"PAGI SEMUANYA!" Ucap anggota OSIS yang sudah mempersiapkan kepulangan seluruh siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini.
"PAGI!" Balas seluruh siswa-siswi.
"Malam ini gimana tidurnya, nyenyak? Atau ada yang begadang? Intinya pagi ini kita semua akan kembali ke sekolah dan kalian akan diliburkan selama 1 minggu karena sekolah akan mempersiapkan ujian untuk kakak kelas kalian yaitu kelas XII, semuanya senang?"
"SENANG KAK!" Ucap para siswa-siswi dengan semangat.
"Kalian sudah mengemasi semua barang-barang kalian?"
"Sudah"
"Kalau begitu sebelum perjalanan kembali dimulai sekarang kita berdoa dulu kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk melindungi perjalanan kita. Berdoa dimulai" Semuanya tampak tenang mereka bahagia dengan apa yang terjadi semalam, kegiatan api unggun menemani mereka.
Di dalam bus mereka yang kembali duduk seperti saat awal mereka kembali. Tapi bus kelas X Ipa 1 kurang satu siswa, karena ada 1 kursi yang kosong.
"Ini kenapa ada kursi yang kosong?" Tanya anggota OSIS yang ditugaskan untuk menjaga setiap bus.
"Yang kosong itu kursinya Adit kak, dia sudah pulang semalam.
"Ouh yah sudah, yang penting dia tidak tertinggal" Ucap anggota OSIS tersebut dan bus pun langsung berjalan kembali menuju sekolah SMA Prajaya.
~
"SILAHKAN SEMUANYA BUBAR DAN KEMBALI KE RUMAH MASING-MASING" Ucap ketua OSIS membubarkan kegiatan kali ini.
Adel yang bersama Fany mencoba mencari keberadaan Delvin, Adel sadar dia seharusnya tidak berhak meminta Delvin mengantarnya pulang, tapi dia juga merindukan Delvin dia ingin segera memperbaiki hubungannya dengan Delvin.
"Vin!" Teriak Fany saat sosok pria yang dicarinya itu muncul. Pria itu mengalihkan perhatiannya kepada Fany dan berjalan ke arah wanita yang memanggilnya itu.
"Mau balik?" Tanya Delvin.
"Iya, hehe" Balas Fany.
"Boleh kan?" Tanya nya lagi.
"Iya, yah udah yuk mobilnya disana"
Mereka berjalan bertiga, tidak ada kak Aldi disini karena kegiatan mereka berbeda begitupun kedepannya kak Aldi akan mengikuti ujian dan mereka bertiga akan diliburkan. Sampai di parkiran Delvin yang menyadari di depan kaca mobilnya ada secarik kertas yang menempel dengan tulisan 'Hotel atau rumah' Delvin yang sempat kebingungan itu berusaha menyembunyikan kertas tersebut agar suasana tetap aman. Mereka semua menempati kursi yang ada di mobil tersebut, Adel yang kini duduk di belakang dan Fany yang duduk di samping Delvin tidak menjadikan masalah bagi Delvin kali ini, dan Adel pun terlihat lebih banyak diam.
"Ini mau kemana?" Tanya Delvin saat mengeluarkan mobilnya dari sekolah.
"Boleh kerumah gue dulu enggak, gue kangen mama sama papa" Ucap Adel.
"Yah udah, berarti enggak ke hotel kan?" Tanya Fany.
"Iya enggak, kita ke rumahku dulu" Balas Adel.
Perjalanan balik kali ini terasa sedikit mengganggu Delvin, mungkin karena secarik kertas yang diterimanya itu, akhirnya mobil pun menuju ke perumahan tempat rumah Adel berada. Sesampainya di gang perumahan Adel.
"Yang mana rumah lu Del?" Tanya Fany.
"Itu yang di ujung" Ucap Adel.
"Yang besar itu?" Tanya Fany.
"Iya" Ucap Adel.
"Sekarang gue bisa ngebayangin bagaimana kayanya pemilik sekolah kita" Ucap Fany sambil takjub.
Mobil berhenti tepat di depan pagar rumah Adel tapi pagar tersebut tidak terbuka sama sekali, Delvin yang sudah meng-klakson mobilnya itu tapi tidak membuahkan hasil. Adel yang memutuskan untuk turun dan membuka gerbang rumahnya sendiri.
"Kok sepi?" Ucap Adel, bahkan satpam pun tak terlihat. Adel yang kembali memasuki mobil, dan Delvin yang menjalankan mobilnya memarkirkannya di depan pintu masuk utama rumah Adel. Dengan perasaan tidak tenang Adel yang melihat pintu rumah utama itu terbuka dengan sangat lebar langsung keluar mobil dan berlari kedalam rumahnya.
"MAMA! PAPA!" Ucapnya dengan sangat keras sampai membuat Delvin dan Fany ikut masuk kedalam rumah.
"ASTAGA! ADA APA INI?!" Ucap Fany yang kaget saat memasuki rumah Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knife Smelled Like A Flower
RomanceDunia ini terlalu kejam untuk bisa di percayai, banyak kisah gelap yang terkubur dan selalu terkubur didalam teori dunia yang tidak pernah bisa di pecahkan, seorang wanita yang dengan polos mempercayai dunia sekitarnya dan merasa bahwa dia akan aman...