Adelia berjalan menyusuri taman memasuki gerbang dalam melewati koridor dan sampai di lapangan dalam, disana ada berbagai macam lapangan ada futsal, basket, dan lapangan khusus badminton.
Ada juga lapangan pembelajaran yang dilengkapi dengan pondok-pondok atau gazebo, ada lebih dari tiga puluh gazebo untuk lapangan pembelajaran yang dilengkapi dengan taman pembelajaran biologi.
Tapi mereka berkumpul di lapangan khusus lainnya yaitu lapangan upacara, mereka berbaris dengan rapi antara perempuan dan laki-laki, mereka diberikan kartu nama anggota OSIS ada sekitar 20 banjar siswa dan 20 banjar siswi, yang setiap banjar terdiri dari 8 murid baru, kartu nama tersebut terdiri dari 40 anggota OSIS yang tercetak sebanyak 400 kartu nama tiap-tiap anggota OSIS. Dari kartu nama itu mereka akan dibagikan kelompok mengikuti anggota OSIS yang sudah bertanggung jawab untuk menjadi coordinator kelompok siswa-sisiwi baru, mereka terdiri juga dari 8 orang dalam kelompok, tapi di kelompok tersebut tergabung antara siswa baru cewek dan cowok, Adelia tergabung dengan kelompok yang di coordinator oleh anggota OSIS bernama Raka Rafardhan, mereka berbaris di depan kakak OSIS tersebut.
"Perkenalkan nama kakak Raka Rafardhan, kakak kelas XI IPS 2, tolong kerjasamanya yah dek, dan juga kakak pengen kalian perkenalan dulu, tapi sebelum itu ayo kita bergeser ke Gazebo agar kalian bisa istirahat." Setelah Raka berbicara seperti itu, mereka menuju gazebo nomor enam dari depan, mereka duduk disana, dan mulai membuka diri satu persatu.
"Disini ada yang saya kenal yah, tapi kalian tetep perkenalan dulu, mulai dari kamu" jelas Raka sambil menunjuk seorang perempuan disamping Adel, perempuan tersebut berdiri dan langsung memperkenalkan diri .
"Perkenalkan nama saya Isma Cantika, panggil ajah Isma, semoga kita bisa berteman dengan baik yah" Perkenalan Isma yang singkat tapi sudah cukup bagi siswa-sisiwi yang ada di gazebo tersebut.
"Sekarang kamu!" Tunjuk Raka
"Perkenalkan nama saya Rizki Ravanza, panggil ajah Iky, Ava juga boleh sih. Semoga kita bisa berteman baik." Jawab Iky.
"Lanjut, sekarang kamu!"
"Perkenalkan nama gue Talia Mayasari, senang bertemu dengan kalian" Sahut Talia.
'Bukannya itu anak yang tadi nge-bully yah? Yah ampun, kenapa satu kelompok sih.' Batin Adel 'eh yang disebelahnya juga, ternyata 2 cewek pembully itu satu kelompok, aelah ngeselin banget.' Lanjut Adel dengan nge-batin yang menggunakan emosi.
"Kalau yang ini, saya tau nih, perkenalkan diri dulu!" Orang yang ditunjuk Raka langsung berdiri dan memperkenalkan diri.
"Perkenalkan nama saya Anindita Fredella, senang bertemu dengan kalian" Sahut Dita.
"Dia ini pacar saya." Sahut Raka yang membuat anak-anak satu kelompok kaget, kecuali Dita dan Talia, tapi ada satu orang juga yang nggak kaget, dia bersikap seperti sudah mengetahuinya.
"Lanjut kamu!" tunjuk Raka kepada seorang siswa
"Perkenalkan nama saya Candra Aditya, bisa di panggil adit" Jawab Adit.
"Sekarang kamu!"
"Nama saya Iqbal Andraika, panggil aja Iqbal. Semoga kita bisa berteman." Jawab Iqbal
"Lanjut kamu, yang sisa sendiri cewek!" tunjuk Raka.
Orang yang ditunjuk langsung berdiri dan memperkenalkan diri "Nama saya Adelia Faranisa, di panggil Adel" setelah memberi tau siapa dirinya, Adelpun duduk, 'mencoba untuk cuek kali ini kayaknya berhasil.' Batin Adel.
"Kamu yang terakhir!" sahut Raka.
Tersisa seorang siswa yang melakukan perkenalan paling terakhir "saya Delvin Pratista, panggil ajah Delvin" Dia langsung duduk setelah memperkenalkan dirinya.
"Jangan dingin donk, kalian berdua yang terakhir mau dijodohin yah?" sahut Raka sambil dilengkapi dengan tawa di akhir kalimatnya.
"Delvin ini sahabat kecil saya sampe sekarang, dia nggak dingin kok, cuman susah akrab aja, mohon bersabar yah yang lain"
Sahut Raka yang membantu perkenalannya Delvin. 'pantas ajah sikapnya biasa ajah pas kak Raka kenalin Dita ke kita, ternyata emang dia sudah tau' batin Adel.
"Kita akan berjalan-jalan, saya akan memperlihatkan kalian sekolah ini, dari ujung sampai ujung, ayo kita berdiri dan baris langsung ikut saya" sahut Raka, semua anggota kelompok tersebut langsung berdiri dan mengikuti perintah Raka, sampai semua kegiatan telah selesai dan sekarang waktunya pulang.
Saat Adel menuju ke gerbang untuk pulang, dia melihat Dita dan Talia mengacak-acak tas Isma, entah kenapa hal itu membuat Adel geram, dia mendatangi Dita dan Talia.
"Kalian ngapain tas Isma?" sahut Adel.
"Udah lu diem ajah, nih cewek orang kaya, suka make up di kelas, cuman minta dikit doang liptint-nya kok, sibuk banget sih lu!" jawab Dita.
"Lu nggak mampu beli yah? Sampe nyuri orang punya?" balas Adel tak mau kalah.
"Siapa bilang kita nyuri? Kita minta!" balas Talia tanpa melirik Adel sekalipun.
"Eh gue sama Talia itu tau kalau lu itu kesekolah ini pakai bantuan Yayasan pemilik sekolah ini! Tadi gue denger yah, yang OSIS-OSIS ngomong! Kalo lu sirik, sini kita ambil barangnya Isma bareng-bareng, nggk usah sok jagoan." Sahut Dita.
Adel memilih untuk meninggalkan mereka, dia berjalan keluar gerbang dan Pak Ibnu memarkirkan mobilnya pas dan tepat di depan gerbang, 'astaga! Kenapa pak Ibnu markir disini sih' batin Adel, untung saja Pak Ibnu tak melihatnya, jadi Adel langsung menelfon Pak Ibnu dan menyuruhnya keluar gerbang, dan tunggu di tempat yang tadi pagi, setelah semuanya berjalan lancar sesuai keinginan Adel, Adel langsung keluar dari tempat persembunyiannya, dan berjalan menuju mobil, dan pulang kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knife Smelled Like A Flower
RomanceDunia ini terlalu kejam untuk bisa di percayai, banyak kisah gelap yang terkubur dan selalu terkubur didalam teori dunia yang tidak pernah bisa di pecahkan, seorang wanita yang dengan polos mempercayai dunia sekitarnya dan merasa bahwa dia akan aman...