"Adel!" Teriak seseorang dari ambang pintu kelas X Mipa 1.
"Kenapa sih Fan?" Balas Adel.
"Tadi yah, gue lewat di depan ruang guru dan katanya mereka pada mau rapat jadi kita jam kosong deh, mau ke taman gak?" Jelas Fany.
"Nggak usah deh, di kelas ajah, eh tapi kita ke---"
"Fan! Del! di parkiran ada Delvin, mau kesana gak?" Sahut kak Aldi saat baru memasuki kelas X Mipa 1.
"Boleh! Yok!" Sahut Adel dengan antusias.
"Yeh, giliran Delvin ajah langsung cepat" Sindir Fany.
Adel yang tampak tak perduli langsung jalan menuju pintu keluar kelas, dan berlari secepat mungkin ke parkiran. Banyak siswa dan siswi yang menongkrong disana, Delvin tak tinggal diam di dalam mobil, dia duduk di luar dengan beberapa anak IPS yang kenal dengannya, yah baginya berdiam diri hanya akan membuang banyak waktu.
"Vin!" Sahut Adel dari kejauhan sambil berlari ke arah Delvin.
"Loh? Jam kos?" Tanya Delvin.
"Iya, kita pada jam kos, dan kata kak Aldi lu ada di parkiran makanya kita kesini!" Jelas Fany.
"Ouh, duduk ajah sini, ini ada temen-temen ku dari kelas IPS" Jelas Delvin.
"Hallo!" sapa Adel dan Fany. Tak perlu mempertanyakan kak Aldi, dia tak mungkin menyapa adek kelas duluan.
"Bentar yah, duduk dulu sini" Kata Delvin sambil berdiri dan mempersilahkan Adel duduk di kursi yang tadi di dudukinya.
"Iya tau, Adel ajah yang di kasih kursi kita kagak!" Timpal Kak Aldi.
"Aelah, lu kan cowok bisa duduk di bawah ribet lu!" Balas Delvin sambil pergi ke arah mobilnya. Delvin tak butuh waktu lama, dia langsung kembali sambil membawa sebuah gelas berisi minuman yang tadi sempat dibeli olehnya.
"Adel nih minum!" kata Delvin.
"Ih! Ini kan?"
"Tiramusi Ice Blend" potong Delvin.
"Makasih Vin!" Balas Adel.
"Hey bro!" Sahut salah satu anak IPS kepada seseorang yang baru datang.
"Yo! Ngapain? Mabar kah?" Sahut seseorang yang baru datang tersebut.
"Yah begitulah" Balas salah satu anak IPS.
"Hai Del! Om Sahrul apa kabar?" Tanya seseorang yang tadi baru saja datang.
"Baik! Kenapa emangnya?" Sahut Delvin.
"Gue nanyain kabar papanya Adel, bukan papa lu!"
"Papa Adel, papa gue juga! Secara gue pacarnya!"
"Iyah pacar boongan!"
"Maksud lu apa sih Farhan!" Potong Adel.
"Apanya yang apa? Kalian romantisan kayak gini cuman di depan umum, kalian juga gandengan cuman di depan gue, dan bahkan gue gak pernah liat Delvin nyium lu!" Jelas Farhan.
"Gue pacaran sama Adel untuk ngejaga dia, bukan untuk ngerusak atau bahkan mempermainkan dia!" Bela Delvin.
Suasana yang semakin memanas, dan tak ada satupun guru yang ada di sekitar mereka mampu membuat mereka makin menjadi-jadi, terutama untuk Farhan dan Delvin, Delvin yang makin yakin bahwa yang mengirimkannya kertas yang di tempel di mobil tadi adalah Farhan, jelas saja saat Farhan datang dia langsung mengungkit soal papanya Adel.
"Kalau berani cium Adel di depan gue sekarang!" Pinta Farhan.
"Lu gila?!" Balas Delvin.
"Kenapa? Vin gue tau lu anak baik yang nggak bak---"
'CHUP'
Bunyi kecupan singkat di pipi mampu membuat Farhan kaget, nyata nya yang mencium itu adalah Adel dan bukan Delvin.
"Puas?!" Teriak Adel.
"Gue sama Delvin ini pacaran! Lu udah liat sendiri kan?" Balas Adel lagi.
"Gue mau balik!" Sahut Adel sambil meninggalkan Fany, kak Aldi dan terlebih lagi Delvin.
Delvin yang mencoba mengembalikan pikirannya langsung menarik kerah baju Farhan dan menatapnya dengan tajam.
"Gue gak pernah peduli latar belakang keluarga lu! Tapi kalau sampai lu berhasil ganggu perusahaan Adel dan Gue, habis lu!" Jelas Delvin dengan penuh emosi.
"Bagus, gue gak perlu bayar orang dan Farhan sudah jadi mangsa nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knife Smelled Like A Flower
RomanceDunia ini terlalu kejam untuk bisa di percayai, banyak kisah gelap yang terkubur dan selalu terkubur didalam teori dunia yang tidak pernah bisa di pecahkan, seorang wanita yang dengan polos mempercayai dunia sekitarnya dan merasa bahwa dia akan aman...