membuat kedua orang yang disamping kiri dan kanannya menautkan kedua alisnya.


"akankah si merpati jantan benar-benar akan menemukan pasangan baru, dan si merpati betina akan terus tunduk pada elang?" Tanya Seorin lagi, entah dia bermonolog atau berbicara dengan Hara atau Seokjin pun tak tahu. Membuat Seokjin terus bertanya-tanya apa maksud perkataan putrinya.


"cerita mu itu lagi ya? kan aku sudah bilang kalau merpati Itu adalah binatang yang sangat setia" kata Hara.


Entah apa yang selalu dimaksud oleh gadis polos itu, menerka bagaikan dia bisa membaca masa depan keluarganya yang selalu dilambangkan dengan burung merpati. Sudah dibilang bukan? Bahwa merpati hanya memiliki 1 pasangan saja selama hidupnya.


"tapi, jika merpati itu digantikan oleh manusia, apakah akan tetap sama jalan ceritanya?" Tanya Seorin lagi. Bagaimana dengan raut wajah Seokjin? Dia bahkan bertambah bingung dengan cerita putrinya itu.


Menatap sudut kamar dari berbagai sisi, seolah sedang berpikir keras apa yang dimaksud dengan Seorin, dan pada akhirnya Hara menyerah. Gadis kecil itu adalah bocah jenius yang sulit dimengerti jalan pikirannya.


"Seorin-ah, bulan dan bintang akan semakin tinggi letaknya. Tidurlah, besok adalah hari yang sangat panjang" ucap Hara yang seolah dia ingin memberhentikan ucapan Hara yang terdengar tabu juga untuk dimengerti. Mengelus kepala Seorin dan membawanya kedalam pelukannya. Dia tertidur bersama seorang gadis kecil, juga ayahnya.

***






"rasanya sangat enak" entah yang keberapa kali bocah itu mengatakannya, tak ada niatan untuk menelan makanan yang ada di mulutnya itu sebelum berkata.


"Seorin, biasakanlah untuk menelan makanan mu terlebih dahulu sebelum kau mengatakan sesuatu" teguran yang Seorin dapatkan dari ayahnya.


Namun bukan Seorin jika dia harus mendengar perkataan dari ayah nya. Dia bebas untuk melakukan sesukanya, termasuk menghiraukan omongan dari orangtuanya. Begitulah jika seorang anak sudah terlampau jenius. Seolah tidak memburtuhkan nasihat dari orang lain. Jenius buakanlah berarti bijaksana.


"ah, padahal rasanya biasa saja. Maaf karena aku hanya bisa memasak nasi goreng, aku memang tidak bisa memasak" nada penyesalan terlontar begitu saja dari mulut Hara.


Untuk apa dia memasak? Bukankah sekarang pekerjaannya adalah seorang sekretaris? Bukan seorang juru masak. Dan ada apa juga dengan raut wajah yang menandakan dia menyesal? Mereka bukanlah siapa-siapa bagimu nona Jung.


"tidak eomma, ini sangat enak. Apa masih ada sisanya? Aku ingin membawanya kesekolah" ahh sangat manis begitu pikir Hara. Bola mata yang sangat indah persis seperti ibu kandungnya.

"aku akan menyiapkannya nanti untuk mu" senyuman yang terpatri diwajah Hara dan menular begitu saja pada bocah itu, menjadikan bahan tontonan untuk Seokjin yang sedang duduk sambil mengunyak sarapannya disamping Seorin.

***






"oppa kau sudah kembali?? Wah wah wah lihat ternyata gadis buta mantan tukang sapu ini sudah mmendapatkan jabatannya kembali ya?" Tanya seorang wanita yang sangat dibenci oleh Hara.


Sebenarnya Hara tidak membencinya, hanya saja tingkahnya yang selalu merendahkan Hara membuatnya menjadi geram.


"bisakah kau menjaga ucapan mu itu Jisoo?" yah dia adalah Jisoo seorang HRD dikantor Seokjin. Tapi tunggu, bukan Hara yang mengatakan itu, lalu siapa?

"oppa kau membelanya?" Tanya Jisoo yang memandangnya sedikit tidak percaya pada Seokjin.


Ayolah Seokjin tidak pernah seperti itu sebelumnya pada Jisoo, tapi kenapa dia berubah seperti ini? Seokjin menarik tangan Hara menuju ruangannya. Membuat si wanita yang memiliki jabatan sebagai HRD itu geram, mengumpat bahkan menyumpahi Hara.




gimana masih feel gak sama work ini?

masih respect?

selamat beraktivitas semua, dan jangan bermalas-malasan yaa

see you

Strengths in Weakness (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang