Zergan berjalan mendekati Zen kemudian membantunya bangkit berdiri, bersama Doktor Alvaro. "Pak Jenderal seharusnya mendengarkan ucapan saya bukan? Mengapa Anda begitu nekat, dengan kondisi seperti ini?"
"Cepat rekam! Sangat langka sekali Jenderal Besar dan Jenderal Muda dekat seperti ini!" seru heboh para awak media.
Di tengah kehebohan para awak media merekam kedekatan Jenderal Besar dan Jenderal muda. Zergan dan Doktor Alvaro sibuk membantu Zen berjalan perlahan mendekati para awak media.
Saat berada pria itu sudah berada dekat dengan mereka, para wartawan sontak memberikan banyak pertanyaan padanya. Kemudian, mereka mulai menyodorkan mic untuknya, menjawab semua pertanyaan. Karena, kesempatan langka ini tidak akan datang berulang kali, di mana Zen sendiri maju untuk mengklarifikasi masalah yang kini hangat diperbincangkan.
"Kepada bapak menteri keuangan, tunggulah pembalasan saya," ucap Zen kemudian berbalik badan.
Sontak seluruh awak media jadi bertanya-tanya mendengarkan jawaban Zen yang begitu singkat dan tidak masuk logika. Kerusuhan mulai terjadi pada awak media, sehingga para anggota militer langsung mencegat mereka untuk melangkah lebih jauh lagi.
Zen pun kembali dengan bantuan Doktor Alvaro dan Sio, yang membopong tubuhnya. Sementara Zergan sudah tidak tampak semenjak pria itu selesai berucap.
Mereka berdua menghantarkan kembali pria itu ke dalam kamarnya. Baru saja sampai di kamar, tiba-tiba Angel menelpon Sion.
"Pak Letnan, Sion, Anda harus segera ke sini! Ini sangat gawat darurat!"
"Ada apa Angel?" tanya Sion.
"Saya tidak dapat jelaskan sekarang, saya harap Anda segera keluar sekarang!"
"Baiklah." Sion langsung menutup teleponnya.
"Ada apa Sion?" tanya Doktor Alvaro.
"Saya tidak tahu, namun Angel menelpon saya dan meminta saya untuk segera kembali ke luar Gedung Rumah Sakit," jawab Sion.
"Saya ikut," ujar Zen mencoba beranjak berdiri.
"Sudah, Tuan. Lebih baik Anda tetap di sini, nanti Nona Carmila mengamuk pada saya," jawab Doktor Alvaro memaksa Zen untuk tetap tinggal.
"Alvaro, saya serius," ucap Zen menatap tajam Doktor Alvaro.
"Pilihan ada di tangan Anda, Tuan. Saya bisa membantu Anda untuk tidak bertemu dengan Nona Carmila," bisik Doktor Alvaro.
"Saya pergi terlebih dahulu ya!" seru Sion berpamitan, kemudian berjalan keluar ruangan.
Zen tidak menjawab dan hanya terdiam. Dirinya tampak seperti orang yang sedang berpikir.
"Bagus, diam berarti sepakat. Soal Nona Carmila, saya yang akan urus, tenang saja Tuan ...," jawab Doktor Alvaro berbalik badan. Langkah kakinya mulai berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Di sisi lain, menteri keuangan, San Evans Wilde, sedang tersenyum sinis, sehabis melihat pernyataan Zen beberapa menit lalu, di televisi. Tampak sangat jelas diwajahnya tatapan kebencian.
"Pak Menteri, Anda kenapa?" tanya Selvy, sekretaris Evans.
"Selvy, sepertinya kita ada mainan baru ...," jawab Evans, menteri keuangan.
"Maksud Bapak?" tanya Selvy.
"Kamu ingat jenderal muda?" tanya balik Evans sembari tersenyum.
"Ingat, Pak. Memangnya ada apa?" tanya Selvy yang masih belum paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Aeternus [END!] [On-going]
Misterio / Suspenso⚠️NOTE : BIKIN PENASARAN DAN BERPIKIR⚠️ ⚠️BANYAK ADEGAN PEMBUNUHAN⚠️ Happy Reading, hargai karya orang. "Amor Aeternus" berarti cinta abadi. Namun, kisah ini tidak seperti maknanya. Menceritakan kisah pilu, seorang gadis bernama Auristela Helena Ve...