BAB 1

15.5K 2K 697
                                    

RE : #1 BIRTH (THOSE WHO LAUGH)

"Ambilah..."

Kamu menatap Shirogane Yumeko -teman sekelasmu yang menyodorkan telapak tangannya yang terdapat batu pualam hitam legam nan cantik.

"Ayo, ambilah..."

Kamu masih bergeming hingga membuat Yumeko mendecakan lidahnya. Dia dengan cepat menarik kerah seragam mu. Raut wajah yang tadi bersahabat mulai berubah.

"Aku sudah berbaik hati memberimu batu cantik ini. Seharusnya kau menerimanya seperti biasanya," ucap Yumeko penuh penekanan. Dia menatap batu di tangannya dan dirimu. Seringainya langsung keluar.

"Hei, aku penasaran."

Yumeko membawa batu pualam itu tepat ke depan mulutmu.

"Apakah manusia mampu mencerna benda seperti batu ini. Kau ingat, tadi kita belajar biologi tentang pencernaan manusia." Seringai Yumeko semakin lebar. Dahimu mengerut, merasakan firasat yang sangat buruk.

"Nah, saatnya untuk mempraktekan pelajaran tadi."

Yumeko menekan batu itu di depan mulut yang berusaha kamu kunci. Bahkan kamu berusaha memberontak agar lepas dari cengkeraman Yumeko. Namun, dua temanmu yang lain berbaik hati memegangi kedua tanganmu sehingga Yumeko dengan leluasa meninju perutmu.

"Akh!" ringismu kesakitan dan kesempatan itu digunakan Yumeko. Saat kau tak sengaja membuka mulutmu, Yumeko langsung memasukan batu itu kedalam mulut mu lalu menahannya agar kamu tidak memuntahkannya.

Kamu terus memberontak tapi Yumeko dan lainnya semakin beringas. Bahkan Yumeko dengan sengaja mencengkeram rahangmu dengan erat.

"Ayo telan (Name)! Ayo telan! Aku sudah sangat bermurah hati sampai-sampai menyuapimu. Hahahaha..." Yumeko tertawa kencang bersama lainnya.

Tawa itu semakin kencang tatkala batu itu akhirnya tertelan. Cengkeraman pada tubuh dan rahangmu terlepas membuat kamu jatuh tersungkur.

Rasanya sesak, sakit dan kamu seperti akan kehabisan napas. Kamu menggapai-gapai tubuh Yumeko yang tengah menjulurkan lidahnya dan mengacungkan jari tengahnya sedangkan yang lainnya masih mentertawakanmu. Mereka pun pergi dengan rasa senang teramat dan tanganmu pun ikut terjatuh.

Kemudian, semuanya menjadi gelap gulita.

------------------------------------------

Kamu refleks membuka matamu ketika mata menyala itu tiba-tiba berada di depanmu. Namun nyatanya, tidak ada mata menyala itu, yang menjadi pemandangan mu adalah langit-langit ruangan yang sama seperti tadi.

Kamu membangunkan tubuh mu yang anehnya tidak merasakan rasa sakit bahkan tenggorokanmu yang baru saja menelan batu bulat-bulat tak lagi merasa nyeri. Saat kamu berdiri, beberapa makhluk kecil berbentuk aneh dengan sayap di punggungnya datang menghampirimu dengan melompat-lompat layaknya seekor katak.

Mereka membungkukan badannya seperti tengah memberi hormat padamu. Lalu mereka menatapmu seperti para pelayan yang siap mendengarkan perintahmu.

Kamu menghela napas panjang. Mengibas-ngibaskan tanganmu seakan menyuruh mereka pergi dan mereka dengan anehnya menurut. Kamu memperhatikan kejadian ganjil ini sebelum mengambil tasmu dan pulang sebelum malam semakin larut.

Namun kesialan menimpamu kembali.

Di perjalanan pulang, kamu dicegat oleh preman-preman bertubuh besar dengan wajah menyeramkan.

"Hei adik manis... mau bermain dengan kami?"

Kamu mencengkeram erat tali tasmu. Kamu hendak berbalik dan kabur tetapi salah satu dari preman itu mencengkeram kencang tangan kirimu lalu mendorong kasar tubuhmu ke dinding dengan sangat kasar bahkan kamu bisa mendengar jelas suara retakan tulang punggungmu.

"Dasar sombong. Jangan karena wajahmu yang manis itu, kamu bisa menolak permintaan kami."

Kamu menahan napasmu karena aroma alkohol yang sangat pekat dari preman yang kini mencekikmu. Kamu melotot ketika preman ini membuka ikat pinggangnya. Kamu langsung memberontak dengan hebat.

Preman itu geram. Dia tanpa segan menamparmu hingga sudut bibirmu robek. "DIAM KAU JALANG! DIAM DAN NIKMATILAH!"

Kamu menerima lagi tamparan darinya. Seluruh tubuhmu bergemetar ketakutan. Air matamu langsung turun deras ketika preman itu merobek seragam mu dan mendapat siulan dari preman-preman lain. Wajah preman itu semakin dekat dan kamu hanya menutup matamu dengan sangat erat.

Namun tiba-tiba...

"PANASS.... PANASSS... BERHENTI..."

Kamu membuka matamu dan dikejutkan dengan bola-bola api yang menyambar semua preman itu hingga preman itu lari terbirit-birit. Kamu jatuh terduduk dan melihat bola-bola api itu perlahan menghilang.

Kamu memanfaatkan kesempatan ini untuk segera pergi tanpa kamu ketahui ada seseorang yang memperhatikanmu dengan tajam. Senyumannya mengembang.

"Mitsuketa... (Aku menemukannya)"


-----------------------------

To Be Continued

Etto....

Kolom hujatan untuk Juju dibuka...

See you in next RE

RE : Jujutsu Kaisen x Reader [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang