1

2.8K 264 39
                                    

^^^

"Siapa yang naro sampah di laci meja gue?!" suara seorang gadis yang baru memasuki kelas terdengar menggema, mampu membuat seisi kelas diam ditempatnya. Tatapan tajam itu seolah akan menusuk siapapun yang berani menatapnya.

"JAWAB GUE!!" sentak gadis itu murka. Berani-beraninya ada orang yang menyentuh mejanya saat Ia tak hadir.

Seisi kelas nampak saling tatap satu sama lain menanyakan siapa yang melakukannya. Biasanya tak ada yang seberani itu dengan gadis tersebut.

"S-Sorry, Nes. Gue kemarin lupa ngambil dari laci meja lo," seorang siswi yang berada di meja paling depan dengan berani mengangkat suara meskipun ia tahu ia harus menanggung resikonya.

Derap langkah gadis itu jelas terdengar, melangkah menghampiri teman sekelasnya tadi dengan tatapan tajam yang tak pernah lepas dari matanya.

"Lo tau kan, gue udah pernah bilang kalo gak ada yang boleh nyentuh meja gue walau sekedar kelingking lo doang yang kena?" tanya gadis itu kalap. Siswi yang ada didepannya menunduk tak berani menatap mata gadis itu.

"S-Sorry, Nes. Gue janji gak akan ngulangin," ucap siswi tersebut lirih hampir tak terdengar. Semua yang ada dikelas menatap iba padanya.

PLAKK!

Suara tamparan itu membuat semuanya meringis ngeri. Walau hanya dengan melihatnya saja, mereka seakan dapat merasakan sakitnya.

"Itu balasan buat lo. Buat siapapun yang ngelakuin hal sama, gue bakalan kasih pelajaran, lebih dari ini," peringat gadis itu, kemudian membawa sampah yang ada di laci mejanya dan membuangnya ke tempat sampah yang berada di pojok depan kelas.

Gadis itu kembali pada kursinya dan mendaratkan bokongnya di sana. Semua yang menyaksikan itu masih merasakan ketegangan dan duduk dengan takut-takut lantas berbisik-bisik.

Dialah Aneska, tepatnya Aneska Delaney Azkadina. Gadis cantik yang kejam, tak mengenal rasa empati, yang anti sosial, tak ingin ada seorangpun masuk kedalam kehidupannya apalagi mengusik hidupnya. Sorot matanya yang selalu tajam dan wajah dingin tanpa ekspresi membuat siapapun akan menyingkir ketika ia melewati koridor kelas atau pun sekedar berjalan melewati kerumunan.

Bahkan, guru yang mengajar pun kewalahan dengan sikap dinginnya, malah membuat mereka merasa tak nyaman dengan aura tak mengenakkan dari gadis itu.

"Assalamualaikum..." seorang Guru terlihat memasuki kelas tersebut dengan beberapa buku paket di dekapannya.

"Waalaikumsalam,"

"Kamu kenapa, Kyla?" tanya Gauri, guru bahasa Inggris yang barusan memasuki kelas tersebut melihat Kyla terus memegangi pipinya.

"Gak papa Bu, tadi Shira nampar saya kekencengan soalnya ada nyamuk katanya," bohong Kyla seraya tersenyum palsu. Ia tak ingin mendapatkan balasan yang lebih mengerikan dengan mengadukan siapa pelaku sebenarnya.

"Euleuh euleuh..., kenapa kekencengan atuh, nanti mah hati-hati, Shira. Kasian temen kamu kesakitan," ucap Gauri menasihati. Shira yang dijadikan kambing hitam hanya tersenyum kaku dan mengangguk.

^^^

Aneska kini tengah menyendiri di bawah pohon persik belakang sekolah seraya membaca buku novel horror yang 3 hari lalu ia beli di toko buku. Daun-daun sesekali berjatuhan membuat suasana sepi menjadi semakin mencekam. Mungkin bagi siapapun tak akan pernah ada yang berani melakukan hal seperti Aneska.

Rewrite Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang