RE : #8 LIFE (Flute)
Adalah peraturan dari pemerintah Jepang untuk setidaknya mengurangi emisi pembakaran oleh kendaraan yang membuat penduduk di Akihabara tumpah-ruah memenuhi Chuo-dori setiap weekend. Dari kalangan muda hingga dewasa tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menghirup udara sejenak setelah terus-terusan bekerja dengan jam yang sangat panjang dan melelahkan.
Kafe-kafe khas mulai dipadati. Toko-toko menjual pernak-pernik anime sudah dari pagi dipenuhi para penggemar. Toko-toko eletronik mulai memampangkan berbagai produk miliknya dengan harga yang bisa diajak kompromi dengan kantong. Para remaja laki-laki memakai bando dan membawa lighstick menuju gedung konser girlgroup ternama di sini. AKB48.
Hembusan napas keluar.
Kamu menatap sekitar Akihabara dengan perasaan gugup juga cemas.
Sebentar lagi kamu akan bertemu dengan malaikat mautmu.
Kamu menyembunyikan kedua tanganmu dibalik seragam barumu yang berbeda jauh dengan seragam lamamu. Seragam mu mirip dengan kimono di bagian lengannya dengan sebuah kantong tersembunyi yang dikhususkan untuk menyimpan senjata terkutukmu, Tessen.
Berbicara bagaimana kamu mendapatkan Tessen, bukan Satoru yang memberimu senjata itu. Melainkan seorang kakak kelas yang memang ahli dalam bidang senjata terkutuk. Zenin Maki.
"Oh, kau murid baru itu rupanya." Sosok Maki datang menghampirimu yang termenung di tangga yang menghadap lapangan olahraga.
Kamu terpana melihat Maki. Sosok Maki begitu berkharisma dan terlihat sangat berwibawa. Dia tanpa sungkan langsung memberimu senjata terkutuk.
"Seharusnya bukan aku yang mengantarkan senjata ini. Temanku sekaligus pemilik senjata ini-lah yang berhak. Tapi ku yakin kau akan kebingungan dengannya."
Kamu menaikan alismu. "Maksud Anda?"
Maki tersenyum. "Hah.. kau akan bertemu dengannya. Aku harus kembali mengerjakan misiku. Ja na~" Maki melambaikan tangannya dan pergi. Tapi sebelum tubuhnya perlahan menjauh, dia berbalik. "Ah, iya. Namaku Zenin Maki, kakak seniormu. Salam kenal (Surname)!"
"Zenin-senpai sangat berkharisma. Rasa-rasanya dia pasti akan cocok menjadi pemimpin suatu saat nanti." Kamu menunduk. "Berbanding terbalik denganku yang munafik," gumammu.
Keramaian jalanan Chuo-dori sama sekali tak menganggumu untuk terus menunduk dan setengah melamun. Kamu tersadar ketika mendengar suara seruling yang fals. Hatimu tergerak untuk mencari suara seruling itu dan berhenti di depan sebuah toko yang sepertinya menjual barang-barang antik.
Kamu mengerutkan dahimu. Baru kali ini melihat toko barang antik di Akihabara.
Toko itu sangat kecil, terhimpit gedung-gedung tinggi di kanan-kirinya. Orang-orang berjalan melewatinya, seakan toko itu tidak ada padahal pintu kacanya terbuka sangat lebar. Mengundang siapapun untuk masuk untuk membeli atau sekedar melihat-lihat.
Rasa penasaranmu yang membawamu masuk ke dalam toko itu.
Sejauh kamu mengamati toko ini, isinya barang-barang lama namun kebersihan terlihat jelas di dalam toko ini. Kamu menemukan seseorang yang sedang bermain seruling. Dia berdecak kesal pada seruling itu dan hampir melemparnya namun tak jadi ketika melihat kamu.
"Oh, ada pengunjung. Selamat datang di toko Kiseki!"
Laki-laki berusia sekitar awal 20 itu tersenyum hangat. Dia menghampirimu dengan seruling yang masih dibawanya.
"Aku Taka Reiji. Kamu ingin membeli apa?"
"Anoo.." kamu melirik seruling di tangannya.
Reiji yang melihat kamu melirik seruling di tangannya, menyodorkannya padamu. "Kamu ingin mencoba ini?"
Kamu mengambil seruling hitam dengan tali merah yang melilit sebuah batu giok di ujungnya dari tangan Reiji. Kamu melihat ukiran yang tidak terlalu jelas, mungkin faktor umur pikirmu. Kamu memposisikan lengan juga jari-jemarimu untuk memainkan seruling ini. Faktanya, kamu sama sekali tidak bisa bermain seruling, bahkan alat musik yang sederhana saja kamu sangat payah.
Kamu menarik napas, memposisikan bibirmu dengan lubang seruling dan jari-jemari lentikmu siap menutup dan membuka lubang seruling yang lain. Matamu terpejam.
Suara seruling mulai terdengar. Tiba-tiba waktu terasa seperti berhenti -tidak, berjalan lambat. Alunan melodi yang sebenarnya sembarang saja mampu membuat beberapa pasang mata di luar toko menatap kalian berdua. Mereka kagum dengan permainan serulingmu yang menyentuh hati. Reiji pula terhanyut oleh musik yang kamu mainkan.
Kamu perlahan membuka matamu. Dengan masih memainkan serulingmu, kamu bisa melihat Nobara, Megumi dan Yuuji terpaku oleh suara serulingmu. Kamu sempat melihat sebuah bibir dengan seringaian keluar dari pipi kiri Yuuji. Tapi kamu tidak mempedulikan penglihatanmu yang sepertinya salah itu.
Alunan melodi serulingmu perlahan melambat dan akhirnya berakhir. Kamu menurunkan seruling dan melihat ke luar sana, mereka bertepuk tangan. Mengapresiasikan permainan serulingmu yang sangat menakjubkan. Nobara sampai menitikan air matanya. Terharu sangat oleh permainanmu.
"Melodi yang indah sekali!" puji Reiji
Kamu tersenyum malu. "Terimakasih."
"Bagaimana jika kamu memiliki seruling ini? Sepertinya seruling ini memang berjodoh denganmu."
Kamu menatap seruling di tanganmu. Lalu menatap Reiji yang berharap kamu membelinya. "Baiklah. Aku beli ini."
"AKU BERI DISKON 80% UNTUK PEMBELI PERTAMAKU!"
-----------------------------------------------------------
"Wah yabai... permainan seruling kamu bagus sekali. Aku seperti melihat seorang maestro suling yang memberikan musiknya percuma," kata Nobara
"(Surname), aku tidak tau kau memiliki bakat bermain musik," ucap Megumi
"Aku memang tidak bisa bermain musik, Fushiguro-san."
"TAPI PERMAINAN SULING KAMU TADI INDAH SEKALI. "
"Arigatou Itadori-san."
"Musikmu bisa menghipnotis orang."
Kamu terkejut melihat bibir dengan mata di pipi kanan Yuuji. Yuuji yang melihat kehadiran seseorang di dalam tubuhnya segera menepuk pipinya.
"Maaf (Surname) kakek buyut ini suka datang tiba-tiba."
"Aku bukan kakek buyutmu, bocah."
Mata merah itu keluar lagi dibalik punggung tangan Yuuji. Dia menatapmu tajam. Seketika kamu tersadar. Mata merah itu sama seperti mimpi buruk sebelum kematianmu. Tubuhmu langsung diselimuti tremor. Suling yang kamu pegang terjatuh. Kamu memegangi lehermu. Ekspresimu sangat kesakitan yang membuat Megumi, Nobara dan Yuuji panik.
Berbanding terbalik dengan mata merah itu yang menyunggingkan seringaian lebarnya.
"Omoshiroi..." (Menarik sekali)
------------------------------------------------------------------
To Be Continued
Double update successfull!
Tinggal menghitung beberapa jam lagi~
Ada yang mengagumi kayak ke menghormati gitu ke Maki gak? Atau cuma aku?
Aku pas liat dia kayak wah cocok banget jadi ketua gitu kalau buat school life pasti Maki bakalan jadi bu Ketos hghshghs...
Then,
See you next RE
KAMU SEDANG MEMBACA
RE : Jujutsu Kaisen x Reader [Completed]
Mystery / ThrillerSemua orang disekelilingnya meninggal dengan cara mengenaskan. Hingga dirinya dipanggil gadis pembawa kutukan. Namun dia tidak mempedulikannya justru ingin ikut merasakan kematian. Namun saat dihadapkan dengan kematian, dia malah menginginkan kehid...