20

476 76 39
                                    

^^^

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam,"

Aneska melihat wajah orang yang tadi menjawab salamnya. Ah, dia adalah Mr. Paul ternyata. Pria paruh baya tersebut sedang membaca koran di ruang tengah.

"Habis darimana, Aneska?"

"Aneska habis dari minimarket, om," ucap Aneska tersenyum kaku.

"Oh, iya."

"Aneska ke dapur dulu, om." Pamit Aneska yang diangguki Mr. Paul.

Dengan pikiran yang masih berkecamuk, gadis itu pergi menuju dapur untuk menaruh semua bahan makanan yang baru saja dibelinya.

Selesai dengan makanan tersebut, Aneska memilih untuk pergi ke kamarnya dan melakukan kegiatan rutin membaca setiap hari Sabtu dan Minggu, berhubung kemarin Aneska juga baru saja membeli buku baru.

Sampai di kamarnya, Aneska langsung menuju meja belajar, dimana buku novel terletak di sana. Ia mengambil benda tersebut dan bergegas duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut.

Kretek

Terdengar suara sesuatu saat Aneska menghempaskan bokong pada sofa. Ia juga merasakan sesuatu yang ganjal tertindih olehnya. Gadis itu kembali berdiri dan berbalik memastikan sesuatu yang tadi tertimpa olehnya.

Ah, ternyata paper bag yang waktu itu diberikan Kevin. Bentuknya kini lumayan kusut karena tadi terduduki oleh Aneska. Mumpung dirinya ingat, gadis itu meraih paper bag dan kembali duduk dengan benda tersebut berada di pangkuannya. Tangannya mulai merogoh kantong itu dan mengeluarkan sesuatu dari sana.

Kotak berwarna coklat berukuran cukup besar pun kini sudah berada pada tangannya. Tanpa basa-basi ia membuka penutup kotak tersebut dan....

"C-Caca?" gumam Aneska saat melihat sebuah boneka beruang kecil mengenakan sebuah kalung berliontin kayu yang dipahat berbentuk hati. Di sana juga terdapat cokelat, sapu tangan, serta secarik kertas lusuh yang terselip diantara tangan boneka tersebut.

Dengan cepat gadis itu mengambilnya dan mengecek isi kertas tersebut.

Peluk Caca kalau lo sedih, hapus air mata lo sama sapu tangan ini. Makan cokelatnya juga biar lo senang. Gue dengar-dengar, cewek biasanya moodnya jadi bagus kalau makan cokelat.

Eh, semoga sapu tangannya gak kepake deh, lo bahagia terus ya....

Semoga senang sama hadiah yang gue kasih,

Seketika bayangan masa lalu menyeruak begitu saja. Hadiah ini sangat persis sama seperti apa yang diberikan kekasih masa lalunya. Hanya saja, bagian bawah kertas itu agaknya dirobek.

Flashback On

Nabila menjauhi Carlos karena ia kecewa dengan lelaki itu. Ia membiarkan Nabila menunggu berlama-lama di taman kota sambil hujan-hujanan. Saat itu Carlos berkata ingin menemui gadis itu di sana dan menjelaskan alasan ia tak datang ke restoran untuk kencan dua hari lalu.

Namun, nyatanya ia melihat Carlos tengah bersama seseorang di mobilnya saat gadis itu berada di dalam taksi, menunggu lampu merah berganti hijau dalam perjalanan pulang. Seketika hatinya tertohok saat mengetahui yang bersama Carlos di dalam mobil adalah Yura, teman satu kelas Carlos. Memang, beberapa hari ke belakang keduanya nampak dekat sekali. Bahkan hampir setiap dirinya mengajak ke kantin bersama tak diiyakan oleh cowok itu.

Rewrite Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang