Auristela berjalan mendekati Yvonne sembari tersenyum. Dia juga didampingi Eric yang membawa sejumlah dokumen dalam tas pada tangan kirinya.
Saat Auristela tiba tepat di hadapan Yvonne, keduanya sontak saling bertatapan tajam satu sama lain. Tiba-tiba Yvonne melambaikan tangan ke arah Derrick, seperti meminta sesuatu.
Derrick kemudian mengeluarkan beberapa dokumen dari tas yang dipegang tangan kirinya.
Setelah menerima dokumen tersebut, tanpa kata lagi, Yvonne langsung membanting dokumen tersebut di meja yang berada di hadapannya.
Brukk ....
"Dokumen ini, sesuai dengan yang anda inginkan bukan?" tanya Yvonne tersenyum kemudian meletakkan gelas wine kosongnya di atas meja.
"Langsung saja, Eric," jawab Auristela.
Menyadari kode Auristella, Eric langsung mengambil dokumen tersebut. Kemudian dia menukarkan dokumen yang dibawanya dengan milik Yvonne.
Saat semua isi dokumen sudah diyakinkan ulang oleh Eric, dia pun memasukan semuanya ke dalam tas yang dibawanya.
Bersamaan usainya semua dokumen masuk ke dalam tas, Auristela langsung berbalik badan dan hendak melangkahkan kakinya, berjalan keluar ruangan. Diikuti pengacaranya dari belakang, sembari membawa tas dokumen tadi.
Namun mendadak ada suara seorang wanita yang membuat Auristela menghentikan langkah kakinya. Bersamaan dengan gadis itu, pengacaranya pun ikut menghentikan langkahnya.
"Tunggu, Auristela!"
Wanita itu beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju Auristela.
Sontak gadis itu terkejut begitu berbalik badan, dan melihat di belakangnya adalah Victoria.
"Mengapa sepertinya dirimu begitu tergesa-gesa, Auristela?" tanya Victoria tersenyum, memegang pundak gadis yang ada di hadapannya.
Sontak gadis itu menghempaskan tangan Victoria dari pundaknya. "Wakil ketua OSIS, ada urusan apa Anda berada di sini?" jawab Auristela dengan tatapan sinis.
"Saya yang mengundang Victoria, ada masalah?" tanya Yvonne bangkit berdiri kemudian menghampiri mereka berdua.
Auristela jadi ragu dengan dokumen yang diberikan Yvonne. Sehingga dia pun menoleh ke arah tas yang di pegang Eric.
"Tenang saja, dokumen itu asli seratus persen. Saya sendiri dapat menjaminnya dengan nyawa saya sebagai taruhannya," ujar Yvonne.
Mendengar perkataan gadis itu, Auristela terlihat lebih tenang dari sebelumnya.
"Lancang ...!" seru Derrick dari tempat yang sama, dia berdiri. Bersamaan dengan kata itu terlontar, Yvonne langsung menoleh. Sehingga dia tidak jadi melanjutkan perkataannya.
"Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan padamu, Auristela," sela Victoria mengalihkan perhatian kembali.
"Tentang kalung itu?" jawab Auristela menoleh Victoria dengan tatapan dinginnya.
"Langsung pada intinya saja kalau begitu, bisakah Anda memberikan kalung itu pada kami?" tanya Yvonne.
Entah bagaimana, mendengar perkataan Yvonne membuat emosi Auristela tidak dapat terkendali. Dan tanpa disadari, dirinya mengarahkan senjata api pada gadis itu.
Bersamaan dengan itu, sensor ancaman pada ruangan itu pun aktif. Menyebabkan senjata laser yang berada di sudut-sudut ruangan mengarah pada Auristela. Tetapi tidak hanya sensor saja, Derrick pun sontak mengarahkan senjata apinya pada gadis itu dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Aeternus [END!] [On-going]
Misterio / Suspenso⚠️NOTE : BIKIN PENASARAN DAN BERPIKIR⚠️ ⚠️BANYAK ADEGAN PEMBUNUHAN⚠️ Happy Reading, hargai karya orang. "Amor Aeternus" berarti cinta abadi. Namun, kisah ini tidak seperti maknanya. Menceritakan kisah pilu, seorang gadis bernama Auristela Helena Ve...