MALAM

5 2 0
                                    

Malam ini sepertinya bintang lagi bercanda tawa dengan bulan, mereka kumpul bersama seperti sedang melakukan acara minum teh.

'kenapa harus sekarang sih, saat suasana hati gue sedang berantakan' Ucap Adel dalam hatinya. Setelah kejadian tadi siang saat dia menampar Fany, ada sisi di hatinya yang mengatakan dia benar karena melakukan hal itu, tapi ada sisi di hatinya yang mengatakan dia sahabat ku, dan enggak seharusnya gue ngelakuin itu.

"Kok sendirian? Enggak mau masuk ajah?" Ucap seorang pria yang datang menghampiri Adel.

"Vin, lu enggak marah sama gue karena nyakitin lu?" Ucap Adel.

"Ngapain marah? Toh semua orang pasti pernah salah kan? Lagian yah Del kalau kita ngelakuin kesalahan bukankah artinya Tuhan sayang sama kita?" Ucap Delvin sambil memberikan coklat panas ke Adel.

"Huft, iya sih"

"Del, jangan pernah mikirin kalau semua hal yang terjadi ini karena lu, itu salah. Jangan pernah berpikir kaya gitu karena pemikiran kita bisa jadi sempit dan cuman terfokuskan pada satu titik" Ucap Delvin sambil mengelus pelan punggung Adel.

"Delvin, gue sayang sama lu!" Ucap Adel.

"Gue tau!"

"Kok bisa tau?" Tanya Adel.

"Malam sebelum api unggun pas lu datang ngeliat gue sambil ngomong panjang lebar ke gue, lu disitu udah nyatain perasaan lu juga kan?" Ucap Delvin yang ditutupi dengan tawa renyah miliknya.

"Jadi disitu lu udah sadar?"

"Udah" Ucap Delvin.

"Jadi gue yang nyatain perasaan duluan ke lu? Malu banget!" Ucap Adel sambil menutupi wajahnya.

"Dua kali lagi lu nyatain perasaan lu ke gue!"

"Hah? Dua kali? Kapan?" Tanya Adel dengan kaget.

"Barusan kan lu nyatain, emang dasar pikun!" Ucap Delvin sambil tertawa.

Malam yang indah untuk semua makhluk hidup yang sedang menyasikan malam ini, buat mereka yang sedang bercanda tawa bersama keluarga, pacar, maupun sahabat sambil melihat bulan dan bintang yang terlihat sedang bercanda tawa itu, semoga Tuhan melindungi mereka.

The Knife Smelled Like A FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang