CAMPING

7 2 3
                                    

"PERHATIAN UNTUK SEMUANYA! SILAHKAN MEMBANGUN TENDA MASING-MASING KELOMPOK. UNTUK KELOMPOKNYA DI ATUR SESUAI NAMA PANGGILAN SAAT MEMASUKI BUS TADI, HITUNG ENAM ORANG DARI PERTAMA KALI NAMA DISEBUT. PAHAM SEMUA?!" Ucap salah satu anggota OSIS dengan lantang.

"PAHAM KAK!" ucap siswa-siswi kelas X-XI.

Mereka semua mencari tempat ternyaman dan teraman untuk membangun tenda mereka. Adel yang masih sekelompok dengan Dita membuatnya sedikit muak, tapi semesta masih menyayanginya, dia ditakdirkan sekelompok dengan Fany, tenang saja pembagian kursi saat masuk bus juga cowok dengan cowok, begitupun cewek dengan cewek.

"SILAHKAN YANG SUDAH MEMBBANGUN TENDA BISA BERISTIRAHAT DI DALAM TENDANYA, DAN TUNGGU SAMPAI WAKTU MENJELANG SORE, KITA AKAN MENGADAKAN PERMAINAN!' Ucap salah satu anggota OSIS.

"Farhan mana sih, katanya mau bantuin bikin tenda" ucap Adel dengan kesal.

"Farhan baik banget bantu bikinin tenda, padahal tendanya ajah belum dia berdiriin" Ucap salah satu siswi, dan ternyata yang mengucapkannya adalah wanita yang Adel liat merangkul Farhan saat dia mencari Farhan untuk jalan bersama.

"Sudah mulai cari masalah nih cowok, bisa gak sih kalau statusnya udah jadi pacar orang, tolong berhenti godain orang lain!" Ucap Adel dengan kekesalannnya.

"Farhan!"

"Iya bby!" ucap Farhan yang mengetahui suara siapa itu.

"Katanya mau bantuin bikin tenda, kok malah bikin cewek lain punya?"

"Mereka udah minta tolong ke aku lebih dulu sebelum aku bilang bakal bantuin kamu, jadi cowok harus bertanggung jawab kan?" Ucap Farhan.

"Iya, tapi kan aku pacar kamu!" ucap Adel dengan kesal.

"Yah udah kamu duduk ajah dulu disana, ngeliatin aku masang tenda yang ini baru habis ini aku pasangin tenda punya kamu" Ucap Farhan, entah jurus dan teknik apa yang dimiliki Farhan, hal ini membuat Adel nurut dengan ucapannya.

Tak perlu waktu lama untuk menunggu Farhan menyelesaikan tenda itu, dengan bentuk badan yang kekar miliknya itu, dia mampu mengangkat beban yang bisa di bilang sulit mungkin? Tapi nyatanya dia melihat tendanya yang sudah selesai di bangun dengan bantuan Delvin. Dengan cepat Adel menuju tendanya tersebut lalu menarik bahu Delvin yang baru saja selesai membangun tenda milik kelompok Adel.

"Vin! Lu apa-apaan sih bangunin tenda kita!" Ucap Adel dengan kesal, yah itu terjadi karena dia pengen kekasihnya lah yang membangunkan tenda tersebut.

"Adel, masih baik tau Delvin mau bantuin, kita dari tadi bikinnya susah tau, makanya Delvin datang dengan suka rela bantuin kita. Lu juga yang dari tadi ngilang entah kemana!" Ucap Fany dengan emosi.

"Farhan udah bilang sama gue, kalau dia yang bakal bantu bikin tenda kelompok kita!" Ucap Adel.

"Tapi mana? Dia nggak datang kan?"

"Dia lagi kesini!" Ucap Adel lagi.

"Tapi ini tendanya udah jadi, kita enggak bisa ngebongkar lagi tendanya cuman karena pacar lu yang harus bangun tenda ini!" ucap Fany yang hampir saja mendorong Adel kalau bukan Delvin yang menahannya.

"Udah Fan. Yah udah Del, maaf yah kalau tendanya gue yang berdiriin, gue kasian ajah liat temen-temen lu kesusahan bangunin tendanya, makanya gue bantuin" Ucap Delvin. Entah hal apa yang merasuki dirinya, dia seperti lemah tak berdaya untuk memarahi Adel, seharusnya dia bisa membentak Adel dan meminta Adel untuk mengucapkan terimakasih karena sudah membangunkan tenda kelompoknya. Ucapan tersebut berakhir dengan Delvin yang memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat dimana dia berdiri sebelumnya, menuju tenda kelompoknya.

"Loh tendanya udah di berdiriin?" Ucap Farhan yang baru saja muncul.

"Iya, Delvin yang bangun tendanya" Ucap Adel.

"Harusnya kan nunggu aku bby, kan udah aku bilang kalau aku yang bakal bangun tendanya"

"Lu gak tau terimakasih apa? Ini tenda udah jadi! Harusnya terimakasih ke Delvin, emosi gue mau ceweknya mau cowoknya sama-sama bego!" Ucap Fany yang sudah sangat emosi.

"Lu bisa gak jaga ucapan lu Fan? Farhan ini cowok gue!" Ucap Adel ngebela Farhan.

"Trus cuman karena dia cowok lu kita harus ngebelain dia gitu, Aneh lu Del!" Ucap Fany lalu pergi memasukin tenda yang tadi dibangun oleh Delvin.

"Bagus dong kalau kayak gini, gue gak perlu susah-susah buat Adelia Faranisa jadi cewek bego, toh dia nya udah terlalu bego cuman dengan Farhan" 

The Knife Smelled Like A FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang