RE : NEGADE

1.7K 313 15
                                    

RE : #24 NEGADE (Eva)

Megumi dan Nobara terus berlarian mengikuti anjing shikigami. Mereka tidak mempedulikan tubuh mereka yang mulai basah kuyup meski sudah mengenakan jas hujan.

"Sial! Fushiguro bisakah meminta anjingmu untuk berlari pelan-pelan!" teriak Nobara ditengah derasnya hujan

"Tidak bisa! Kita akan kehilangan jejak (Surname)!"

"Cih."

Nobara kembali diam dan menyemangati dirinya untuk bisa menyamai langkah Megumi yang tentu saja cukup menyulitkan ditambah medan dan hujan yang semakin deras seperti badai, ia tentu pula harus hati-hati melangkah agar tak tergelincir.

Anjing shikigami terus melesat memasuki hutan. Dahi Megumi mengerut mendapati mereka kini harus memasuki sebuah hutan di kala hujan deras seperti ini. Terlebih, ia nampak tak asing dengan hutan ini. Mata Megumi membelalak kaget setelah melihat papan peringatan dengan tulisan berwarna merah darah. Sontak saja, Megumi menghentikan laju larinya.

"Gawat, kita memasuki hutan terlarang Aokigahara."

Nobara yang turut menghentikan laju larinya sedikit memundurkan tubuhnya setelah menyadari jika anjing shikigami membawa mereka menuju hutan yang begitu angker.

"O..oi.. Fushiguro.... Kenapa anjingmu membawa kita ke sini?"

Megumi menggeleng tak tahu. Ia ingat baru saja pergi dari tempat Kento dan mereka baru saja berlarian di bawah guyuran hujan selama sepuluh menit dan tiba-tiba mereka bisa berada di Aokigahara. Ia menelan salivanya dan mempersiapkan diri setelah merasakan sesuatu yang sangat mengerikan tengah mengintai mereka berdua.

"Oi, omae...." Megumi hendak bertanya ke anjingnya tapi ia dikejutkan dengan anjingnya yang menyeringai dan matanya berubah menjadi kuning keemasan.

"Manusia.... Bodoh...."

Anjing shikigami berubah menjadi api biru dengan memakai topeng rubah. Bukan cuma satu, melainkan ada puluhan atau mungkin ratusan api biru yang langsung membuat hutan Aokigahara menjadi terang-benerang. Megumi segera mengeluarkan katana dari dalam bayangannya dan juga Nobara yang meski jengkel mengeluarkan palu kebanggaannya.

Megumi mengeratkan pegangannya pada katana miliknya dan bersiap menebas para kutukan api biru yang seperti pernah ia lihat. Akan tetapi, sebanyak apapun ia menebasnya yang ada mereka malah membelah diri dan malah semakin banyak.

Otaknya bekerja sangat keras untuk segera menyelesaikan ini semua sembari menghindari kutukan api biru yang hendak membakarnya. Kutukan ini seperti amoeba. Membelah diri dan terus memperbanyak diri. Jika aku lengah sedikit, aku malah akan dijadikan sate panggang oleh mereka. Sial, apinya lebih panas dari api biasanya.

Megumi menutup sebelah matanya ketika salah satu dari kutukan api biru itu mengenai pipinya saat ia sedikit lengah. Walau dengan refleks yang cepat sekali pun, Megumi tidak bisa menghindari mereka. Alhasil luka bakar terpatri di pipi kirinya. Ia mengambil napas sebanyak-banyak dan mengusap luka bakar yang tidak terlalu parah. Gila, mereka bertempur dengan kondisi oksigen yang menipis. Ia melirik Nobara yang juga terlihat kepayahan mengambil napas. Seluruh tubuhnya pula bergemetar karena hawa dingin.

"Ah.... Pusing sekali....."

Megumi menoleh cepat ketika mendengar suara benda jatuh. Palu Nobara melesat dari tangannya. "Oi, Kugisaki..." Megumi memanggil Nobara yang tertunduk. Ia hendak menyentuh pundak Nobara tetapi tubuh yang memucat itu langsung menghantam tanah. Beberapa luka bakar tersemat di wajah dan lengannya.

RE : Jujutsu Kaisen x Reader [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang