11

701 116 16
                                    

Yuk vote, belajar saling menghargai ya♡

^^^

Mentari pagi terlihat keluar dari persembunyiannya. Aneska hari ini bangun lebih pagi karena takut teman-teman Aksa melihatnya menginap disini. Gadis itu memasak sarapan untuk 5 orang dengan keadaannya yang sudah memakai seragam sekolah.

Ngomong-ngomong, tadi malam Aneska tidur dikamar yang berada disebelah kamar Aksa karena beruntungnya, Adam tak ada dikamar tersebut waktu itu.

Saat ini Aneska menyiapkan roti isi dan juga susu. Yah, kegiatan ini merupakan kegiatan rutinnya setiap pagi, jadi meskipun dirumah orang, kebiasaannya itu tak hilang. Suara desisan yang ditimbulkan oleh telur yang tengah dimasak membuat suasana pagi hari terasa satisfying untuk Aneska.

"ELO?! Lo anak Karisma itu kan?!" Aneska yang mendengar teriakan itu sontak mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Matanya membulat penuh melihat siapa yang ada dihadapannya.

"Ngapain Lo disini?" tanya Aneska waspada, mengacungkan spatula yang tengah ia pegang.

"Harusnya Gue yang nanya, kenapa Lo disini! Mau nusuk Gue sama temen Gue lagi?! Atau mau cari mati sama Gue? Awas Lo! Woy! ADA PENYUSUP GAYS!!!" teriak Gery histeris membuat semua orang yang masih meringkuk terbangun seketika.

"Ada apaan dah masih pagi, juga," ucap Seano seraya mengucek matanya.

"Tau Lo, anjir," sahut Adam menguap masih mengantuk.

"Aneska!" ujar Aksa panik. Ketiga sahabatnya menemukan gadis itu.

"Aneska? Lo kenal cewek ini, Sa?" tanya Gery bingung. Seano dan juga Adam yang baru menyadari apa yang terjadi menunjuk-nunjuk Aneska.

"Elo?! Lo yang nusuk lengan Gue waktu itu kan? Lo juga yang katanya nyalain sirine? Iya? Sumpah! Cari mati Dia, Ger," ucap Seano heboh menunjuk-nunjuk Aneska emosi.

"Maksud Lo pada apaan, dah?" tanya Aksa yang sama sekali tak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Lo tau? Nih cewek udah ngancurin rencana kita buat ngancurin Karisma! Sumpah, berani bener anjir, mana maen piso lagi," ucap Gery kesal.

"Mana, liat?" ucap Aksa tak percaya.

"Noh, masih basah nih luka kita-kita," ucap Seano kesal seraya menunjukkan luka yang lumayan dalam dilengan kanan atasnya.

"Ppppptttt... BHAHAHAHAHAH! Lo beneran ditusuk? Ngakak anjir, sama cewek aja kalah, Lo!" ucap Aksa dengan gelak tawa menggelegar tak percaya Aneska semenyeramkan itu.

"Malah ketawa lagi ni curut satu," ucap Gery menggeplak lengan Aksa kesal.

"Bentar, bau gosong dah," ucap Adam yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka.

"Eh, telornya gosong!" pekik Seano melihat telur mata sapi yang kini malah mirip mata zombie diatas fry pan.

Dengan segera Aneska mematikan kompor dan menyingkirkan telur gosong tersebut ke tempat sampah organik yang disediakan disana.

"Sa, pokoknya Lo harus jelasin kenapa bisa ada nih cewek," ucap Gery meminta penjelasan.

"Iya, iya,"

Aneska kini menggoreng telur mata sapi lagi. Kaum cowok yang tadi marah-marah padanya memilih mencuci muka terlebih dahulu.

^^^

"Jadi Lo mau dijeblosin ke tempat para bitch gitu?" tanya Seano seraya mengunyah sarapannya. Aneska hanya mengangguk.

Rewrite Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang