CLBK

5 2 0
                                    

Entah, belakangan ini Adel merasa dirinya terus-terusan bernostalgia akan hubungannya dengan Farhan yang terjalin tiga tahun lamanya. Farhan yang lebih peduli kepadanya dan dia ngerasa Delvin yang berubah total akan sikapnya kepada Adel.

"Adel, mau ke restorant?" Sahut Farhan yang berjalan menuju kursi Adel.

"Iya, bareng yuk!" Ajak Adel.

Mereka berdua yang berjalan bersama menuju restorant tanpa memperdulikan kak Aldi dan Fany, sudah jelas Fany merasa bahwa sahabatnya ini telah berubah.

"Duduk disana ajah!" Ajak Farhan.

Fany dan kak Aldi yang memutuskan untuk duduk sendiri dan cukup memperhatikan Adel dari kejauhan.

"Kak, Delvin bakal berpikiran seperti apa yah kalau ngeliat Adel sedeket ini sama Farhan?" Tanya Fany.

"Entah lah, ini sudah hari ke-tujuh Delvin di skors dan gue rasa, Adel dan Farhan makin lengket tiap harinya, Kalau Delvin punya sikap dewasa yah dia bakal tetap dekat sama Adel dan tidak melarang Adel untuk dekat dengan Farhan" Jelas kak Aldi.

"Gue cuman takut kalau Adel nyeritain misi dia ke Farhan"

"Kalau soal itu kita harus nahan Adel untuk tidak ngomong sembarangan ke Farhan"

"Iya harus!"

Sedangkan di lain sisi "Nanti jalan yuk!" Ajak Farhan.

"Kemana?" Tanya Adel.

"Terserah Adel ajah maunya kemana"

"Harusnya lu itu udah mikirin tujuan" Ucap Adel.

"Ya udah, kita ke Mall deket SMP dulu mau nggak?" Ajak Farhan.

"Boleh deh" Balas Adel.

Entah waktu yang terlalu lama atau apa, hanya saja Adel seperti tak sabar untuk jalan dengan Farhan, dia seperti sudah menanti moment ini dari lama, sudah beberapa kali Adel pergi ke Mall ini dengan Fany, Delvin dan Kak Aldy, hanya saja dia ngerasa sangat istimewa jika pergi dengan Farhan.

"ADEL!" Sapa seorang pria dari ujung pintu kelas X Mipa 1.

"Jadi?" Tanya Adel.

"Jadi dong!" Balas Farhan.

Mereka berjalan bersama menuju parkiran, tentu saja hal ini menjadi titik perhatian anak-anak SMA Prajaya, pasalnya yang mereka ketahui adalah Adel yang berpacaran dengan Delvin dan sekarang sedang jalan dengan mantan pacarnya Farhan, ada dari mereka yang berpikir bahwa Adel dan Delvin telah putus, tapi banyak juga yang berasumsi bahwa Adel adalah perempuan tidak baik dari segala sisi jika hal itu disangkut pautkan dengan pria.

"Adel!" Sapa Delvin.

"Hmm" Balas Adel kepada Delvin sambil mengayunkan tangannya dan berjalan menuju Delvin.

"Gue mau jalan sama Farhan, lu pulang ajah, gue nanti bakal balik kok ke hotel, kalau lu mau, lu bisa nenemin Fany kok di hotel bareng kak Aldi sampai gue balik nanti, bye yah Vin!" Jelas Adel.

Sakit? Iya sakit, itu yang dirasakan oleh Delvin, kali ini Delvin benar-benar menaruh perasaannya sepenuhnya kepada Adel, dan apa yang dilihatnya kali ini benar-benar menyakitkan, Delvin sadar bahwa Adel memang belum move on sama sekali dari Farhan, tapi bukan kah seharusnya Adel sudah bisa melihat perasaannya selama ini. 

The Knife Smelled Like A FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang