Bab 38. Penyerangan Jayson

217 60 110
                                    

Setelah keluar dari sekolah, Zen langsung bergegas menuju lokasi pertemuan yang sudah ditentukan. Sebenarnya, pria itu tidak keluar karena marah, melainkan misi tiba-tiba yang diberikan oleh Zergan.

Dia juga harus meninggalkan Sion sendiri di ruang rapat, berjaga-jaga adanya penyerangan musuh. Karena Zergan cemas nantinya musuh malah menghilang dari pengawasan. Dan mereka malah menyerang, saat pasukan militer sedang lengah.

Sion sendiri memang sudah tahu bahwa panggilan ini mendadak. Sehingga dia harus bersigap dalam menghadapi musuh.

Untungnya, area sekitar sekolah aman dalam pengawasannya. Jadi, Sion langsung menyusul Zen begitu murid-murid itu kembali dari sekolah.

Zen dan Angel sedang menunggu gerak-gerik Jayson yang tampak mencurigakan. Malangnya, kali ini pria itu bersama seorang gadis seusia Auristela. Hal tersebut membuat pasukan militer menjadi lebih waspada.

Jayson sejak tadi mulai menyadari bahwa dirinya sedang diintai. Namun, dia takut membuat putri kecilnya cemas. Sehingga sikapnya biasa saja, seakan tidak terjadi apa pun.

Rose yang sedang memilih pakaian baru mulai menyadari perubahan sikap papanya. Dari yang semula santai menjadi agak waspada.

"Pa? Mengapa Papa seperti waspada?" tanya Rose melirik Jayson sembari memilih sebuah baju.

"Tidak, Nak. Kamu lanjut saja ya belanjanya," jawab Jayson mencoba meyakinkan Rose.

"Gak jadi deh beli bajunya. Pulang aja yuk?" ucap Rose mulai tidak nyaman dengan situasi ini. Karena dia cukup peka sehingga menyadari adanya keanehan.

"Gini, Papa kan ada urusan sesuai apa yang Papa bilang tadi. Jadi, kamu pulang sama sopir ya?" tanya Jayson memberi kode mata pada Rose.

"Baiklah," jawab Rose memberi kode balik.

Jayson pun berjalan pergi meninggalkan tempat tersebut. Dan Rose tetap di sana untuk berbelanja.

Sesuai dengan apa yang direncakan, para pasukan militer mengendap-endap mengikuti Jayson. Sebenarnya mereka juga tahu bahwa pria itu mulai menyadari dirinya sedang diikuti.

Pasukan militer terbagi atas dua tim. Yaitu tim a diketuai Zen, memantau dari kejauhan. Sementara tim b diketuai Angel memantau dari jarak yang cukup dekat.

Jayson berjalan keluar gedung mall, menuju tempat yang cukup sepi. Di sana tiba-tiba dia menghentikan langkahnya.

"Pasukan militer," ucap Jayson berbalik badan. "Benar bukan?"

Namun, begitu dia berbalik badan. Orang-orang itu tidak ada mengikuti di belakangnya.

Cuma perasaan saya atau bagaimana ya. Sepertinya saya yang terlalu waspada. Jayson berucap dalam batinnya.

Merasa dirinya sudah aman. Jayson melancarkan aksinya pergi menuju rumah murid yang ingin dia serang. Pria itu dijemput seseorang menggunakan mobil, untuk pergi ke sana.

"Sial! Nyaris saja kita ketahuan!" seru Angel merasa kesal.

"Fokus," jawab Zen dari bluetooth-nya.

"Posisi Anda di mana, Pak?" tanya Angel.

"Menurut Anda?"

Angel sontak terkejut mendengar jawaban Zen. "Jangan bilang---"

Tiba-tiba sambungan bluetooth mereka terputus. Dan beralih ke sambungan Zergan.

"Nona sekretaris. Apa Anda terputus dengan sambungan jenderal muda?"

"Bukan hanya terputus, namun ...," jawab Angel gemetaran.

"Nona!" seru pasukan yang lain.

Amor Aeternus [END!] [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang