RE : #27 NEGADE (The Finale to Beginning)
Sejauh mata memandang hanya ada warna putih bersih.
Kaki mulus tanpa alas itu bergerak dengan langkah kecil.
Mendadak, ia menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang.
Dimana setiap langkah yang ia ambil seakan tengah membuat karpet dengan warna merah. Membuatnya sangat kontras dengan pemandangan di sini.
Ia kembali melanjutkan langkahnya tanpa arah dan tujuan. Ia hanya merasa harus pergi dari tempat yang sejujurnya sangat nyaman dan begitu menenangkan selayaknya pangkuan ibu.
Tiba-tiba suara kepakan sayap terdengar nyaring disertai dengan datangnya angin yang cukup bisa menghalau pandangannya.
Ketika ia membuka matanya kembali, ia dikejutkan dengan pemandangan yang berubah.
Kini, ia berdiri di atas air dengan pemandangan di bawah sana. Ia menatap jauh ke bawah sana tetapi ia hanya melihat pantulan dirinya seakan dirinya tengah bercermin.
Ia kembali menegakan kepalanya, mengayunkan kakinya dan terus berjalan ke depan.
Tidak menyadari pemandangan mengerikan di bawah kakinya. Begitu banyak kobaran api, genangan darah, tempat tinggal yang menyisakan kayu hitam bekas terbakar, teriakan memekakan telinga, rintihan memilukan, tangisan menyayat hati, hingga tumpukan mayat yang menggunung dengan wajah-wajah yang babak belur tak lagi dikenali.
Lagi, iris mata (E/C) yang redup itu menatap sekitarnya.
Tidak ada apapun, tidak ada siapapun.
Hanya dirinya seorang.
Ia berhenti untuk sekian kalinya. Ia merasa ada sesuatu yang harus dia ingat, ada sesuatu yang sangat berharga dan tengah ia perjuangkan. Tapi apa itu?
Sekeras dirinya berpikir yang ada hanyalah kekosongan.
Sama seperti tempat ini.
Sosok anak kecil seketika ada di depannya. Anak kecil itu tidak seperti manusia biasanya. Terdapat dua telinga tambahan di atas kepalanya dan tubuhnya di balut kimono kuil. Mereka berdua saling bersitatap. Iris mata keemasan bersibobrok dengan iris mata (E/C). Senyuman tipis diberikan anak kecil itu sebelum tubuhnya berubah menjadi mirip dengannya.
Namun, sembilan ekor putih dengan ujungnya berwarna emas muncul dari balik punggungnya. Kulitnya berkilauan terkena cahaya dan tattoo berada di dahinya.
Ia pernah melihat sosok itu dan entah kenapa ada perasaan membenci yang membuncah ketika melihat sosok itu. Bahkan perasaan yang meluap itu sama sekali tidak bisa diredam dengan kepalan tangan. Darah menetes dari telapak tangannya. Gigi-giginya bergemelatuk menahan perasaan ini.
Sekali serangan, ia mencengkeram leher sosok itu. Mencoba untuk menyalurkan perasaan benci ini tapi justru dirinya-lah yang merasakan kesakitan. Sosok itu turut mencengkeram lehernya. Semakin kuat ia mencekik sosok itu, semakin sakit dirasakan di lehernya.
Sosok itu menyeringai, tidak ada tanda-tanda dia kehabisan napas. Berbanding terbalik dengan dirinya yang seakan oksigen menjauhinya.
--------------------------------------
Rambut putih platina miliknya telah terlebih dahulu ternodai oleh darahnya yang menetes tiada henti dari dahinya baru mulutnya yang terdapat tanda snake dan fangs ikut-ikutan mengeluarkan darah. Iris violet-nya yang terbiasa memandang dengan berbagai warna kini hanya bisa melihat warna merah dengan jarak yang kabur.
Rasa sakit dari tangan kirinya -atau mungkin bekas tangan kirinya sama sekali tidak bisa tidak dipedulikan.
Sembari mencari seseorang yang mungkin saja terjebak dari insiden berdarah akibat amukan raja kutukan, ia mulai mengayunkan kakinya yang dibaluti pecahan kaca bekas pertarungannya dengan sosok kutukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE : Jujutsu Kaisen x Reader [Completed]
Mystery / ThrillerSemua orang disekelilingnya meninggal dengan cara mengenaskan. Hingga dirinya dipanggil gadis pembawa kutukan. Namun dia tidak mempedulikannya justru ingin ikut merasakan kematian. Namun saat dihadapkan dengan kematian, dia malah menginginkan kehid...