Bab 25. The Mafia is Back

405 65 88
                                    

Seluruh awak media mulai membicarakan kebeneran dari rumor yang beredar, bahwa Jenderal muda telah mengundurkan diri dari jabatannya. Pihak militer pusat terus mencoba menutup-nutupi kebenaran dari berita tersebut. Mereka khawatir masyarakat nantinya akan cemas begitu mengetahui tentang kebenaran dari berita ini. Terutama tidak mungkin dalam jangka waktu dekat, mereka dapat melakukan upacara pelantikan Jenderal yang baru, sebagai pengganti.

Di sisi lain, seluruh kelompok mafia saat ini sedang merayakan kegembiraan atas berita yang beredar tersebut. Mereka mulai memberontak dan berkeliaran di mana-mana dengan sesuka hati. Hal tersebut membuat polisi dan beberapa pihak militer yang turun tangan atas kasus ini menjadi kewalahan dengan aksi mereka yang semakin menjadi-jadi.

Menurut berita yang beredar, lebih dari seribu orang telah meninggal akibat menjadi sasaran kelompok mafia. Pemerintahan jadi sasaran utama masyarakat atas bencana yang telah menimpah negara tersebut. Sampai-sampai presiden mengeluarkan dekret secara langsung dan menghimbau untuk seluruh masyarakat agar selalu waspada.

Sudah berkali-kali Angel mencoba menghubungi Zen, namun tidak ada jawaban atas panggilan tersebut. Ditambah Jenderal Besar juga telah menghilang, setelah rapat bersama Zen secara empat mata, waktu itu. Pihak militer sempat curiga bahwa mereka telah menjadi tawanan kelompok mafia.

Berita hangat tersebut berlangsung selama kurang lebih seminggu. Setelah seminggu kemudian, keadaan mulai kembali normal dengan kembalinya Zen menjadi seorang Jenderal. Kabar sukacita menyelimuti negara tersebut, tetapi sebaliknya untuk kelompok mafia.

Sementara itu, di sekolah, semua tampak seperti biasa. Namun, setelah Auristela menjadi Sekretaris, banyak dari murid perempuan yang protes dan tidak menerimanya. Hampir setiap hari Auristela terus dihina dan diejek, bahkan ada yang menyebutnya sebagai seorang pelacur, demi memegang jabatan tersebut.

Hingga suatu hari, untuk yang kesekian kalinya, seseroang mengucapkan kalimat yang tidak pantas padanya dengan membawa-bawa nama orang tuanya. Auristela tidak akan pernah mempersalahkan jika yang dihina adalah dirinya. Namun, jika yang dihina tersebut adalah kedua orang tuanya, emosi gadis itu tidak akan pernah tertahan lagi.

Saat Auristela hendak membalas perkataan orang tersebut, tiba-tiba sekumpulan orang mengelilinginya dan melemparinya dengan telur busuk. Kini seluruh tubuhnya telah bau telur busuk yang sangat menyengat. Tiba-tiba seorang siswi berjalan mendekati Auristela dan melumurinya dengan whip cream.

"Rasakan itu, Auristela!" seru Jesselyn.

Setelah Jesselyn melumuri Auristela dengan whip cream, tiba-tiba ada suara seorang gadis yang sedang berhitung mundur. "3 ... 2 ... 1 ...." Sembari berhitung, gadis itu berjalan meghampiri Jesselyn.

Selesai gadis itu berhitung mundur, segentong air jatuh tepat di atas Auristela. Tidak hanya dia yang terkena, namun ada beberapa murid lain pun ikut kecipratan airnya. Tubuh Auristela yang tadinya telah beraromakan telur busuk dan diselimuti whip cream. Sekarang ditambah air telah membasahi pakaian dan tubuhnya, secara total.

"Hahahahaa." Rose dan Jesselyn tertawa terbahak-bahak melihat kondisi Auristela saat ini, bersama dengan murid-murid lain.

Semenjak tadi, Auristela terus mencoba menahan emosinya agar tidak meluap, karena dia tahu jika itu terjadi maka akan memakan banyak korban. Namun emosinya juga masih ada batasan, tidak selamanya bisa ditahan. Saat dia akan membalaskan perbuatan mereka, tiba-tiba ada seorang pria datang dari belakang menghampiri sekelompok orang itu.

"Ada keributan apa ini? Sambutan yang sangat meriah," ucap Rio tersenyum.

"Menarik," ujar Leo berjalan di belakang Rio.

Saat langkah Leo dan Rio semakin dekat, sontak murid-murid itu pun menoleh ke arah mereka. Dengan sekali tatapan mata memandang wajah mereka berdua, murid-murid itu langsung terpesona akan ketampanan yang terpancar dari wajahnya. Seakan tiada tandingan mereka lagi di dunia ini.

Amor Aeternus [END!] [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang