Bab 37. Rapat OSIS

256 61 107
                                    

Setelah kabar berita tentang konflik Zen dan Menteri Keuangan mereda. Berita lain muncul dan sontak menjadi sorotan publik. Gregorius Internasional High School dikabarkan akan kembali dibuka dalam jangka waktu tiga hari lagi. Karena proses perbaikan pada ruangan-ruangan yang rusak, sudah selesai. Perbaikan ini memakan waktu kurang lebih selama seminggu.

Tepat dua hari sebelum sekolah dibuka kembali, para pengurus OSIS memutuskan untuk berkumpul dan rapat. Tujuannya untuk membahas tentang jadwal kesiswaan yang akan diadakan dalam menyambut natal dan tahun baru. Setelah jadwal pertemuan ditentukan, mereka pun memutuskan untuk berkumpul pada siang hari setelah jam makan siang selesai.

Tetapi, ternyata Auristela sampai terlebih dahulu di dalam ruangan tersebut, mendahului yang lain. Namun beberapa menit setelahnya, Victoria pun memasuki ruangan sebagai orang kedua yang datang.

Melihat adanya Auristela di dalam ruangan, wajah Victoria pun tampak tidak senang. Tatapannya begitu melekat pada gadis yang kini berada di hadapannya.

Namun, karena tidak ingin mencari masalah, Victoria pun memutuskan untuk duduk dan menunggu. Tetapi, hatinya tidak bisa tenang menyadari Auristela menatapnya dengan tatapan tajam yang dingin.

Walau gadis itu sudah menoleh ke samping, tetap saja pandangan Auristela yang ada di hadapannya tidak kunjung terlepas darinya. Sehingga membuatnya semakin tidak nyaman.

"Auristela!" seru Victoria kehabisan kesabarannya. Namun, gadis itu tidak menjawab dan mengabaikannya. Akhirnya dia memutuskan untuk bangkit berdiri kemudian berjalan mendekati gadis itu.

Saat berada di dekat Auristela, Victoria langsung memegang pundaknya. Tidak hanya memegang, dia juga meremasnya dengan kencang.

Auristela memegang tangan gadis itu, kemudian memelintirnya. Dengan cepat, Victoria langsung menarik tangannya agar tangannya tidak terpelintir lebih sakit lagi.

Tidak terima dengan perlakuan Auristela, Victoria langsung memegang wajah gadis itu dan membuatnya menghadap tepat di hadapan matanya. "Auristela! Di mana tata krama Anda?"

"Mengganggu sekali," jawab Auristela menatap mata Victoria.

"Bukankah Anda duluan yang kurang ajar dengan saya!" seru Victoria.

"Kita sudahi pembahasan hari ini," ucap Auristela mematikan bluethoot-nya.

Sontak Victoria pun melepaskan tangannya dari wajah Auristela. "Maafkan kelancangan saya."

"Victoria ...," ucap Auristela bangkit berdiri.

Tiba-tiba satu per satu anggota OSIS lainnya masuk ke dalam ruangan, tepat setelah Auristela menyebutkan nama Victoria. Sontak gadis itu pun langsung kembali duduk di tempatnya, sebelum terlihat yang lain.

Para anggota OSIS itu pun berjalan menghampiri Victoria yang berada di hadapan Auristela. Mereka sontak terkejut melihat Victoria berada di dekat Auristela.

"Victoria, kok kamu ada di sini?" tanya Frizlia, sekretaris OSIS sekaligus teman Victoria.

"Tidak apa-apa, Friz," jawab Victoria tersenyum menghadap Frizlia.

"Oh ya, tumben sekali datang paling awal?" tanya Namizha meledek Frizlia, yang merupakan seorang bendahara.

"Kebetulan hari ini tidak sibuk aja, sudah yuk kita kembali ke tempat duduk masing-masing. Anggota lainnya sudah banyak yang berdatangan," jawab Victoria berusaha mengubah topik.

"Ketua aja belum datang, ngapain duduk---?" tanya Frizlia.

"Kata siapa?" tanya Sion bersama Zen menghampiri mereka.

Amor Aeternus [END!] [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang