Bab 10. Pertempuran LTH dan CDS - 2

800 105 176
                                    

LTH Squad mulai memasuki markas CDS, dibantu oleh empat orang tadi sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sesuai rencana, Leo, Rio, Rict, dan Aliena akan masuk sebagai tahanan pura-pura. Saat mereka sudah berada di dalam markas CDS, seluruh pasukan yang lain terus memantau dengan menyodorkan senjatanya. 

"Cih, LTH baru begitu doang ketangkap sama CDS," ucap salah satu pasukan yang memantau.

"Tau, gaya mah selangit, pake segala ngejar bos divisi pertama," ujar salah satu pasukan yang lain.

"Betul-betul, gaya mah selangit." Heboh semua pasukan divisi.

Aliena, Rict, Rio, dan Leo terus berusaha untuk menahan emosi dan berjalan terus menuju penjara bawah tanah. Walaupun sepanjang jalan mereka terus dihina, dicemooh, dan direndahkan.

Saat sampai di penjara bawah tanah, yang tersisa hanya mereka beserta empat orang dari CDS yang membantu dan beberapa penjaga tahanan. Awalnya mereka ingin berpura-pura masuk ke dalam sel tahanan terlebih dahulu, namun penjaga tahanan mulai curiga. Akhirnya mereka langsung memutuskan rantai borgol yang terdapat pada tangannya, kemudian menembaki penjaga tahanan dengan senjata apinya.

Jedor ... Jedor ...

"Abis semua," ucap Rio lega. Sementara empat orang yang lain sudah ketakutan duluan.

"Jangan bunuh kami," ujar salah satu dari empat orang itu.

"Maaf," jawab Rict tersenyum.

Dor ... Dor ...

"Lanjutkan perjalanan Primex-21, go!" ucap Leo.

"Sistem aktif, mencari jalan keluar, bip bip bop."

Leo mulai mengatur tombol kerja Primex-21. Setelah selesai, mereka mulai melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar. Sementara itu pria itu terus memantau pergerakan LTH.

"Jangan harap kalian bisa keluar dengan selamat, komandan divisi LTH. Terutama Anda, Leozert," ucap pria itu tersenyum sembari memantau CTTV.

"Bagaimana dengan gadis itu Tuan? Sampai saat ini yang mulia belum datang," ucap pelayannya.

"Tentu dia akan menjadi mainan saya, tidak akan mungkin saya biarkan dia pergi begitu saja dengan yang mulia. Siapa juga yang mau memberikan gadis secantik dia pada yang mulia," jawab pria itu tersenyum sinis.

Sejauh mata memandang, belum terdapat satu pun rintangan yang menghadang LTH Squad. Mereka terus melangkahkan kakinya maju ke depan tanpa rasa takut. Namun tetap mata mereka terus waspada akannya penyerangan dari musuh.

Tiba-tiba saat mereka baru saja akan melangkahkan kakinya keluar dari lift, sekelompok orang sudah menyodorkan senjatanya. Tanpa basa basi lagi, mereka langsung menembaki sekelompok orang itu. Setelah sekelompok orang itu gugur, datang lagi yang lainnya.

Jedor ... Jedor ...

Musuh terus bermunculan seakan tiada habisnya. Jumlahnya pun semakin banyak dari sebelumnya. Aliena mulai cemas dengan persediaan peluru yang terdapat pada senjata mereka. 

Kecemasannya tidaklah tanpa alasan, karena memang pelurunya hanya tersisa sedikit di dalam tasnya. Melihat wajah Aliena yang cemas, fokus Rict mulai teralihkan. Walaupun fokusnya teralihkan, musuh di hadapannya tetap tidak ada yang selamat.

"Ada apa Aliena?" tanya Rict sembari menembaki musuh.

"Tidak apa-apa, fokus saja pada musuh di hadapanmu!" seru Aliena.

"Baiklah," jawab Rict.

Namun tetap saja, Rict cemas pada Aliena. Rict tidak mau sampai terjadi sesuatu pada Aliena dan membuatnya menyesal. Sampai akhirnya musuh terakhir di hadapannya, hampir menembakkan pelurunya pada Aliena. Untunglah ada Rio, sehingga Aliena tidak jadi terkena peluru tembakan musuh. 

Amor Aeternus [END!] [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang