Bab 43. Leo vs Auristela

226 51 47
                                    

Waktu beristirahat pun selesai. Aliena mengumpulkan mereka yang menang, masuk ke dalam Arena kembali.

"Baiklah, sekarang saatnya babak ketiga. Kalian dua belas orang dalam satu kelompok yang acak, namun tidak sama seperti babak sebelumnya. Seperti penjelasan saya sebelumnya, kalian harus melumpuhkan satu sama lain, jika ingin menang. Dan kali ini hanya dua orang saja yang menang dari tim yang berhadapan tersebut," ucap Aliena.

"Apa! Dari dua belas orang hanya dua yang diambil?" tanya Justin terkejut.

"Sistemnya sama seperti tadi, tidak ada yang berubah, namun sekarang kalian boleh lebih dekat tanpa jarak sedikit pun," ucap Aliena memperjelas.

"Bukannya tadi Auristela menyerang Dravin dengan jarak dekat?" tanya Geordon.

Saat Auristela hendak angkat bicara, Yvonne mendahuluinya menjawab. "Walau dia berjalan ke belakang Dravin, namun dia tidak mendekatinya. Tidak ada larangan untuk bergerak dengan bebas."

Mendengar perkataan Yvonne, Geordon sontak terdiam. Dia menyadari bahwa dirinya kurang teliti dalam memahami perkataan Aliena.

"Jika tidak ada pertanyaan, kita akan segera lanjutkan," sela Aliena. "Silakan lihat ke layar monitor."

Semua langsung melihat ke layar monitor. Sontak Yvonne terkejut menyadari dirinya sekelompok dengan Leo.

"Bagaimana mungkin!" seru Yvonne.

"Sepertinya kebetulan terulang kembali," cibir Chaithy.

"Saya mundur Bu," ucap Dian.

"Apa kamu yakin? Nilaimu hanya akan delapan puluh lho," tanya Aliena melirik Dian.

"Dian, padahal kita sekelompok lho," ucap Geordon kecewa.

"Lawan begitu sulit, Leo dan Tuan Putri Yvonne, tidak mungkin bisa menang," ujar Dian.

"Santai aja sih ketua kelas. Belum tentu juga kan," jawab Yvonne melirik Dian.

"Kalau saya bisa mengalahkan Leo, apa jaminannya?" tanya Geordon menatap Dian.

"Saya akan terima pernyataan cintamu tetapi ...," ucap Dian, yang belum selesai bicara sudah dipotong Geordon.

"Tetapi apa?" tanya Geordon dengan tatapan serius.

"Ya kalau Leo tidak dikalahkan berhentilah menganggu saya dengan perkataan cintamu," jawab Dian.

"Sepertinya Anda harus berpikir dua kali Geordon," ledek Yvonne.

"Kalian masih kecil sudah cinta-cintaan, nilai juga belum tentu bagus," sela Aliena.

"Menurut peraturan yang sudah ditentukan OSIS, pacaran saat jam pelajaran dapat skors point," jawab Chaithy.

"Sudah-sudah intinya saya mengundurkan diri, nilai delapan puluh juga sudah bagus," ujar Dian.

"Kalau ada yang keluar gitu, apa timnya akan dibentuk ulang?" tanya Justin.

"Tidak, sama seperti tim yang sudah terbentuk sejak awal," jawab Aliena. "Dan saya minta kalian berhenti untuk berbicara. Waktu sudah pelajaran sudah tinggal sebentar lagi."

"Baik Bu," jawab murid-murid itu.

"Sekarang tim pertama dan ketiga saling berhadapan," ucap Aliena.

Auristela, Chaithy, Dravin, serta tiga murid lain dari kelompok tiga pun maju. Seluruh tubuh mereka sudah bergetar begitu melihat Dravin.

"Mulai!" seru Aliena menyetel waktu.

Mereka langsung fokus pada musuh untuk melumpuhkannya. Tetapi mereka juga tetap menjaga jarak.

Waktu terus berjalan. Hanya Auristela saja yang masih memiliki sisa senjata. Karena musuh dari tim lain berfokus pada Dravin dibandingkan dirinya.

Amor Aeternus [END!] [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang