Bab 27. Sekarat

372 66 112
                                    

"Pak Jenderal!" seru Angel menangisi Zen yang telah tertembak untuk yang kedua kalinya untuk melindungi Auristela.

"Bamm ...." Fernando menambak Vanessa tepat di dadanya yang dekat dengan jantung, karena gadis itu sempat bergerak-gerak.

Tangan Auristela mulai gemetaran melihat darah yang kini sudah melumuri seluruh tubuhnya. Gadis itu masih tidak bisa mempercayai kenyataan yang telah dilihatnya berusan. Pria yang memiliki sedikit sisa tenaga mampu menyelamatkannya dari kematian untuk yang kedua kalinya.

"Vanessa!" seru Lola(mama Vanessa).

"Berisik sekali Anda, Lola si Penghianat!" seru Aliena langsung menembak wanita itu di tempat.

Vanessa sempat menoleh dengan sisa tenaga yang dipunyanya. Dia begitu gemetaran melihat mamanya kini telah tiada karena tertembak oleh senjata api milik Aliena. Ingin rasa gadis itu menjerit dan menangis sedih, namun sisa tenaga yang dipunyanya tidaklah seberapa.

"Selamat tinggal," ucap Vinz langsung melarikan diri dari tempat itu.

"Fer--sa--ya--cinta ...," ucap Vanessa berbicara dengan sedikit tenaga yang dipunyanya. Tak lama setelahnya, sebelum perkataannya selesai, dia langsung memejamkan matanya.

"Auristela kamu tidak apa-apakan?" tanya Fernando berjalan mendekati Auristela sembari menatapnya cemas.

"Diam! Fernando! Sa-saya ...," ucap Auristela gemetaran sembari mengecek detak jantung Zen.

Tiba-tiba Leo baru tersadar setelah Vinz meninggalkan tempat tersebut. Dia terlihat seperti orang kebingungan, seakan apa yang hampir dilakukannya tadi adalah sebuah hiptotis.

"Ada apa ini? Ke mana semua musuh?" tanya Leo melirik sekitar tempat tersebut.

"Tunggu .... Apa yang baru saja saya lakukan," ujar Fernando memegangi kepalanya.

"Tanda-tanda kehidupan masih ada dari orang ini! Segera bawa dia ke rumah sakit!" seru Auristela tersenyum menggambarkan suasana bahagia yang begitu kentara. Setelah dia memeriksa urat nadi Zen.

"Pak Jenderal masih hidup!" Heboh semua pasukan yang tersisa dengan rasa bahagia.

"Tunggu apa lagi, cepat bawa dia ke rumah sakit!" seru Angel memberikan perintah. Tidak henti-hentinya mereka semua bersyukur atas berkah yang telah diberikan itu.

"Leo, sebenarnya---" jawab Rio.

"Kita bicarakan nanti saja," ucap Aliena menyela pembicaraan Rio dan Leo.

Para pasukan militer bergegas menggotong Zen dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Karena menurut Auristela, masih ada kemungkinan untuknya hidup.

Saat Auristela hendak ikut mereka ke rumah sakit. Tiba-tiba langkahnya terhenti karena tercegat Fernando. Tangan gadis itu terus dipegangi pria yang mencegatnya, seakan tidak mengizinkannya untuk pergi.

"Auristela, dengarkan saya dahulu. Saya tidak bermaksud seperti tadi," ucap Fernando panik.

"Fer, lebih baik sekarang Anda bawa Vanessa ke rumah sakit. Dia masih ada kemungkinan untuk hidup. Dari pada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi?" tanya Auristela.

"Tetapi saya---" ucap Fernando mencoba menyangkal perkataan Auristela.

"Saya mohon kepada Anda, Fer. Nyawa Vanessa saat ini dalam kondisi kritis, jika terlambah sedikit saja ...," jawab Auristela menghempaskan tangan Fernando.

Setelah percakapan itu, Auristela bergegas meninggalkan tempat tersebut untuk membantu pasukan militer. Secepat mungkin dia berlari menyusul mereka, karena sudah tertinggal cukup jauh.

Amor Aeternus [END!] [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang